Saturday, May 22, 2021

Puisi Cinta Deavies Matahari

Tito Sianipar
tempointeraktif.com
 
Latar panggung berupa layar lebar menampilkan gambar api yang menyala hebat. Di sisi lain panggung, dipasang tiga panel lukisan minimalis berukuran 2 x 3 meter bergambar batang pohon yang tinggal ranting dengan daun yang minim. Di tengah panggung, enam penampil yang mengenakan pakaian fit to body ketat berwarna hitam dibalut kain putih memainkan berbagai alat musik.
 
Puisi Seperti Hutan yang Terbakar karya Kemala mengalun. Aura protes terhadap kerusakan hutan menyeruak, apalagi ditambah dengan emosi yang terkandung dalam musikalitasnya. “Ada kemarahan melihat alam yang luka,” ujar Devie Komala Syahni Siregar, anggota Devies Sanggar Matahari, kepada Tempo.
 
Sabtu dan Minggu malam lalu, Deavies Sanggar Matahari menggelar konser musikalisasi puisi di Graha Bhakti Budaya dan Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Sebelum mereka, terlebih dulu tampil beberapa anggota Komunitas Musikalisasi Puisi Indonesia, antara lain dari Jakarta, Banten, Sulawesi Tenggara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, dan Kalimantan Selatan. “Awalnya konser kami sendiri. Seiring dengan jalannya waktu, teman-teman pengen ikut juga,” Devie menambahkan.
 
Deavies Sanggar Matahari adalah kelompok yang khusus mendedikasikan diri pada seni musikalisasi puisi. Anggota sanggar ini terdiri atas enam bersaudara, yakni Dedie S. Putra Siregar, Andrie Syahnila Putra Siregar, Devie, Denie Syahnila Putra Siregar, Herie Syahnila Putra Siregar, dan Irma Komala Syahni Siregar. Mereka adalah anak-anak pasangan Fredie Arsi dan Rosmila Djalal.
 
Fredie boleh dikatakan pelopor genre seni musikalisasi puisi di Indonesia. Pada 1990, ketika seni ini pertama kali diperkenalkan, hanya segelintir orang yang memberi perhatian. Selanjutnya, pada 1994, gerakan ini mendapat sambutan dari Pusat Bahasa dengan menghadirkan program Bengkel Sastra, yakni semacam pelatihan bagi guru dan murid guna mengembangkan musikalisasi puisi. Sejak itu, musikalisasi puisi mulai marak.
 
Kiprah Fredie Arsi di jalur musikalisasi puisi dimulai pada 1982 dengan mengajari anak-anaknya menyanyikan puisi. Ketika itu, ia sudah memiliki Deavies Group, yakni singkatan tiga anak tertuanya. Kelompok inilah yang keluar sebagai pemenang ketika Pusat Bahasa mengadakan Festival Musikalisasi Puisi pada 1990, yang juga dicanangkan sebagai tonggak kelahiran Deavies Sanggar Matahari.
 
Mereka kerap menggelar pertunjukan dari pelosok desa hingga kota besar, bahkan sampai ke negeri tetangga, Malaysia. Sanggar yang diganjar sejumlah penghargaan itu telah melahirkan empat album musikalisasi puisi: Apresiasi Sastra (Balai Pustaka, 1996), Puisi untuk Aceh (KaSUHA, 2000), Nyanyian Rindu (2003), dan Ruh (u) Krak (2007).
 
Ini konser kedua Devies. Adapun konser pertamanya digelar pada Oktober 2000. Pada konser kali ini, Deavies memusikalisasi karya sejumlah sastrawan, seperti Pada Mu Jua (Amir Hamzah), Nawang Wulan (Subagyo Sastrowardoyo), Gadis Peminta-minta (Toto Sudarto Bachtiar), Salam Damai (Fikar Eda), dan Diponegoro (Chairil Anwar).
 
Tak ketinggalan puisi karya mereka sendiri, seperti Problema II (Fredie Arsi), Ruh (u) Krak (Didie S. Putra), dan Musik Alam (Fredie Arsi).
 
Satu yang menjadi catatan, konser ini terasa seperti acara keluarga, termasuk ketika kedua orang tua mereka didaulat naik ke panggung. “Keluarga ini penuh cinta dan kasih sayang,” kata Fredie, sang ayah.
 
Cinta dan kasih itulah, menurut Devie, yang membuat mereka berhasil menciptakan karya seni. “Ternyata komunikasi (keluarga) bisa berjalan melalui kesenian. Kami ingin menunjukkan bagaimana rasa cinta bisa membuat karya yang baik,” Devie menambahkan.
***

http://sastra-indonesia.com/2010/09/puisi-cinta-deavies-matahari/

No comments:

Post a Comment

A. Anzieb A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rifqi Hidayat A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.J. Susmana A.S. Laksana A'yat Khalili Abdul Hadi WM Abdul Hopid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Agus Dermawan T. Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sunyoto Agus Wibowo Agusri Junaidi Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Muchlish Amrin Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akhudiat Ali Audah Alim Bakhtiar Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Hamzah Ana Mustamin Andhika Mappasomba Andi Achdian Andrenaline Katarsis Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anwar Holid Aprinus Salam Arafat Nur Ardy Kresna Crenata Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Wibowo Arman A.Z. Arsyad Indradi Aryadi Mellas Aryo Bhawono Asap Studio Asarpin Asep Rahmat Hidayat Asep Sambodja Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif B Kunto Wibisono Badaruddin Amir Balada Bambang Kempling Bambang Soebendo Banjir Bandang Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Boy Mihaballo Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerbung Cerpen Chairil Gibran Ramadhan D. Zawawi Imron D.N. Aidit Daisy Priyanti Dandy Bayu Bramasta Daniel Dhakidae Dareen Tatour Dea Anugrah Dedy Sufriadi Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desti Fatin Fauziyyah Dewi Sartika Dhanu Priyo Prabowo Dharmadi Diah Budiana Dian Hartati Didin Tulus Djoko Pitono Djoko Saryono Donny Anggoro Dwi Pranoto Echa Panrita Lopi Eddi Koben Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Faizin Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Erlina P. Lestari Erwin Dariyanto Esai Esti Ambirati Evi Idawati Evi Sefiani F. Daus AR F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fandy Hutari Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Faza Bina Al-Alim Felix K. Nesi Ferdian Ananda Majni Fian Firatmaja Gampang Prawoto Gema Erika Nugroho Goenawan Mohamad Gola Gong Gombloh Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Gus Noy H.B. Jassin Hairus Salim Hamka Hamsad Rangkuti Hari Murti Haris Firdaus Harry Aveling Hasan Aspahani Hasif Amini HE. Benyamine Hendri Yetus Siswono Herman Syahara Hermien Y. Kleden Holy Adib Huda S Noor Hudan Hidayat Hudan Nur Humam S Chudori Husni Hamisi I G.G. Maha Adi Iberamsyah Barbary Ida Fitri Idealisa Masyrafina Idrus Ignas Kleden Ikarisma Kusmalina Ike Ayuwandari Ilham Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indria Pamuhapsari Indrian Koto Irfan Sholeh Fauzi Isbedy Stiawan Z.S. J.J. Kusni Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jakob Oetama Jalaluddin Rakhmat Jansen H. Sinamo Joni Ariadinata K.H. Bisri Syansuri K.H. M. Najib Muhammad Kahfi Ananda Giatama Kahfie Nazaruddin Kho Ping Hoo Kika Dhersy Putri Kitab Para Malaikat Kritik Sastra Kucing Oren Kunni Masrohanti Kuswinarto L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Tolstoy Leon Agusta Lesbumi Yogyakarta Lily Yulianti Farid Linda Christanty Linda Sarmili Lukisan Lutfi Mardiansyah Luwu Utara M. Aan Mansyur M. Faizi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M.D. Atmaja M’Shoe Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majene Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mamasa Mamuju Mardi Luhung Marhalim Zaini Maroeli Simbolon Martin Aleida Masamba Mashuri Media KAMA_PO Melani Budianta Mihar Harahap Misbahus Surur Mochtar Lubis Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Afifi Mohammad Yamin Much. Khoiri Muhammad Fauzi Muhammad Muhibbuddin Muhammad Ridwan Muhammad Subarkah Muhammad Walidin Muhammad Yasir Muhyiddin Mukhsin Amar Munawir Aziz Musa Ismail Mustamin Almandary N Teguh Prasetyo Nadine Gordimer Nara Ahirullah Nelson Alwi Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Nugroho Sukmanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Asyhadie Nurul Komariyah Ocehan Onghokham Otto Sukatno CR Pamela Allen Pameran Parakitri T. Simbolon Pelukis Pendidikan Penggalangan Dana Peta Provinsi Sulawesi Barat Polewali Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Salafiyah Karossa Pramoedya Ananta Toer Pramuka Prasetyo Agung Pringadi AS Pringgo HR Priska Prosa Pudyo Saptono Puisi Puput Amiranti N Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R Sutandya Yudha Khaidar R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Ragdi F. Daye Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ratnani Latifah Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Riadi Ngasiran Rian Harahap Ribut Wijoto Rida K Liamsi Riki Fernando Rofiqi Hasan Ronny Agustinus Rozi Kembara Rusydi Zamzami Rx King Motor S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Safar Nurhan Saini K.M. Sajak Salman Rusydie Anwar Salman S Yoga Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Sapto Hoedojo Sasti Gotama Sastra Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Seni Rupa Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirajudin Siswoyo Sitok Srengenge Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Sosiawan Leak Sukitman Sulawesi Selatan Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suriali Andi Kustomo Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Syamsudin Noer Moenadi Syihabuddin Qalyubi Syu’bah Asa Tari Bamba Manurung Tari Bulu Londong Tari Ma’Bundu Tari Mappande Banua Tari Patuddu Tari Salabose Daeng Poralle Tari Sayyang Pattuqduq Tari Toerang Batu Tata Chacha Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teddi Muhtadin Teguh Setiawan Pinang Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tito Sianipar Tjahjono Widijanto Toeti Heraty Tosiani Tri Wahono Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Usman Arrumy UU Hamidy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wan Anwar Wawancara Wayan Sunarta Welly Kuswanto Wicaksono Wicaksono Adi Wilson Nadeak Wisata Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yopie Setia Umbara Yosephine Maryati Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yurnaldi Zamakhsyari Abrar