Tuesday, August 3, 2021

Sekolah Membentuk Manusia Berbudaya

A. Rifqi Hidayat *
lampungpost.com
 
PROSES kehidupan manusia selalu bergerak dialektis. Alam adalah ruang bagi manusia untuk belajar, memahami segala perubahannya. Alam pun menjelma guru bagi manusia. Manusia lantas menjadi penafsir atas kejadian alam dan memunculkan suatu respons yang menjadi benih lahirnya kebudayaan. Kebudayaan berikutnya menjadi narasi bagi manusia untuk menciptakan peradaban.
 
Proses belajar kepada alam, dengan demikian adalah fondasi terbentuknya apa yang kemudian disebut sebagai pendidikan. Sekolah adalah hasil peradaban kemusiaan ketika proses pendidikan terinstitusi, lengkap dengan segala aturannya.
 
Kebudayaan dari akar kata “budaya”, dalam bahasa sansekerta buddhayah, bentuk jamak dari kata buddhi, yang artinya sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Manusia memiliki pribadi berharga, ia memiliki hak-hak yang tidak dapat direndahkan atau diperkosa oleh komunitasnya (masyarakat). Manusia sebagai pribadi yang utuh berpikir, menghamba (memiliki Tuhan), kesadaran yang utuh ini menjadikan manusia mampu berjalan selaras dengan alam, manusia yang berpendidikan.
 
Pendidikan menjadikan manusia sebagai manusia seutuhnya. Manusia merupakan makhluk yang berakal budi, animal rationale, lebih dari sekadar binatang yang hanya memiliki insting. Manusia memiliki akal pikiran yang berfungsi mengendalikan diri dari naluri hewani. Masyarakat yang berpendidikan adalah masyarakat yang berbudaya. Dalam berbudaya manusia memiliki ketertarikan akan keindahan. Secara sederhana, kesenian adalah bentuk kebudayaan yang bisa dilihat dengan mata telanjang. Norma, etika, dan nilai sosial adalah kebudayaan yang menjadi spirit masyarakat.
 
Pemberdayaan Manusia
 
Sebagai sebuah proses, pendidikan lalu terfaksionalisasi ke dalam berbagai ragam, sesuai dengan nilai-nilai (ideologis, politis, agama) di mana institusi pendidikan itu berdiri. Pendidikan dalam perspektif Islam diistilahkan dengan kata tarbiyyah. Said Aqil Siraj menjelaskan tentang makna tarbiyyah dalam etimologi yang meliputi riba (uang yang selalu berkembang), rabwah (tanah yang tinggi), dan rabb (sifat Allah yang memelihara, mencintai dan mendidik).
 
Dengan demikian, pendidikan memiliki makna yang lebih luas dari sebatas pengajaran. Pendidikan mengandung makna menambah (pengetahuan), cita-cita luhur (tinggi), harapan dan tujuan memuliakan entitas lain, dan cinta kasih.
 
Paulo Freire merumuskan tentang pendidikan sebagai alat untuk membebaskan manusia dari segala penindasan. Ini tak lepas dari ideologi Freire yang Marxis. Pendidikan bagi Freire menjadi narasi bagi masyarakat arus bawah untuk bangkit melawan tirani kekuasaan yang menyebabkan ketimpangan sosial. Proses pendidikan harus mampu berada pada posisi yang sebenarnya dan tidak terbatas pada ruang kelas formal di lembaga pendidikan. Unsur pendidikan harus dapat dipraktekkan oleh setiap warga negara Indonesia, terlepas ia memiliki kemampuan pedagogis (mengajar secara formal) ataupun tidak.
 
Pendidikan dengan perspektif modernisasi mengurai berbagai persoalan kebangsaan. Pendidikan dalam etika sekolah formal harus memiliki nilai plus, kreativitas yang mengacu pada kemampuan produk pendidikan untuk bertahan dan hidup sesuai kemajuan peradaban karena maju berkembangnya suatu negara ditentukan oleh kemajuannya dalam penyelenggaraan pendidikan.
 
Sedangkan kemajuan pendidikan suatu bangsa mengacu pada kedewasaan dan budaya bangsa itu sendiri dalam sistem dan penyelenggaraan pendidikan. Dalam hal ini pendidikan juga harus mampu menjadi sebuah kebudayaan atau education is culture of human life’s. Persoalan pendidikan, tidak hanya menyangkut pada pendidikan formal semata, akan tetapi pendidikan yang terarah dan terpadu dari lingkungan terkecil (keluarga). Pendidikan dalam skala nasional harus mampu menyadarkan manusia tentang potensi diri dan lingkungan sehingga tercipta semangat peningkatan kemampuan bangsa atau inner will.
 
Pendidikan Nonformal
 
Modernisasi dalam sistem pendidikan membawa dampak yang luar biasa bagi kebudayaan. Nilai-nilai yang sejatinya mengejawantah dalam sikap dan perilaku siswa di masyarakat. Namun, nilai-nilai berbasis pengetahun dan karakter hanya jatuh pada sifatnya yang banal; nilai dalam rapor atau UN.
 
Pendidikan nonformal yang memiliki kelebihan pada keteraturan dan keterukuran moralitas masyarakat, hadir menjadi autokritik bagi pendidikan resmi ala pemerintah. Pendidikan nonformal memiliki keterikatan pada nilai yang berarti norma dan etika. Mencermati hal tersebut selayaknya sekolah tidak hanya menjadi sebuah lembaga pendidikan formal, tetapi juga nonformal. Dwifungsi ini akan mampu menjadikan sekolah sebagai bagian integral dari masyarakat.

*) Peneliti el-Wahid Center Universitas Wahid Hasyim Semarang. /07 April 2012 http://sastra-indonesia.com/2012/04/sekolah-membentuk-manusia-berbudaya/

No comments:

Post a Comment

A. Anzieb A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rifqi Hidayat A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.J. Susmana A.S. Laksana A'yat Khalili Abdul Hadi WM Abdul Hopid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Agus Dermawan T. Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sunyoto Agus Wibowo Agusri Junaidi Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Muchlish Amrin Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akhudiat Ali Audah Alim Bakhtiar Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Hamzah Ana Mustamin Andhika Mappasomba Andi Achdian Andrenaline Katarsis Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anwar Holid Aprinus Salam Arafat Nur Ardy Kresna Crenata Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Wibowo Arman A.Z. Arsyad Indradi Aryadi Mellas Aryo Bhawono Asap Studio Asarpin Asep Rahmat Hidayat Asep Sambodja Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif B Kunto Wibisono Badaruddin Amir Balada Bambang Kempling Bambang Soebendo Banjir Bandang Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Boy Mihaballo Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerbung Cerpen Chairil Gibran Ramadhan D. Zawawi Imron D.N. Aidit Daisy Priyanti Dandy Bayu Bramasta Daniel Dhakidae Dareen Tatour Dea Anugrah Dedy Sufriadi Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desti Fatin Fauziyyah Dewi Sartika Dhanu Priyo Prabowo Dharmadi Diah Budiana Dian Hartati Didin Tulus Djoko Pitono Djoko Saryono Donny Anggoro Dwi Pranoto Echa Panrita Lopi Eddi Koben Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Faizin Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Erlina P. Lestari Erwin Dariyanto Esai Esti Ambirati Evi Idawati Evi Sefiani F. Daus AR F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fandy Hutari Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Faza Bina Al-Alim Felix K. Nesi Ferdian Ananda Majni Fian Firatmaja Gampang Prawoto Gema Erika Nugroho Goenawan Mohamad Gola Gong Gombloh Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Gus Noy H.B. Jassin Hairus Salim Hamka Hamsad Rangkuti Hari Murti Haris Firdaus Harry Aveling Hasan Aspahani Hasif Amini HE. Benyamine Hendri Yetus Siswono Herman Syahara Hermien Y. Kleden Holy Adib Huda S Noor Hudan Hidayat Hudan Nur Humam S Chudori Husni Hamisi I G.G. Maha Adi Iberamsyah Barbary Ida Fitri Idealisa Masyrafina Idrus Ignas Kleden Ikarisma Kusmalina Ike Ayuwandari Ilham Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indria Pamuhapsari Indrian Koto Irfan Sholeh Fauzi Isbedy Stiawan Z.S. J.J. Kusni Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jakob Oetama Jalaluddin Rakhmat Jansen H. Sinamo Joni Ariadinata K.H. Bisri Syansuri K.H. M. Najib Muhammad Kahfi Ananda Giatama Kahfie Nazaruddin Kho Ping Hoo Kika Dhersy Putri Kitab Para Malaikat Kritik Sastra Kucing Oren Kunni Masrohanti Kuswinarto L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Tolstoy Leon Agusta Lesbumi Yogyakarta Lily Yulianti Farid Linda Christanty Linda Sarmili Lukisan Lutfi Mardiansyah Luwu Utara M. Aan Mansyur M. Faizi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M.D. Atmaja M’Shoe Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majene Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mamasa Mamuju Mardi Luhung Marhalim Zaini Maroeli Simbolon Martin Aleida Masamba Mashuri Media KAMA_PO Melani Budianta Mihar Harahap Misbahus Surur Mochtar Lubis Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Afifi Mohammad Yamin Much. Khoiri Muhammad Fauzi Muhammad Muhibbuddin Muhammad Ridwan Muhammad Subarkah Muhammad Walidin Muhammad Yasir Muhyiddin Mukhsin Amar Munawir Aziz Musa Ismail Mustamin Almandary N Teguh Prasetyo Nadine Gordimer Nara Ahirullah Nelson Alwi Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Nugroho Sukmanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Asyhadie Nurul Komariyah Ocehan Onghokham Otto Sukatno CR Pamela Allen Pameran Parakitri T. Simbolon Pelukis Pendidikan Penggalangan Dana Peta Provinsi Sulawesi Barat Polewali Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Salafiyah Karossa Pramoedya Ananta Toer Pramuka Prasetyo Agung Pringadi AS Pringgo HR Priska Prosa Pudyo Saptono Puisi Puput Amiranti N Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R Sutandya Yudha Khaidar R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Ragdi F. Daye Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ratnani Latifah Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Riadi Ngasiran Rian Harahap Ribut Wijoto Rida K Liamsi Riki Fernando Rofiqi Hasan Ronny Agustinus Rozi Kembara Rusydi Zamzami Rx King Motor S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Safar Nurhan Saini K.M. Sajak Salman Rusydie Anwar Salman S Yoga Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Sapto Hoedojo Sasti Gotama Sastra Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Seni Rupa Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirajudin Siswoyo Sitok Srengenge Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Sosiawan Leak Sukitman Sulawesi Selatan Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suriali Andi Kustomo Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Syamsudin Noer Moenadi Syihabuddin Qalyubi Syu’bah Asa Tari Bamba Manurung Tari Bulu Londong Tari Ma’Bundu Tari Mappande Banua Tari Patuddu Tari Salabose Daeng Poralle Tari Sayyang Pattuqduq Tari Toerang Batu Tata Chacha Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teddi Muhtadin Teguh Setiawan Pinang Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tito Sianipar Tjahjono Widijanto Toeti Heraty Tosiani Tri Wahono Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Usman Arrumy UU Hamidy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wan Anwar Wawancara Wayan Sunarta Welly Kuswanto Wicaksono Wicaksono Adi Wilson Nadeak Wisata Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yopie Setia Umbara Yosephine Maryati Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yurnaldi Zamakhsyari Abrar