Sunday, July 25, 2021

ONAR

Asep Rahmat Hidayat *
badanbahasa.kemdikbud.go.id
 
Kata onar telah melahirkan “keonaran” itu sendiri. Pasal keonaran diujikan ke Mahkamah Konstitusi. Makna dan tafsirnya didiskusikan hingga di ruang pengadilan. Kata dan makna onar tampaknya hidup dalam Pasal 14 dan 15 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 dan kamus karena dalam korpus kata itu selalu berpusar pada keduanya.
 
Menurut penjelasan peraturan itu, Pasal 14 dan 15 menggantikan, dengan memperluas, Pasal 171 dari peraturan pidana peninggalan Belanda. Dalam Pasal 171 Wetboek van Strafrecht (1921) terdapat rumusan “barang siapa jang menerbitkan roesoeh diantara pendoedoek negeri sebab menjiarkan kabar bohong”. Kata roesoeh diterjemahkan dari onrust. Dalam Pasal 14 dan 15 kata rusuh diganti dengan kata onar yang didefinisikan “lebih hebat daripada kegelisahan dan menggoncangkan hati penduduk yang tidak sedikit jumlahnya”. Mengukur kegelisahan dan goncangan hati memang lebih sulit tinimbang mengukur kerusuhan, tetapi unsur perluasannya bukan pada frasa itu melainkan pada rumusannya. Rumusan Pasal 14, Ayat 1 mirip dengan Pasal 171, yaitu “dengan menyiarkan berita atau pemberitahuan bohong, dengan sengaja menerbitkan keonaran”. Pasal 14, Ayat 2 dirumuskan “menyiarkan suatu berita atau mengeluarkan pemberitahuan, yang dapat menerbitkan keonaran, sedangkan ia patut dapat menyangka bahwa berita itu adalah bohong”. Pasal 15 dirumuskan “menyiarkan kabar yang tidak pasti atau kabar yang berkelebihan atau yang tidak lengkap, sedangkan ia mengerti setidak-tidaknya patut menduga, bahwa kabar demikian akan atau mudah dapat menerbitkan keonaran.” Pasal 14, Ayat 1 mengeksplisitkan kehadiran berita bohong dan keonarannya, sementara Pasal 14, Ayat 1 dan Pasal 15 mengeksplisitkan hadirnya kemampuan orang yang menyebarkan suatu berita untuk menyangka/menduga terkait potensi kebohongan pada suatu berita beserta potensi keonarannya.
 
Adakah hubungan kemampuan dan pengetahuan dengan keonaran? Ada! Beberapa kamus memberikan keterangan bahwa kata honar/onar berasal dari bahasa Persia, honar. Dictionary Persian, Arabic, and English (1852) dan Persian-English Dictionary (1896) menerakan honar sebagai ‘art, skill, science, knowledge, profession, virtue, talent, ingenuity, excellence’. Onar terkait dengan seni, keterampilan, kecerdikan, dan pengetahuan. Dalam Syair Tawarikh Zainal Abidin (1936) kata honar disandingkan dengan kata pandai: “Mat Pitas di Pasir Nyiur tersangat pandai membuat honar” dan dalam Kitáb Boenga Rampai (1890) perbuatan pelanduk jenaka yang memperdaya dan menaklukkan banyak binatang rimba disebut honar karena ia banyak honarnya (akal/cerdik).
 
Makna seni (kunst) masih tercatat dalam Maleisch-Nederlandsch Woordenboek (1877) meskipun korpus tidak menunjukkan contoh pemakaiannya. Sementara Pijnappel (1874) mendefinisikan onar sebagai deugd, uitmendheid ‘kebaikan dan keunggulan’ tetapi bermakna ‘akal’ dalam konteks ‘tipu’, yaitu  streek dan kwade praktijk.
 
Raja Ali Haji dalam Kitab Pengetahuan Bahasa menjelaskan onar/honar sebagai ‘kelakuan yang tiada patut yang memberi kesusahan, atau memberi cedera’. Dalam buku Apa Kowé Bitjara Melajoe (1878) dan Nieuw Hollandsch Laagmaleisch Woordenboekje kata honar digunakan sebagai terjemahan untuk smaad yang sekarang lazim dipahami sebagai ‘fitnah’. Sementara dalam Noodzakelijk Handwoordenboek der Nederduitsche en lag Maleische Taal (1844) honar diterjemahkan dengan onteeren ‘aib, mempermalukan’. Sebagai contoh, dalam Hikayat Sultan Taburat (1885) diceritakan seorang anak raja menyimpan rahasia kelakuan istrinya karena takut onar (malu). Sementara Hikayat Sang Bima (1696) mencatat “jikalau dialahkan orang menjadi onarlah (malu/aib)”
 
Kamus Moderen Bahasa Indonesia (tt) mendefinisikan honar sebagai ‘tipu, daja, akal, olah, perbuatan djahat, hina dan kedji’. Berbuat onar berarti ‘berbuat djahat, berbuat tjabul, berbuat huru-hara’. Kamus Indonesia Ketjik (1943) mendefinisikan honar sebagai ‘muslihat membuat djahat, perbuatan yang kotor’. Makna berbuat cabul tercatat dalam Syair Awai (1868): “hilang dara aku bukannya honar. Ada saya satu waktu, saya bermain di atas batu, jadilah saya jatuh di situ”.
 
Onar memang selalu berdekatan dengan kebohongan sebagaimana dicatat dalam Dalang atawa Segala Tjerita dan Dongeng (1866):”maka orang jang poenja kata tiada boleh di pertjaja ija mengardjakan banjak onar dan tjelaka”. Demikian juga dalam Syair Nyai Dasima (1912): “kerja jahat dusta honar, bau busuk lekas tenar”.
 
Onar mewujud dalam banyak bentuk. Onar dan keonaran tidak semata terjadinya atau mungkin terjadinya kerusuhan atau kekacauan. Ia menyiratkan adanya usaha sadar untuk menyiarkan berita bohong, tidak pasti, tidak lengkap, atau berita yang dilebih-lebihkan yang menyebabkan atau mungkin menyebabkan kerusuhan atau kekacauan.

*) Penulis adalah Anggota KKLP Perkamusan dan Peristilahan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. http://sastra-indonesia.com/2021/07/onar/

No comments:

Post a Comment

A. Anzieb A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rifqi Hidayat A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.J. Susmana A.S. Laksana A'yat Khalili Abdul Hadi WM Abdul Hopid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Agus Dermawan T. Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sunyoto Agus Wibowo Agusri Junaidi Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Muchlish Amrin Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akhudiat Ali Audah Alim Bakhtiar Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Hamzah Ana Mustamin Andhika Mappasomba Andi Achdian Andrenaline Katarsis Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anwar Holid Aprinus Salam Arafat Nur Ardy Kresna Crenata Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Wibowo Arman A.Z. Arsyad Indradi Aryadi Mellas Aryo Bhawono Asap Studio Asarpin Asep Rahmat Hidayat Asep Sambodja Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif B Kunto Wibisono Badaruddin Amir Balada Bambang Kempling Bambang Soebendo Banjir Bandang Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Boy Mihaballo Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerbung Cerpen Chairil Gibran Ramadhan D. Zawawi Imron D.N. Aidit Daisy Priyanti Dandy Bayu Bramasta Daniel Dhakidae Dareen Tatour Dea Anugrah Dedy Sufriadi Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desti Fatin Fauziyyah Dewi Sartika Dhanu Priyo Prabowo Dharmadi Diah Budiana Dian Hartati Didin Tulus Djoko Pitono Djoko Saryono Donny Anggoro Dwi Pranoto Echa Panrita Lopi Eddi Koben Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Faizin Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Erlina P. Lestari Erwin Dariyanto Esai Esti Ambirati Evi Idawati Evi Sefiani F. Daus AR F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fandy Hutari Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Faza Bina Al-Alim Felix K. Nesi Ferdian Ananda Majni Fian Firatmaja Gampang Prawoto Gema Erika Nugroho Goenawan Mohamad Gola Gong Gombloh Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Gus Noy H.B. Jassin Hairus Salim Hamka Hamsad Rangkuti Hari Murti Haris Firdaus Harry Aveling Hasan Aspahani Hasif Amini HE. Benyamine Hendri Yetus Siswono Herman Syahara Hermien Y. Kleden Holy Adib Huda S Noor Hudan Hidayat Hudan Nur Humam S Chudori Husni Hamisi I G.G. Maha Adi Iberamsyah Barbary Ida Fitri Idealisa Masyrafina Idrus Ignas Kleden Ikarisma Kusmalina Ike Ayuwandari Ilham Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indria Pamuhapsari Indrian Koto Irfan Sholeh Fauzi Isbedy Stiawan Z.S. J.J. Kusni Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jakob Oetama Jalaluddin Rakhmat Jansen H. Sinamo Joni Ariadinata K.H. Bisri Syansuri K.H. M. Najib Muhammad Kahfi Ananda Giatama Kahfie Nazaruddin Kho Ping Hoo Kika Dhersy Putri Kitab Para Malaikat Kritik Sastra Kucing Oren Kunni Masrohanti Kuswinarto L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Tolstoy Leon Agusta Lesbumi Yogyakarta Lily Yulianti Farid Linda Christanty Linda Sarmili Lukisan Lutfi Mardiansyah Luwu Utara M. Aan Mansyur M. Faizi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M.D. Atmaja M’Shoe Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majene Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mamasa Mamuju Mardi Luhung Marhalim Zaini Maroeli Simbolon Martin Aleida Masamba Mashuri Media KAMA_PO Melani Budianta Mihar Harahap Misbahus Surur Mochtar Lubis Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Afifi Mohammad Yamin Much. Khoiri Muhammad Fauzi Muhammad Muhibbuddin Muhammad Ridwan Muhammad Subarkah Muhammad Walidin Muhammad Yasir Muhyiddin Mukhsin Amar Munawir Aziz Musa Ismail Mustamin Almandary N Teguh Prasetyo Nadine Gordimer Nara Ahirullah Nelson Alwi Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Nugroho Sukmanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Asyhadie Nurul Komariyah Ocehan Onghokham Otto Sukatno CR Pamela Allen Pameran Parakitri T. Simbolon Pelukis Pendidikan Penggalangan Dana Peta Provinsi Sulawesi Barat Polewali Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Salafiyah Karossa Pramoedya Ananta Toer Pramuka Prasetyo Agung Pringadi AS Pringgo HR Priska Prosa Pudyo Saptono Puisi Puput Amiranti N Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R Sutandya Yudha Khaidar R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Ragdi F. Daye Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ratnani Latifah Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Riadi Ngasiran Rian Harahap Ribut Wijoto Rida K Liamsi Riki Fernando Rofiqi Hasan Ronny Agustinus Rozi Kembara Rusydi Zamzami Rx King Motor S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Safar Nurhan Saini K.M. Sajak Salman Rusydie Anwar Salman S Yoga Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Sapto Hoedojo Sasti Gotama Sastra Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Seni Rupa Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirajudin Siswoyo Sitok Srengenge Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Sosiawan Leak Sukitman Sulawesi Selatan Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suriali Andi Kustomo Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Syamsudin Noer Moenadi Syihabuddin Qalyubi Syu’bah Asa Tari Bamba Manurung Tari Bulu Londong Tari Ma’Bundu Tari Mappande Banua Tari Patuddu Tari Salabose Daeng Poralle Tari Sayyang Pattuqduq Tari Toerang Batu Tata Chacha Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teddi Muhtadin Teguh Setiawan Pinang Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tito Sianipar Tjahjono Widijanto Toeti Heraty Tosiani Tri Wahono Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Usman Arrumy UU Hamidy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wan Anwar Wawancara Wayan Sunarta Welly Kuswanto Wicaksono Wicaksono Adi Wilson Nadeak Wisata Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yopie Setia Umbara Yosephine Maryati Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yurnaldi Zamakhsyari Abrar