Wednesday, June 16, 2021

Sajak-Sajak M. Aan Mansyur

cetak.kompas.com
 
Tokoh-Tokoh yang Melawan Kita dalam Satu Cerita
 
1. Kunang-kunang Merah
 
yang hidup dari menghirup dendam kuku-kuku
orang-orang raib, penunggang aib atau penanggung alasan gaib—
kuku orang-orang yang pernah kita desak masuk
dan bertumpuk di lubang-lubang kubur sempit
 
dan kita yang tubuhnya semakin mayat
berharap tumbuh dan bisa mengalahkan nyali
atau mengalihkan nyala mereka menjadi kerlap-kerlip
lampu perayaan di taman kota atau kedap-kedip
genit di sepasang mata kita
 
tetapi dendam dengan apakah bisa lelap?
 
mereka memerahkan sekeliling kita yang gelap
dan di dalam tidur, kita menyaksikan warna merekah
jadi darah lalu mencair dari mata hingga ke mati
yang membunuh seorang pahlawan
—cita-cita yang bahkan tak bisa kita kenang
 
2. Manusia Tebing
 
yang membawa tebing di tubuh—berbatang-batang tebing.
wajahnya penuh lapisan-lapisan sedih yang maha menipu.
sama sekali tak ada waspada yang mengisi pengetahuan kita
lagi. tiba-tiba kita turut bersedih dan karena itulah mereka
bersedia jatuh ke dalam tebing, seolah mengorbankan diri
 
dan kita mengapung di permukaan jejak mereka yang mengepung
—di sini
 
kita berkesedihan, berkesedihan, berkesedihan tidak berkesudahan
terpaksa tersiksa merindukan dan mereka-reka kapan mereka
datang menipu kita sekali dan sekali lagi.
 
mereka butuh tubuh yang terjatuh ke dalam tebing sendiri
untuk hidup. berkali-kali. kita betah dan tabah menyadari
kesedihan hanya reda oleh kesedihan yang berulang kali.
 
sepanjang kala.
 
3. Airmata Mati
 
yang berjatuhan dan tak bisa kembali ke langit mereka:
airmata yang tiba-tiba mati dan tinggal dalam ingatan
 
berwaktu-waktu mengasuh dan mengasah diri
menunggu hingga alir airnya menggelombang
dan busa-busanya menggelembung
 
lalu kelak dengan mudah bisa menelan habis kita
 
dan kini apa yang mampu dielakkan
oleh kita kecuali kata-kata?
 
4. Jalan Melempang dan Melengang
 
tak ada lekuk liku dan yang menyimpang atau turun
dan mendaki yang bisa menyembunyikan kita
—pelangkah-pelangkah takut yang mencari suaka
 
jalan itu terus melebar ke mana-mana,
dan membawa kita tidak ke mana-mana
selain ke tempat berangkat—selalu ke semula
 
jalan itu tak menyimpan ujung dan tujuan
kita tersesat di kerataan yang maha lapang
menjadi kecil, lebih kecil dari yang lebih kecil dari debu,
di telapak tangannya
 
lalu kita telah menjadi yang paling panik dan renik
yang akan remuk dalam lengan-lengan lengangnya
 
memang kita belum mati,
hanya lebih tersiksa dari hidup
dan tersiksa mengharap tidak hidup
 
5. Kitab-Kitab Penyesat
 
memiliki warna-warni lembut dan sejuk
seperti bayang-bayang yang menghalau kemarau
dan orang terhindar dari terbunuh dahaga
 
kita memasuki halaman-halaman
dan mengetuk pintu-pintu mereka
 
bermimpi tidur di pelukan kata-kata
dan kalimat mereka—yang rupanya
muslihat
 
apa? dengan sakit kita mendatangi apotik
yang menjual rupa-rupa racun
 
o, kita sendiri yang mengetuk
untuk masuk mengambil kutuk!
 
6. Rimba Suara
 
kita dulu memang mencintai tumbuh-tumbuhan
nenek moyang kita paling petani. rahim subur
yang melahirkan kita ialah tanah-tanah gembur
 
namun apa yang ingin kita buat hijau kini?
 
lalu muncullah mereka, suara-suara itu,
yang mula-mula sembunyi di mulut kita sendiri
yang malu-malu menyebut diri kawan
tapi enggan pula menyebut diri lawan
 
kita tidak sedang membangun surga dengan rimba
lalu ada buah-buahan yang menyelamatkan
dan mengirimkan kita ke bumi yang kosong
dan kita mulai bisa menggarap hidup
 
rupanya kita menimbun diri sendiri di rimbun
suara-suara yang hutan itu—yang kuat
melampaui daya hantu tuhan-tuhan
 
7. Bayangan-Bayangan Kita
 
bukan bayangan yang hitam tanpa cahaya mata
bukan makhluk yang mati tanpa kita
 
mereka sekawanan yang menyerupai kita
dengan pikiran yang membolak-balik
pengetahuan kita
 
kita berpikir telah melahirkan mereka,
mereka berpikir kita anak-anak durhaka
yang meminta hukuman
 
medan perang adalah cermin
namun mereka lebih gesit bergerak
dan kita mengikutinya—kita menampar
wajah kita ketika mereka menampar wajah kita
 
kita menangisi diri kita
ketika mereka menertawai kita
 
8. Hari Pertimbangan
 
dia, yang menamai diri hari pertimbangan,
mengumpulkan kita dan mengundang
tebing itu, kunang-kunang itu, airmata itu,
jalan-jalan itu, kitab-kitab itu, hutan-hutan itu,
bayangan-bayangan itu
 
dia menyuguhi kita pertunjukan dan pesta
yang mengandung rasa penasaran
 
dia membiarkan kita mabuk dan bicara
memperkenalkan diri sebagai tokoh utama—
satu-satunya tokoh yang paling berdaya,
yang paling dianiaya
 
dia dan tamu-tamunya menertawai dan menghadiahi
kita senjata-senjata dan pilihan untuk bunuh diri
atau meninggalkan cerita ini dengan mengaku
kalah
 
dan kita melakukan kedua-duanya
 
***
M. Aan Mansyur, lahir di Bone, Sulawesi Selatan, 14 Januari 1982. Sehari-hari ia bekerja sebagai pustakawan di Kafe Baca Biblioholic di Makassar. Kumpulan puisinya adalah Hujan Rintih-rintih (2005), Aku Hendak Pindah Rumah (2008), dan Cinta yang Marah (2009). http://sastra-indonesia.com/2010/01/sajak-sajak-m-aan-mansyur-3/

No comments:

Post a Comment

A. Anzieb A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rifqi Hidayat A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.J. Susmana A.S. Laksana A'yat Khalili Abdul Hadi WM Abdul Hopid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Agus Dermawan T. Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sunyoto Agus Wibowo Agusri Junaidi Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Muchlish Amrin Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akhudiat Ali Audah Alim Bakhtiar Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Hamzah Ana Mustamin Andhika Mappasomba Andi Achdian Andrenaline Katarsis Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anwar Holid Aprinus Salam Arafat Nur Ardy Kresna Crenata Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Wibowo Arman A.Z. Arsyad Indradi Aryadi Mellas Aryo Bhawono Asap Studio Asarpin Asep Rahmat Hidayat Asep Sambodja Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif B Kunto Wibisono Badaruddin Amir Balada Bambang Kempling Bambang Soebendo Banjir Bandang Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Boy Mihaballo Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerbung Cerpen Chairil Gibran Ramadhan D. Zawawi Imron D.N. Aidit Daisy Priyanti Dandy Bayu Bramasta Daniel Dhakidae Dareen Tatour Dea Anugrah Dedy Sufriadi Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desti Fatin Fauziyyah Dewi Sartika Dhanu Priyo Prabowo Dharmadi Diah Budiana Dian Hartati Didin Tulus Djoko Pitono Djoko Saryono Donny Anggoro Dwi Pranoto Echa Panrita Lopi Eddi Koben Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Faizin Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Erlina P. Lestari Erwin Dariyanto Esai Esti Ambirati Evi Idawati Evi Sefiani F. Daus AR F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fandy Hutari Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Faza Bina Al-Alim Felix K. Nesi Ferdian Ananda Majni Fian Firatmaja Gampang Prawoto Gema Erika Nugroho Goenawan Mohamad Gola Gong Gombloh Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Gus Noy H.B. Jassin Hairus Salim Hamka Hamsad Rangkuti Hari Murti Haris Firdaus Harry Aveling Hasan Aspahani Hasif Amini HE. Benyamine Hendri Yetus Siswono Herman Syahara Hermien Y. Kleden Holy Adib Huda S Noor Hudan Hidayat Hudan Nur Humam S Chudori Husni Hamisi I G.G. Maha Adi Iberamsyah Barbary Ida Fitri Idealisa Masyrafina Idrus Ignas Kleden Ikarisma Kusmalina Ike Ayuwandari Ilham Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indria Pamuhapsari Indrian Koto Irfan Sholeh Fauzi Isbedy Stiawan Z.S. J.J. Kusni Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jakob Oetama Jalaluddin Rakhmat Jansen H. Sinamo Joni Ariadinata K.H. Bisri Syansuri K.H. M. Najib Muhammad Kahfi Ananda Giatama Kahfie Nazaruddin Kho Ping Hoo Kika Dhersy Putri Kitab Para Malaikat Kritik Sastra Kucing Oren Kunni Masrohanti Kuswinarto L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Tolstoy Leon Agusta Lesbumi Yogyakarta Lily Yulianti Farid Linda Christanty Linda Sarmili Lukisan Lutfi Mardiansyah Luwu Utara M. Aan Mansyur M. Faizi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M.D. Atmaja M’Shoe Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majene Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mamasa Mamuju Mardi Luhung Marhalim Zaini Maroeli Simbolon Martin Aleida Masamba Mashuri Media KAMA_PO Melani Budianta Mihar Harahap Misbahus Surur Mochtar Lubis Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Afifi Mohammad Yamin Much. Khoiri Muhammad Fauzi Muhammad Muhibbuddin Muhammad Ridwan Muhammad Subarkah Muhammad Walidin Muhammad Yasir Muhyiddin Mukhsin Amar Munawir Aziz Musa Ismail Mustamin Almandary N Teguh Prasetyo Nadine Gordimer Nara Ahirullah Nelson Alwi Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Nugroho Sukmanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Asyhadie Nurul Komariyah Ocehan Onghokham Otto Sukatno CR Pamela Allen Pameran Parakitri T. Simbolon Pelukis Pendidikan Penggalangan Dana Peta Provinsi Sulawesi Barat Polewali Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Salafiyah Karossa Pramoedya Ananta Toer Pramuka Prasetyo Agung Pringadi AS Pringgo HR Priska Prosa Pudyo Saptono Puisi Puput Amiranti N Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R Sutandya Yudha Khaidar R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Ragdi F. Daye Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ratnani Latifah Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Riadi Ngasiran Rian Harahap Ribut Wijoto Rida K Liamsi Riki Fernando Rofiqi Hasan Ronny Agustinus Rozi Kembara Rusydi Zamzami Rx King Motor S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Safar Nurhan Saini K.M. Sajak Salman Rusydie Anwar Salman S Yoga Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Sapto Hoedojo Sasti Gotama Sastra Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Seni Rupa Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirajudin Siswoyo Sitok Srengenge Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Sosiawan Leak Sukitman Sulawesi Selatan Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suriali Andi Kustomo Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Syamsudin Noer Moenadi Syihabuddin Qalyubi Syu’bah Asa Tari Bamba Manurung Tari Bulu Londong Tari Ma’Bundu Tari Mappande Banua Tari Patuddu Tari Salabose Daeng Poralle Tari Sayyang Pattuqduq Tari Toerang Batu Tata Chacha Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teddi Muhtadin Teguh Setiawan Pinang Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tito Sianipar Tjahjono Widijanto Toeti Heraty Tosiani Tri Wahono Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Usman Arrumy UU Hamidy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wan Anwar Wawancara Wayan Sunarta Welly Kuswanto Wicaksono Wicaksono Adi Wilson Nadeak Wisata Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yopie Setia Umbara Yosephine Maryati Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yurnaldi Zamakhsyari Abrar