Sunday, July 4, 2021

BUNG TOMO

D. Zawawi Imron *
jawapos.com
 
Seharusnya seluruh bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Surabaya dan Jawa Timur, berbahagia karena salah seorang putra terbaiknya baru diakui pemerintah sebagai pahlawan. Siapa dia? Tidak lain adalah Sutomo, yang lebih dikenal dengan panggilan Bung Tomo. Ketika penjajah Belanda dengan sekutunya mau merebut kembali bumi Indonesia yang telah merdeka, Bung Tomo memimpin perlawanan, berperang melawan penjajah. Bumi Surabaya disirami darah para pahlawan yang tidak sudi negeri ini kembali menjadi tanah jajahan. Begitu banyaknya para pejuang yang gugur sebagai kusuma bangsa, maka pada 10 November 1945 dikukuhkan pemerintah sebagai Hari Pahlawan.
 
Sebelum Bung Tomo ditetapkan sebagai pahlawan pada 10 November 2008, banyak orang yang merasa heran karena Hari Pahlawan yang diperingati sudah lebih 60 kali itu, pemimpin dan penggeraknya tak kunjung diakui sebagai pahlawan. Itulah anehnya sejarah di negeri ini. Padahal, pahlawan-pahlawan yang lain --ada yang baru beberapa tahun meninggal-- sudah ditetapkan sebagai pahlawan. Mungkin, karena sejarah dan kepahlawanan yang dianut sebuah rezim punya seleranya sendiri. Kadang, sejarah dan kriteria kepahlawanan ada muatan politisnya. Akhirnya sejarah tidak lagi mencerminkan sebuah fakta, tapi berdasarkan selera, sehingga kalau ada rezim berganti, buku sejarah yang diajarkan kepada anak di sekolah pun perlu diganti.
 
Meskipun terlambat, orang-orang yang punya pandangan murni tentang kepahlawanan dan memandang sejarah dengan kacamata nurani merasa lega, gembira, dan bersyukur, karena pencetus peristiwa ''10 November 1945'' itu akhirnya diakui sebagai pahlawan. Selama sekian puluh tahun, sejak wafatnya Bung Tomo di Arafah, Arab Saudi, pada 7 Oktober 1981, para pengagumnya selalu bertanya, kapan Bung Tomo diakui sebagai pahlawan?
 
Agar sedikit mendapat gambaran tentang peristiwa pertempuran 10 November 1945, saya kutipkan surat Bung Tomo kepada Bung Karno (presiden saat itu) yang bertanggal 30 Mei 1966:
 
''Bung Karno, karena dasar Negara RI adalah Pancasila, maka pada tahun 1945 kita telah menyaksikan betapa hebatnya segenap bangsa Indonesia mempertahankan negara yang telah diproklamasikan pada 17 Agustus itu!
 
Seolah-olah pecahan-pecahan bom, mortir, dan granat hanya merupakan mainan belaka. Peluru-peluru musuh yang dihambur-hamburkan dari kapal-kapal perang dan pesawat-pesawat terbang seakan-akan hanya dirasakan sebagai hujan gerimis belaka!
 
Saya menjadi saksi, Bung Karno, bagaimana di Surabaya kyai-kyai dan orang-orang muda Islam tak gentar menghadapi musuh yang jauh lebih kuat persenjataannya, banyak di antara mereka gugur dengan seruan ''ALLAHU AKBAR'' disertai semangat jihad fi sabillilah yang tidak ada taranya.
 
Saya pun menyaksikan bagaimana anak-anak Maluku yang beragama Kristen mempertahankan Kota Surabaya di garis yang terdepan, mereka dengan posisi berdiri tegak memuntahkan peluru-peluru senjata mereka ke arah serdadu-serdadu Inggris dan Belanda yang bergerak maju sehingga gentar serdadu-serdadu asing tersebut!''
 
Itulah gambaran 10 November 1945 menurut pelaku yang memimpin di tengah-tengah kancah peperangan itu. Dari surat di atas, jelas bahwa Bung Tomo adalah orang yang berani dan berpandangan luas. Ia memang sebuah pribadi yang menarik, dan lebih dari itu, cerdas. Bayangkan, di usia 27 tahun ia dilantik Presiden Sukarno sebagai anggota pucuk pimpinan Tentara Nasional Indonesia dengan pangkat Mayor Jenderal (sama dengan Brigadir Jenderal sekarang).
 
Seandainya Bung Tomo tidak diakui secara formal sebagai pahlawan, karena ia memang tidak menuntut gelar dan penghargaan, secara substansial ia telah menjadi pahlawan sejati sejak 10 November 1945.
 
Kita sekarang merindukan orang-orang yang cerdas, cinta bangsa sampai ke tulang sumsum, yang di usia di bawah 30 tahun bisa dipercaya menjadi pemimpin sekaliber Bung Tomo.
***
 
*) D. Zawawi Imron, lahir di desa Batang-batang, Kabupaten Sumenep. Dia mulai terkenal dalam percaturan sastra Indonesia sejak Temu Penyair 10 Kota di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, tahun 1982. http://sastra-indonesia.com/2021/07/bung-tomo/

No comments:

Post a Comment

A. Anzieb A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rifqi Hidayat A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.J. Susmana A.S. Laksana A'yat Khalili Abdul Hadi WM Abdul Hopid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Agus Dermawan T. Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sunyoto Agus Wibowo Agusri Junaidi Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Muchlish Amrin Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akhudiat Ali Audah Alim Bakhtiar Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Hamzah Ana Mustamin Andhika Mappasomba Andi Achdian Andrenaline Katarsis Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anwar Holid Aprinus Salam Arafat Nur Ardy Kresna Crenata Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Wibowo Arman A.Z. Arsyad Indradi Aryadi Mellas Aryo Bhawono Asap Studio Asarpin Asep Rahmat Hidayat Asep Sambodja Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif B Kunto Wibisono Badaruddin Amir Balada Bambang Kempling Bambang Soebendo Banjir Bandang Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Boy Mihaballo Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerbung Cerpen Chairil Gibran Ramadhan D. Zawawi Imron D.N. Aidit Daisy Priyanti Dandy Bayu Bramasta Daniel Dhakidae Dareen Tatour Dea Anugrah Dedy Sufriadi Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desti Fatin Fauziyyah Dewi Sartika Dhanu Priyo Prabowo Dharmadi Diah Budiana Dian Hartati Didin Tulus Djoko Pitono Djoko Saryono Donny Anggoro Dwi Pranoto Echa Panrita Lopi Eddi Koben Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Faizin Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Erlina P. Lestari Erwin Dariyanto Esai Esti Ambirati Evi Idawati Evi Sefiani F. Daus AR F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fandy Hutari Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Faza Bina Al-Alim Felix K. Nesi Ferdian Ananda Majni Fian Firatmaja Gampang Prawoto Gema Erika Nugroho Goenawan Mohamad Gola Gong Gombloh Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Gus Noy H.B. Jassin Hairus Salim Hamka Hamsad Rangkuti Hari Murti Haris Firdaus Harry Aveling Hasan Aspahani Hasif Amini HE. Benyamine Hendri Yetus Siswono Herman Syahara Hermien Y. Kleden Holy Adib Huda S Noor Hudan Hidayat Hudan Nur Humam S Chudori Husni Hamisi I G.G. Maha Adi Iberamsyah Barbary Ida Fitri Idealisa Masyrafina Idrus Ignas Kleden Ikarisma Kusmalina Ike Ayuwandari Ilham Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indria Pamuhapsari Indrian Koto Irfan Sholeh Fauzi Isbedy Stiawan Z.S. J.J. Kusni Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jakob Oetama Jalaluddin Rakhmat Jansen H. Sinamo Joni Ariadinata K.H. Bisri Syansuri K.H. M. Najib Muhammad Kahfi Ananda Giatama Kahfie Nazaruddin Kho Ping Hoo Kika Dhersy Putri Kitab Para Malaikat Kritik Sastra Kucing Oren Kunni Masrohanti Kuswinarto L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Tolstoy Leon Agusta Lesbumi Yogyakarta Lily Yulianti Farid Linda Christanty Linda Sarmili Lukisan Lutfi Mardiansyah Luwu Utara M. Aan Mansyur M. Faizi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M.D. Atmaja M’Shoe Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majene Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mamasa Mamuju Mardi Luhung Marhalim Zaini Maroeli Simbolon Martin Aleida Masamba Mashuri Media KAMA_PO Melani Budianta Mihar Harahap Misbahus Surur Mochtar Lubis Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Afifi Mohammad Yamin Much. Khoiri Muhammad Fauzi Muhammad Muhibbuddin Muhammad Ridwan Muhammad Subarkah Muhammad Walidin Muhammad Yasir Muhyiddin Mukhsin Amar Munawir Aziz Musa Ismail Mustamin Almandary N Teguh Prasetyo Nadine Gordimer Nara Ahirullah Nelson Alwi Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Nugroho Sukmanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Asyhadie Nurul Komariyah Ocehan Onghokham Otto Sukatno CR Pamela Allen Pameran Parakitri T. Simbolon Pelukis Pendidikan Penggalangan Dana Peta Provinsi Sulawesi Barat Polewali Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Salafiyah Karossa Pramoedya Ananta Toer Pramuka Prasetyo Agung Pringadi AS Pringgo HR Priska Prosa Pudyo Saptono Puisi Puput Amiranti N Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R Sutandya Yudha Khaidar R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Ragdi F. Daye Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ratnani Latifah Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Riadi Ngasiran Rian Harahap Ribut Wijoto Rida K Liamsi Riki Fernando Rofiqi Hasan Ronny Agustinus Rozi Kembara Rusydi Zamzami Rx King Motor S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Safar Nurhan Saini K.M. Sajak Salman Rusydie Anwar Salman S Yoga Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Sapto Hoedojo Sasti Gotama Sastra Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Seni Rupa Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirajudin Siswoyo Sitok Srengenge Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Sosiawan Leak Sukitman Sulawesi Selatan Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suriali Andi Kustomo Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Syamsudin Noer Moenadi Syihabuddin Qalyubi Syu’bah Asa Tari Bamba Manurung Tari Bulu Londong Tari Ma’Bundu Tari Mappande Banua Tari Patuddu Tari Salabose Daeng Poralle Tari Sayyang Pattuqduq Tari Toerang Batu Tata Chacha Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teddi Muhtadin Teguh Setiawan Pinang Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tito Sianipar Tjahjono Widijanto Toeti Heraty Tosiani Tri Wahono Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Usman Arrumy UU Hamidy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wan Anwar Wawancara Wayan Sunarta Welly Kuswanto Wicaksono Wicaksono Adi Wilson Nadeak Wisata Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yopie Setia Umbara Yosephine Maryati Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yurnaldi Zamakhsyari Abrar