Monday, August 2, 2021

Meneladani Strategi Dakwah Wali Songo

 

Muhyiddin
Republika, 09 Nov 2019
 
Dakwah Wali Songo menjadi inspirasi syiar Islam hingga detik ini
 
Penyebaran Islam di Nusantara tidak terlepas dari peran Wali Songo, sembilan tokoh penyebar Islam yang dakwahnya bisa memikat hati masyarakat Indonesia. Fakta sejarah menunjukkan bahwa setelah dakwah Islam dijalankan Wali Songo, Islam berkembang sangat pesat di kalangan pribumi.
 
Buku berjudul Atlas Wali Songo ini menyajikan berbagai strategi dakwah yang dilakukan Wali Songo dalam menyebarkan Islam di nusantara. Buku ini merupakan buku pertama yang mengungkap Wali Songo sebagai fakta sejarah. Karya Agus Sunyoto ini berusaha menjawab keraguan banyak orang mengenai kebenaran adanya Wali Songo di nusantara.
 
Dalam pengantaranya di buku ini, Prof KH Said Aqil Siraj mengatakan, para wali telah merumuskan strategi dakwah atau strategi kebudayaan secara lebih sistematis, terutama bagaimana menghadapi kebudayaan Jawa dan nusantara pada umumnya yang sudah sangat tua, kuat, dan mapan.
 
Menurut dia, para wali memiliki metode dakwah yang sangat bijak. Mereka memperkenalkan Islam tidak serta merta, tidak ada cara instan, sehingga Wali Songo merumuskan strategi jangka panjang. Tidak masalah bagi mereka jika harus mengenalkan Islam pada anak-anak karena mereka merupakan masa depan bangsa.
 
Kiai Said mengungkapkan, strategi para wali dalam mengembangkan ajaran Islam di bumi nusantara dimulai dengan beberapa langkah strategis. Pertama, tadrij (bertahap). Misalnya, ketika pribumi meminum tuak atau makan daging babi, secara bertahap para wali akan meluruskan perilaku mereka tersebut sesuai dengan ajaran Islam.
 
Kedua, adamul haraj (tidak menyakiti). Menurut Kiai Said, dengan cara ini para wali membawa Islam tidak dengan mengusik tradisi mereka, bahkan tidak mengusik agama dan kepercayaan mereka, tapi memperkuatnya dengan cara yang Islami.
 
Para wali sadar betul bahwa kenusantaraan yang multietnis, multibudaya, dan multibahasa ini bagi mereka adalah anugerah Allah yang tiada tara, kata Kiai Said. Ajaran dan strategi dakwah para Wali Songo tersebut bisa teladani dan dikembangkan oleh para pendakwah saat ini sesuai dengan konteks zaman. Buku ini merupakan sumber referensi yang penting untuk dibaca oleh para mubaligh, bahkan oleh para akademisi, budayawan, dan aktivis sosial.
 
Agus Sunyoto dalam buku ini menjelaskan, gerakan dakwah Wali Songo merujuk pada usaha-usaha penyampaian dakwah Islam melalui cara-cara damai, terutama melalui prinsip mawidzatul hasanah wa mujadalah billati hiya ahsan, yaitu metode penyampaian ajaran Islam melalui cara dan tutur bahasa yang baik. Pada masa itu, ajaran Islam dikemas oleh para ulama sebagai ajaran yang sederhana dan dikaitkan dengan pemahaman masyarakat setempat. Mereka mmebumikan Islam se suai adat budaya dan kepercayaan penduduk setempat lewat proses asimilasi dan sinkretisasi.
 
Menurut penulis, pelaksanaan dakwah dengan cara ini memang membutuhkan waktu lama, tetapi berlangsung secara damai. Menurut Thomas W Arnold dalam The Preaching of Islam, tumbuh dan berkembangnya agama Islam secara damai ini lebih banyak merupakan hasil usaha para mubaligh dibandingkan dengan hasil usaha para pemimpin negara.
 
Upaya penghapusan jejak para wali
 
Sebagaimana yang ditulis Agus Sunyoto dalam buku ini, sejarah penyebaran agama Islam di Indonesia berusaha dipelintir oleh oknum tertentu untuk menghilangkan jejak para Wali Songo. Salah satu buktinya adalah tidak dicantumkannya perihal Wali Songo di dalam buku Ensiklopedia Islamyang diterbitkan Ikhtiar Baru Van Hoeve.
 
Menurut penulis, penghapusan Wali Songo dari tokoh-tokoh penyebar Islam di nusantara itu tidak bisa ditafsirkan lain kecuali merupakan usaha-usaha sistematis dari golongan minoritas yang memiliki akidah dan ideologi Wahabi untuk membasmi paham Ahlusunnah waljamaah (Aswaja). Karena itu, penulis terjun ke lapangan untuk meneliti sejarah dakwah Islam Wali Songo.
 
Dalam buku ini, Agus Sunyoto menjelas kan dengan sangat detail bagaimana agama Islam disebarkan dengan cara yang amat sangat rapi, terstruktur, sistematis, mera suk ke dalam budaya masyarakat nusantara yang saat itu dikenal memiliki karakter yang cenderung kaku.
 
Buku ini tidak serta merta langsung membahas mengenai Wali Songo. Di awal bab buku ini, penulis terlebih dahulu membahas secara detail kondisi geografis nusantara saat itu, kondisi penduduk kuno kepulauan nusantara, dan asal muasal nenek moyang penduduk nusantara.
 
Hal itu penting diketahui untuk menjawab pertanyaan mengapa para penyebar aga ma Islam saat itu harus menyusun strategi khusus. Karena itu, dalam buku ini penulis juga membahas secara lengkap kondisi pen duduk nusantara sebelum memeluk agama Hindu, Budha, dan Islam.
 
Selain itu, pada bab awal buku ini penulis juga membahas kondisi budaya dan agama kepercayaan saat itu. Setelah itu, barulah penulis membahas dengan detail bagaimana Islam masuk ke nusantara sejak pertengahan abad ke-7 Masehi. Dalam bab ini, penulis memaparkan dakwah Islam Pra Wali Songo secara sistematis.
 
Menurut Agus Sunyoto, secara umum dapat dikatakan bahwa proses masuknya Islam ke Nusantara yang ditandai awal hadirnya pedagang Arab dan Persia abad ke-7 Masehi, terbukti mengalami kendala sampai masuk pada pertengahan abad ke- 15. Karena, dalam rentan waktu delapan abad itu agama Islam belum dianut secara luas oleh penduduk nusantara.
 
Para pertengahan abad ke-15, yaitu era dakwah Islam yang dipelopori oleh Wali Songo, baru kemudian Islam dengan cepat diserap oleh penduduk pribumi. Data sejarah pada era ini kebanyakan berasal dari sum ber-sumber historiografi dan cerita tutur.
 
Kemudian, pada bab ketiga buku ini, penulis membahas kondisi kerajaan nusantara terbesar pada masa itu, yaitu Maja pahit. Di bab ini, Agus Sunyoto mengupas tentang kemunduran Majapahit dan per kembangan dakwah Islam sebelum era Wali Songo.
 
Sri Prabu Kertawijaya dikenal sebagai Maharaja Majapahit pertama yang menaruh perhatian besar kepada perkembangan agama Islam. Hal itu terjadi karena selain ia memiliki kawan-kawan dan kerabat serta pembantu-pembantu beragama Islam, dua orang istrinya yang berasal dari Champa dan Cina juga merupakan seorang Musli mah.
 
Setelah agama Islam mulai tersebar, banyak pejabat kerajaan Majapahit yang sudah memeluk agama Islam. Pilihan mereka itu tidak dilarang oleh kerajaan, justru mereka diberi daerah kekuasaan tersendiri.Kebijakan inilah yang akhirnya menjadi bumerang bagi Majapahit.
 
Bab keempat hingga bab keenam, baru kemudian penulis membahas dengan lengkap bagaimana para Wali Songo menyebarkan ajaran agama Islam, hingga berhasil mengislamkan penduduk nusantara. Berbagai metode dakwah para wali dibahas dengan lengkap, termasuk melalui jalur politik, pendidikan, budaya, hingga pernikahan.
 
Karakter masing-masing wali dan cara mereka menyebarkan ajaran Islam dibahas mendetail di masing-masing subbab. Tak hanya itu, buku ini juga mengungkap bagaimana asal-usul, nasab, serta gerakan dakwah masing-masing para tokoh Wali Songo.
 
Selain itu, pada bab akhir buku ini penulis juga mengungkapkan bahwa pola pendidikan pesantren merupakan hasil asimilasi budaya pendidikan Hindu-Buddha dengan Islam. Barangkali ini juga menjadi salah satu fakta sejarah yang bisa membuka mata para pembaca.
Secara umum, buku ini sangat layak dibaca oleh masyarakat Muslim Indonesia. Detail sejarah yang disajikan Agus Sunyoto sangat lengkap. Karena itu, mungkin banyak buku-buku sejarah yang harus direvisi karena buku Atlas Wali Songoini banyak mengungkap fakta baru .
 
Buku ini sangat cocok untuk dibaca siapa pun yang menyukai sejarah, khususnya terkait dengan sejarah perkembangan Is lam di nusantara. Dengan membaca buku ini ini, para pembaca akan menemukan fakta-fakta baru yang menarik dalam sejarah perkembangan Islam.

Judul : Atlas Wali Songo
Penulis: Agus Sunyoto
Penebit : Pustaka IIMaN, Trnas Pustaka, dan LTN PBNU
Tahun Terbit: Cetakan I, Juni 2012
Tebal: 406 halaman

***

No comments:

Post a Comment

A. Anzieb A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rifqi Hidayat A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.J. Susmana A.S. Laksana A'yat Khalili Abdul Hadi WM Abdul Hopid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Agus Dermawan T. Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sunyoto Agus Wibowo Agusri Junaidi Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Muchlish Amrin Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akhudiat Ali Audah Alim Bakhtiar Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Hamzah Ana Mustamin Andhika Mappasomba Andi Achdian Andrenaline Katarsis Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anwar Holid Aprinus Salam Arafat Nur Ardy Kresna Crenata Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Wibowo Arman A.Z. Arsyad Indradi Aryadi Mellas Aryo Bhawono Asap Studio Asarpin Asep Rahmat Hidayat Asep Sambodja Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif B Kunto Wibisono Badaruddin Amir Balada Bambang Kempling Bambang Soebendo Banjir Bandang Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Boy Mihaballo Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerbung Cerpen Chairil Gibran Ramadhan D. Zawawi Imron D.N. Aidit Daisy Priyanti Dandy Bayu Bramasta Daniel Dhakidae Dareen Tatour Dea Anugrah Dedy Sufriadi Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desti Fatin Fauziyyah Dewi Sartika Dhanu Priyo Prabowo Dharmadi Diah Budiana Dian Hartati Didin Tulus Djoko Pitono Djoko Saryono Donny Anggoro Dwi Pranoto Echa Panrita Lopi Eddi Koben Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Faizin Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Erlina P. Lestari Erwin Dariyanto Esai Esti Ambirati Evi Idawati Evi Sefiani F. Daus AR F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fandy Hutari Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Faza Bina Al-Alim Felix K. Nesi Ferdian Ananda Majni Fian Firatmaja Gampang Prawoto Gema Erika Nugroho Goenawan Mohamad Gola Gong Gombloh Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Gus Noy H.B. Jassin Hairus Salim Hamka Hamsad Rangkuti Hari Murti Haris Firdaus Harry Aveling Hasan Aspahani Hasif Amini HE. Benyamine Hendri Yetus Siswono Herman Syahara Hermien Y. Kleden Holy Adib Huda S Noor Hudan Hidayat Hudan Nur Humam S Chudori Husni Hamisi I G.G. Maha Adi Iberamsyah Barbary Ida Fitri Idealisa Masyrafina Idrus Ignas Kleden Ikarisma Kusmalina Ike Ayuwandari Ilham Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indria Pamuhapsari Indrian Koto Irfan Sholeh Fauzi Isbedy Stiawan Z.S. J.J. Kusni Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jakob Oetama Jalaluddin Rakhmat Jansen H. Sinamo Joni Ariadinata K.H. Bisri Syansuri K.H. M. Najib Muhammad Kahfi Ananda Giatama Kahfie Nazaruddin Kho Ping Hoo Kika Dhersy Putri Kitab Para Malaikat Kritik Sastra Kucing Oren Kunni Masrohanti Kuswinarto L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Tolstoy Leon Agusta Lesbumi Yogyakarta Lily Yulianti Farid Linda Christanty Linda Sarmili Lukisan Lutfi Mardiansyah Luwu Utara M. Aan Mansyur M. Faizi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M.D. Atmaja M’Shoe Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majene Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mamasa Mamuju Mardi Luhung Marhalim Zaini Maroeli Simbolon Martin Aleida Masamba Mashuri Media KAMA_PO Melani Budianta Mihar Harahap Misbahus Surur Mochtar Lubis Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Afifi Mohammad Yamin Much. Khoiri Muhammad Fauzi Muhammad Muhibbuddin Muhammad Ridwan Muhammad Subarkah Muhammad Walidin Muhammad Yasir Muhyiddin Mukhsin Amar Munawir Aziz Musa Ismail Mustamin Almandary N Teguh Prasetyo Nadine Gordimer Nara Ahirullah Nelson Alwi Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Nugroho Sukmanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Asyhadie Nurul Komariyah Ocehan Onghokham Otto Sukatno CR Pamela Allen Pameran Parakitri T. Simbolon Pelukis Pendidikan Penggalangan Dana Peta Provinsi Sulawesi Barat Polewali Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Salafiyah Karossa Pramoedya Ananta Toer Pramuka Prasetyo Agung Pringadi AS Pringgo HR Priska Prosa Pudyo Saptono Puisi Puput Amiranti N Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R Sutandya Yudha Khaidar R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Ragdi F. Daye Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ratnani Latifah Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Riadi Ngasiran Rian Harahap Ribut Wijoto Rida K Liamsi Riki Fernando Rofiqi Hasan Ronny Agustinus Rozi Kembara Rusydi Zamzami Rx King Motor S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Safar Nurhan Saini K.M. Sajak Salman Rusydie Anwar Salman S Yoga Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Sapto Hoedojo Sasti Gotama Sastra Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Seni Rupa Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirajudin Siswoyo Sitok Srengenge Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Sosiawan Leak Sukitman Sulawesi Selatan Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suriali Andi Kustomo Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Syamsudin Noer Moenadi Syihabuddin Qalyubi Syu’bah Asa Tari Bamba Manurung Tari Bulu Londong Tari Ma’Bundu Tari Mappande Banua Tari Patuddu Tari Salabose Daeng Poralle Tari Sayyang Pattuqduq Tari Toerang Batu Tata Chacha Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teddi Muhtadin Teguh Setiawan Pinang Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tito Sianipar Tjahjono Widijanto Toeti Heraty Tosiani Tri Wahono Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Usman Arrumy UU Hamidy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wan Anwar Wawancara Wayan Sunarta Welly Kuswanto Wicaksono Wicaksono Adi Wilson Nadeak Wisata Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yopie Setia Umbara Yosephine Maryati Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yurnaldi Zamakhsyari Abrar