Friday, August 13, 2021

Jejak Kata, Penyair, dan Seniman untuk LK Ara

Jejak Kata, L.K. Ara
 
Ferdian Ananda Majni
Media Indonesia, 6 Jan 2018
 
LESIK Keti Ara atau LK Ara lahir di AcehTengah, 12 November 1937. Seniman dan penyair lintas generasi asal tanah Gayo ini telah menunjukkan konsistensi dan kesetiaannya pada dunia sastra nasional. Memasuki usianya yang ke 80 tahun, sejumlah penyair dan seniman dari seluruh Indonesia mengapresiasinya dengan catatan karya berupa puisi yang dibukukan. Lahirlah buku yang bertajuk Antologi Sastra 80 Tahun Lk Ara Jejak Kata. Puluhan seniman dan penyair ambil bagian menulis puisi, prosa, esai, dan testimoni tentang rekam jejak LK Ara. Ini sebagai bentuk penghormatan kepada LK Ara, di antaranya, D Zawawi Imron, Rida K Liamsi, Ahmadun Yosi Herfanda, Eka Budianta, Rizaldi Siagian, Fikar W. Eda, Zulfaisal Putra, Wayan Jengki Sunarta, Dedy Tri Riyadi, Deni Kurnia, Sulaiman Juned, Sulaiman Tripa, Syarifuddin Arifin, Salman Yoga, Teuku Ahmad Dadek, dan Nurdin F Joe.
 
Dalam perjalannya, sosok LK Ara tak hanya menulis puisi, tetapi juga cerita, cerita rakyat, esai, dan Ensiklopedia. Ia pun tekun mengumpulkan syair-syair tradisi seperti puisi didong dari Gayo dan pantun dari Bangka Belitung. Di sisi lain, riwayat pekerjaannya cukup panjang.
 
Ia pernah menjadi redaktur budaya Harian Mimbar Umum (Medan) dan pegawai Sekretariat Negara. Terakhir, dia bekerja di Balai Pustaka hingga pensiun (1963- 1985). Saat bekerja di Balai Pustaka itulah, bersama sejumlah seniman lain, ia mendirikan Teater Balai Pustaka pada 1967. Ia memang terus gelisah dan jemarinya tergerak untuk menulis, di mana pun dan kapan pun. Kemudian, jangan terkejut tatkala menemukan sosok pria berkopiah Gayo ini acap ambil bagian di berbagai tempat, tidak terbatas di forum-forum sastra, baik di dalam maupun di luar negeri, sekalipun di forum nonsastra.
 
Terlalu sering, ia membaca puisi berduet dengan istrinya, Ine Hidayah yang juga penyair dan penyanyi tradisional Gayo. Lengkap sudah hidupnya, bersama puisi-puisi; melahirkan dan membacakannya. Ine bersyair ratapan dari Gayo menguatkan bait-bait puisi LK Ara.
 
Penyair produktif
 
Produktivitasnya dalam menulis dan melahirkan buku pun luar biasa. Peneliti bahasa dan budaya Gayo, Yusradi Usman Al-Gayoni menyebutkan sejak akhir 1960-an hingga 2017, LK Ara telah menyelesaikan 120 judul buku. Pun jenis bukunya sangat bervarian, mulai karya sastra dan hasil riset budaya. Selain itu, ia berhasil mengumpulkan 2.000 pantun. Sebanyak 1.000 pantun telah diterbitkan dengan judul Pucuk Pauholeh Yayasan Nusantara pada 2005. Tak hanya itu, selama 2 tahun di Bangka Belitung, ia turun ke sekolah-sekolah untuk membaca puisi bersama penyair setempat seperti Ian Sancin, Suhaimi, dan ario.
 
Untuk segala dedikasi, aktivitas dan kreativitasnya dalam sastra dan budaya itulah menjadi keharusan bagi siapa pun untuk memberikan apresiasi yang layak bagi sosok pria senja nan tangguh ini. Maka itu, semacam keniscayaan dan tabik tanda cinta yang tak memudar kepada sosok LK Ara. Penyair yang menetap di Padang, Syarifuddin Arifin mengungkapkan apresiasinya dalam bentuk Kopi Gayo. Secangkir kopi yang kau suguhkan, menyeruakkan aromanya, merontokkan bulu hidungku. Pohonnya tumbuh di daratan tinggi Gayo, melambai, menggamit si mata biru.
 
Mukjizat kopi mu, ayah. memperkuat daya tahan Aceh. Kemudian, pria kelahiran Kaliwungu Jawa Tengah, Ahmadun Yosi Herfanda ambil bagian dalam bait-bait yang mengetarkan. Tubuh pipih itu teguh melintas rinai hujan, dengan peci runcingnya ia pahatkan nama, pada tembok tembok kota, Ohoi, hujan pun menyisih dari langkahan yang menebarkan, harum aneka bunga. "Aku penyair Ara. Namaku abadi, pada pelepah-pelepah daun kelapa! Ketika daun lontar habis kutulisi puisiku bergelantungan pada teras-teras gedung tua" Sudah sepantas, puisi-puisi tidak akan usai untuk mengambarkan sosok LK Ara. Terlebih, wujudnya dalam karya puisi sufi stik Ucap Gemercik yang terbit awal 2017.
 
Puisi gemercik air sebagai kado suatu kredo yang mewarnai dalam beberapa puisi yang lainnya. Dengarkan lah penyair bermadah:
Ucap gemercik air
Ia selalu berlama-lama
Di tepi sungai
Kadang matanya memandang ke air
Kadang menatap langit jauh
Kadang ke rindang pohon yang teduh
Telinganya yang tua
Tak jemu mendengar
Gemercik air
 
Puisi ini begitu kuat dengan tiga renungan indra pencerahan. Pertama mata yang melihat, kedua telinga yang mendengar, dan yang ketiga rasa yang memahami. Penglihatan penyair bukan sekadar lanskap alam, melainkan juga penglihatan batin. Sifat-sifat air yang menyampaikan gerakan perubahan dan mendinamiskan suara alam serta suara pemikiran bahwa hidup ialah denyut perubahan. Dari keremajaan hati sampai kematangan batin, telinganya yang tua tak jemu mendengar gemercik air. Usia kepenyairan LK Ara sampai saat ini menegaskan dirinya tetap memandang perubahan zaman dengan bijak tanpa rasa jenuh dan pasrah.
 
Lalu, pada puisi Batu penyair LK Ara menyapaikan petuah tentang batu yang mengeras dan mengkristal ditempah zaman berzaman. Begitu pada puisi Jumat tentang kerinduan akan bulan suci Ramadan dan renungan serta muhasabah diri akan dosa-dosa masa lalu.
 
***
http://sastra-indonesia.com/2021/08/jejak-kata-penyair-dan-seniman-untuk-lk-ara/

No comments:

Post a Comment

A. Anzieb A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rifqi Hidayat A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.J. Susmana A.S. Laksana A'yat Khalili Abdul Hadi WM Abdul Hopid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Agus Dermawan T. Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sunyoto Agus Wibowo Agusri Junaidi Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Muchlish Amrin Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akhudiat Ali Audah Alim Bakhtiar Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Hamzah Ana Mustamin Andhika Mappasomba Andi Achdian Andrenaline Katarsis Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anwar Holid Aprinus Salam Arafat Nur Ardy Kresna Crenata Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Wibowo Arman A.Z. Arsyad Indradi Aryadi Mellas Aryo Bhawono Asap Studio Asarpin Asep Rahmat Hidayat Asep Sambodja Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif B Kunto Wibisono Badaruddin Amir Balada Bambang Kempling Bambang Soebendo Banjir Bandang Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Boy Mihaballo Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerbung Cerpen Chairil Gibran Ramadhan D. Zawawi Imron D.N. Aidit Daisy Priyanti Dandy Bayu Bramasta Daniel Dhakidae Dareen Tatour Dea Anugrah Dedy Sufriadi Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desti Fatin Fauziyyah Dewi Sartika Dhanu Priyo Prabowo Dharmadi Diah Budiana Dian Hartati Didin Tulus Djoko Pitono Djoko Saryono Donny Anggoro Dwi Pranoto Echa Panrita Lopi Eddi Koben Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Faizin Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Erlina P. Lestari Erwin Dariyanto Esai Esti Ambirati Evi Idawati Evi Sefiani F. Daus AR F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fandy Hutari Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Faza Bina Al-Alim Felix K. Nesi Ferdian Ananda Majni Fian Firatmaja Gampang Prawoto Gema Erika Nugroho Goenawan Mohamad Gola Gong Gombloh Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Gus Noy H.B. Jassin Hairus Salim Hamka Hamsad Rangkuti Hari Murti Haris Firdaus Harry Aveling Hasan Aspahani Hasif Amini HE. Benyamine Hendri Yetus Siswono Herman Syahara Hermien Y. Kleden Holy Adib Huda S Noor Hudan Hidayat Hudan Nur Humam S Chudori Husni Hamisi I G.G. Maha Adi Iberamsyah Barbary Ida Fitri Idealisa Masyrafina Idrus Ignas Kleden Ikarisma Kusmalina Ike Ayuwandari Ilham Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indria Pamuhapsari Indrian Koto Irfan Sholeh Fauzi Isbedy Stiawan Z.S. J.J. Kusni Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jakob Oetama Jalaluddin Rakhmat Jansen H. Sinamo Joni Ariadinata K.H. Bisri Syansuri K.H. M. Najib Muhammad Kahfi Ananda Giatama Kahfie Nazaruddin Kho Ping Hoo Kika Dhersy Putri Kitab Para Malaikat Kritik Sastra Kucing Oren Kunni Masrohanti Kuswinarto L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Tolstoy Leon Agusta Lesbumi Yogyakarta Lily Yulianti Farid Linda Christanty Linda Sarmili Lukisan Lutfi Mardiansyah Luwu Utara M. Aan Mansyur M. Faizi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M.D. Atmaja M’Shoe Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majene Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mamasa Mamuju Mardi Luhung Marhalim Zaini Maroeli Simbolon Martin Aleida Masamba Mashuri Media KAMA_PO Melani Budianta Mihar Harahap Misbahus Surur Mochtar Lubis Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Afifi Mohammad Yamin Much. Khoiri Muhammad Fauzi Muhammad Muhibbuddin Muhammad Ridwan Muhammad Subarkah Muhammad Walidin Muhammad Yasir Muhyiddin Mukhsin Amar Munawir Aziz Musa Ismail Mustamin Almandary N Teguh Prasetyo Nadine Gordimer Nara Ahirullah Nelson Alwi Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Nugroho Sukmanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Asyhadie Nurul Komariyah Ocehan Onghokham Otto Sukatno CR Pamela Allen Pameran Parakitri T. Simbolon Pelukis Pendidikan Penggalangan Dana Peta Provinsi Sulawesi Barat Polewali Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Salafiyah Karossa Pramoedya Ananta Toer Pramuka Prasetyo Agung Pringadi AS Pringgo HR Priska Prosa Pudyo Saptono Puisi Puput Amiranti N Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R Sutandya Yudha Khaidar R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Ragdi F. Daye Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ratnani Latifah Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Riadi Ngasiran Rian Harahap Ribut Wijoto Rida K Liamsi Riki Fernando Rofiqi Hasan Ronny Agustinus Rozi Kembara Rusydi Zamzami Rx King Motor S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Safar Nurhan Saini K.M. Sajak Salman Rusydie Anwar Salman S Yoga Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Sapto Hoedojo Sasti Gotama Sastra Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Seni Rupa Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirajudin Siswoyo Sitok Srengenge Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Sosiawan Leak Sukitman Sulawesi Selatan Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suriali Andi Kustomo Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Syamsudin Noer Moenadi Syihabuddin Qalyubi Syu’bah Asa Tari Bamba Manurung Tari Bulu Londong Tari Ma’Bundu Tari Mappande Banua Tari Patuddu Tari Salabose Daeng Poralle Tari Sayyang Pattuqduq Tari Toerang Batu Tata Chacha Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teddi Muhtadin Teguh Setiawan Pinang Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tito Sianipar Tjahjono Widijanto Toeti Heraty Tosiani Tri Wahono Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Usman Arrumy UU Hamidy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wan Anwar Wawancara Wayan Sunarta Welly Kuswanto Wicaksono Wicaksono Adi Wilson Nadeak Wisata Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yopie Setia Umbara Yosephine Maryati Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yurnaldi Zamakhsyari Abrar