Saturday, July 10, 2021

Seikat Bunga Rampai (dari) Salihara

Hasif Amini
kompas.com
 
Festival Salihara 2009, yang dibuka dengan tari betawi Kembang Lambang Sari oleh Laboratorium Tari Indonesia (pimpinan Wiwiek Widiyastuti) dan duet gitar jazz Dewa Budjana & Tohpati pada Rabu malam 8 Juli lalu, akan berlangsung hingga 15 Agustus 2009. Karya-karya seni dari spektrum yang luas, oleh seniman dari berbagai asal geografis dan beragam kecenderungan artistik, akan tampil di Komunitas Salihara, Jakarta Selatan, selama lima pekan.
 
Di malam pembukaan, setelah penampilan tari Kembang Lambang Sari yang penuh humor dan keriangan, duo gitaris Dewa Budjana & Tohpati tampil gemilang dengan tujuh karya mereka sendiri dan sebuah aransemen baru atas ”Keroncong Kemayoran” karya Ismail Marzuki. Suasana pertunjukan bergerak dalam mood yang beragam, nomor demi nomor: dari ”Guitar Midnight” yang lirih-sayu, ”Bermain” yang kocak-lincah, hingga ”Kromatik” serta ”Lalulintas/Mahabharata” yang canggih dan menantang pengerahan virtuositas kedua gitaris.
 
Sabtu-Minggu 11-12 Juli, koreografer dan penari asal Jepang, Eiko & Koma (yang sudah lama menetap di New York), menghadirkan world premiere nomor tari Hunger of the Land. Untuk penampilan pertama mereka di Indonesia ini, Eiko & Koma menawarkan program pertunjukan yang memperlihatkan motif khas dan keprihatinan utama mereka saat ini—tidak hanya tentang manusia yang lapar, tetapi juga tentang bumi yang lapar akan kesuburan dan keintiman.
 
Sejak berdiri pada 1972, Eiko & Koma telah menghasilkan banyak karya tari yang merupakan meditasi gerak yang mengalir dalam waktu, suara, dan cahaya. Pada 1984, Eiko & Koma meraih penghargaan John Simon Guggenheim Memorial Foundation Fellows, kemudian MacArthur Fellows pada 1996. Mereka juga dianugerahi penghargaan Samuel H Scipps American Dance Festival Award pada 2004 untuk ”kontribusi yang besar terhadap tari modern”. Pada 2006, Eiko & Koma menerima penghargaan Dance Magazine Award dan mendapat penghargaan utama dari United States Artists’ Award.
 
Christian Utz bersama ensemble on_line dari Austria akan tampil pada Selasa-Rabu 14-15 Juli. Christian Utz, komponis dan musikolog asal Jerman itu, tengah mencoba konsep gubahan artistik yang bebas dari batasan konvensional. Ia menjelajahi ruang-ruang antara musik dan teater, komposisi dan improvisasi, musik instrumental dan elektronik. Sementara ensemble on_line, yang berdiri sejak 1991, berkonsentrasi pada musik kontemporer dan menjelajahi aneka kemungkinan memadukan pola karya musik abad ke-20 dan ke-21.
 
Selain rentetan pertunjukan, Festival Salihara 2009 juga menggelar pameran seni rupa ”Perang, Kata dan Rupa”. Pameran yang akan dibuka pada Kamis 16 Juli (dan berlangsung sebulan penuh) ini menampilkan respons visual 13 perupa terhadap sajak-sajak Indonesia bertema perang. Para perupa yang berpameran antara lain Teguh Ostenrik, Ugo Untoro, RE Hartanto, Yustoni Volunteero, Chandra Johan, Wayan Suja, Putu Sutawijaya, dan Jompet Kuswidananto.
 
Pada Jumat-Sabtu 17-18 Juli, TimeTable Percussion Trio dari New York, yang dikenal dengan penampilan musik baru dan eksperimental yang memikat, akan mengajak penyuka musik di Jakarta untuk menikmati musik perkusi dengan lebih intim. Kelompok ini mengkhususkan diri pada musik-musik yang melintasi beragam batas gaya dan disiplin, dengan penekanan pada karya-karya yang menantang bahasa dan materi musik perkusi.
 
Dua koreografer dan penari lulusan Institut Kesenian Jakarta, Nur Hasanah dan Asri Mery Sidowati, akan menghadirkan karya terbaru mereka, Suara Neng dan Merah, pada Selasa-Rabu 21-22 Juli. Suara Neng terilhami oleh kehidupan para penari Jaipong Jatinegara yang masih terus bertahan di tengah hiruk-pikuk masyarakat urban Jakarta. Sedangkan Merah, yang hendak bertutur tentang Bumi yang kian panas dan meradang, mendapat inspirasinya dari Topeng Panji Indramayu.
 
Denise Jannah, vokalis jazz asal Suriname, Belanda, akan manggung pada Jumat-Sabtu, 24-25 Juli. Ia adalah solois jazz Belanda pertama yang dikontrak oleh perusahaan rekaman Blue Note. Ia seorang penyanyi jazz bersuara lembut, dengan corak vokal yang jernih dan ekspresif, yang tak jarang disebut memiliki kekuatan setara dengan vokalis jazz termasyhur seperti Ella Fitzgerald, Sarah Vaughn, atau Carmen McRae. Pada penampilannya di Festival Salihara tahun ini, Denise Jannah akan menyajikan lagu-lagu dari album Gedicht Gezongen, hasil gubahan atas puisi-puisi karya para penyair dari berbagai negeri dalam berbagai bahasa.
 
I Wayan Sadra, komponis kelahiran Bali yang kini mukim di Solo, akan tampil bersama Ansambel SonoSeni pada Selasa-Rabu, 28-29 Juli. Sadra, yang kerap memadukan unsur-unsur musik Timur dan Barat ini, akan membawakan karya-karya terbarunya, antara lain ”Endih-endih Api”, ”Bola Telah Lama Menggelinding”, ”Fantasia”, ”Julimpet”, dan ”Sungsang”.
 
Tolstoy’s Wife, monolog yang dibawakan aktor Australia kelahiran Inggris, Jennife Claire, pada Jumat 31 Juli dan Sabtu 1 Agustus, berkisah tentang Sonya Tolstoy, tentang cinta yang ia rasakan di tengah berbagai masalah dan cobaan terus menghadang selama 50 tahun usia pernikahannya dengan sastrawan Leo Tolstoy. Ia melahirkan 13 anak, 9 di antaranya berhasil hidup. Meski sangat mencintai Tolstoy, Sonya menolak mengikuti filosofi suaminya itu, yang berkisar pada gagasan penyangkalan dan pemantangan terhadap kenikmatan duniawi. Jennifer Claire, yang mulai terjun ke dunia teater sejak berusia 16 tahun, telah tampil dalam lebih dari 200 produksi teater, film, dan televisi.
 
Komponis dan musikus Dieter Mack, mantan dosen musik di UPI Bandung yang kini mukim kembali di Jerman, bakal tampil bersama Selisih Ensemble pada Minggu (2/8). Mereka akan membawakan komposisi musik karya sejumlah komponis terkini, seperti Chang-soon Ryu, Dylan Lardelli, Gillian Whitehead, Michael Norris, Robin Toan, dan Dieter Mack sendiri.
 
Holocaust Rising, nomor drama yang dibawakan oleh kelompok Saturday Acting Club dari Yogyakarta pada Jumat-Sabtu 7-8 Agustus, mencoba menggugat kemanusiaan modern di tengah derasnya sajian kekerasan di sekitar kita, khususnya dari media massa. Setiap hari kita menerima suguhan berita-berita kekerasan—pembunuhan, mutilasi, pemerkosaan, terorisme, dan seterusnya. Manusia, yang kini telah membuka sendiri kandang kebinatangan yang hidup dalam diri masing-masing, seakan siap melahirkan ”holocaust-holocaust” baru yang kian tak terbayangkan di dunia.
 
Pada Selasa 11 Agustus, Ki Purbo Asmoro—seorang dalang yang dikenal tangkas menghadirkan wayang klasik dengan gaya mendalang yang segar—akan menampilkan versi ringkas cerita hidup Karna (Banjaran Karna) dari Mahabharata selama tiga jam. Karna, salah satu tokoh paling tragis dalam dunia pewayangan, hidup dan dibesarkan di pihak yang bermusuhan dengan puaknya. Kisah Karna adalah sebuah pertanyaan pelik tentang identitas dan loyalitas.
 
Ligro Trio, kelompok musik beraliran jazz rock yang terbentuk pada 2004 dengan tiga personel: Agam Hamzah (gitar elektrik/akustik), Adi Darmawan (bas elektrik), Gusti Hendy (drum), akan tampil pada Rabu 12 Agustus. Ligro Trio ikut tampil pada beberapa pertunjukan musik, antara lain: Concert Practice yang diselenggarakan oleh Indra Lesmana dan Aksan Syuman di Art Studio Pondok Pinang; konser bulanan di Institut Musik Daya Jakarta; Java Jazz 2005, 2006, 2007, 2008, & 2009; Bandung Jazz Festival; Festival Musik Progresif yang diselenggarakan oleh Yamaha, konser musik progresif di Institut Musik Indonesia (IMI).
 
Di pengujung festival, pada Jumat-Sabtu 14-15 Agustus, Teater Lungid dari Surakarta (yang dulu bernama Teater Gapit) akan memainkan lakon Visa yang ditulis oleh Goenawan Mohamad. Lakon itu berkisah tentang liku-liku seseorang yang berusaha mendapatkan visa dan di tengah penantiannya merenungkan kembali makna ”pergi” dan ”pulang”, dengan segenap kelucuan dan kegetirannya.
***
 
*) Hasif Amini Kurator Festival Salihara 2009.

http://sastra-indonesia.com/2011/09/seikat-bunga-rampai-dari-salihara/

No comments:

Post a Comment

A. Anzieb A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rifqi Hidayat A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.J. Susmana A.S. Laksana A'yat Khalili Abdul Hadi WM Abdul Hopid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Agus Dermawan T. Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sunyoto Agus Wibowo Agusri Junaidi Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Muchlish Amrin Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akhudiat Ali Audah Alim Bakhtiar Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Hamzah Ana Mustamin Andhika Mappasomba Andi Achdian Andrenaline Katarsis Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anwar Holid Aprinus Salam Arafat Nur Ardy Kresna Crenata Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Wibowo Arman A.Z. Arsyad Indradi Aryadi Mellas Aryo Bhawono Asap Studio Asarpin Asep Rahmat Hidayat Asep Sambodja Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif B Kunto Wibisono Badaruddin Amir Balada Bambang Kempling Bambang Soebendo Banjir Bandang Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Boy Mihaballo Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerbung Cerpen Chairil Gibran Ramadhan D. Zawawi Imron D.N. Aidit Daisy Priyanti Dandy Bayu Bramasta Daniel Dhakidae Dareen Tatour Dea Anugrah Dedy Sufriadi Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desti Fatin Fauziyyah Dewi Sartika Dhanu Priyo Prabowo Dharmadi Diah Budiana Dian Hartati Didin Tulus Djoko Pitono Djoko Saryono Donny Anggoro Dwi Pranoto Echa Panrita Lopi Eddi Koben Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Faizin Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Erlina P. Lestari Erwin Dariyanto Esai Esti Ambirati Evi Idawati Evi Sefiani F. Daus AR F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fandy Hutari Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Faza Bina Al-Alim Felix K. Nesi Ferdian Ananda Majni Fian Firatmaja Gampang Prawoto Gema Erika Nugroho Goenawan Mohamad Gola Gong Gombloh Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Gus Noy H.B. Jassin Hairus Salim Hamka Hamsad Rangkuti Hari Murti Haris Firdaus Harry Aveling Hasan Aspahani Hasif Amini HE. Benyamine Hendri Yetus Siswono Herman Syahara Hermien Y. Kleden Holy Adib Huda S Noor Hudan Hidayat Hudan Nur Humam S Chudori Husni Hamisi I G.G. Maha Adi Iberamsyah Barbary Ida Fitri Idealisa Masyrafina Idrus Ignas Kleden Ikarisma Kusmalina Ike Ayuwandari Ilham Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indria Pamuhapsari Indrian Koto Irfan Sholeh Fauzi Isbedy Stiawan Z.S. J.J. Kusni Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jakob Oetama Jalaluddin Rakhmat Jansen H. Sinamo Joni Ariadinata K.H. Bisri Syansuri K.H. M. Najib Muhammad Kahfi Ananda Giatama Kahfie Nazaruddin Kho Ping Hoo Kika Dhersy Putri Kitab Para Malaikat Kritik Sastra Kucing Oren Kunni Masrohanti Kuswinarto L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Tolstoy Leon Agusta Lesbumi Yogyakarta Lily Yulianti Farid Linda Christanty Linda Sarmili Lukisan Lutfi Mardiansyah Luwu Utara M. Aan Mansyur M. Faizi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M.D. Atmaja M’Shoe Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majene Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mamasa Mamuju Mardi Luhung Marhalim Zaini Maroeli Simbolon Martin Aleida Masamba Mashuri Media KAMA_PO Melani Budianta Mihar Harahap Misbahus Surur Mochtar Lubis Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Afifi Mohammad Yamin Much. Khoiri Muhammad Fauzi Muhammad Muhibbuddin Muhammad Ridwan Muhammad Subarkah Muhammad Walidin Muhammad Yasir Muhyiddin Mukhsin Amar Munawir Aziz Musa Ismail Mustamin Almandary N Teguh Prasetyo Nadine Gordimer Nara Ahirullah Nelson Alwi Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Nugroho Sukmanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Asyhadie Nurul Komariyah Ocehan Onghokham Otto Sukatno CR Pamela Allen Pameran Parakitri T. Simbolon Pelukis Pendidikan Penggalangan Dana Peta Provinsi Sulawesi Barat Polewali Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Salafiyah Karossa Pramoedya Ananta Toer Pramuka Prasetyo Agung Pringadi AS Pringgo HR Priska Prosa Pudyo Saptono Puisi Puput Amiranti N Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R Sutandya Yudha Khaidar R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Ragdi F. Daye Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ratnani Latifah Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Riadi Ngasiran Rian Harahap Ribut Wijoto Rida K Liamsi Riki Fernando Rofiqi Hasan Ronny Agustinus Rozi Kembara Rusydi Zamzami Rx King Motor S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Safar Nurhan Saini K.M. Sajak Salman Rusydie Anwar Salman S Yoga Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Sapto Hoedojo Sasti Gotama Sastra Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Seni Rupa Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirajudin Siswoyo Sitok Srengenge Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Sosiawan Leak Sukitman Sulawesi Selatan Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suriali Andi Kustomo Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Syamsudin Noer Moenadi Syihabuddin Qalyubi Syu’bah Asa Tari Bamba Manurung Tari Bulu Londong Tari Ma’Bundu Tari Mappande Banua Tari Patuddu Tari Salabose Daeng Poralle Tari Sayyang Pattuqduq Tari Toerang Batu Tata Chacha Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teddi Muhtadin Teguh Setiawan Pinang Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tito Sianipar Tjahjono Widijanto Toeti Heraty Tosiani Tri Wahono Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Usman Arrumy UU Hamidy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wan Anwar Wawancara Wayan Sunarta Welly Kuswanto Wicaksono Wicaksono Adi Wilson Nadeak Wisata Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yopie Setia Umbara Yosephine Maryati Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yurnaldi Zamakhsyari Abrar