Monday, June 21, 2021

Sastra di Bandung

Soni Farid Maulana
Pikiran Rakyat, 9 Jan 2011
 
Kegiatan sastra di Bandung, khususnya puisi, sejak tahun 1970-an hingga kini tidak mati-mati. Masing-masing zaman punya tokohnya sendiri, mulai dari gerakan Puisi mBeling yang digagas oleh penyair Remy Sylado dan Jeihan Sukmantoro pada tahun 1972-1973 di majalah Aktuil, hingga digelarnya Pengadilan Puisi pada 8 September 1974 oleh Yayasan Arena di Aula Universitas Parahyangan Bandung, dengan tokoh Sutardji Calzoum Bachri, Darmanto Jatman, Slamet Sukirnanto, Saini KM, Abdul Hadi W.M., Sanento Yuliman, Wing Kardjo, Taufiq Ismail, dan sejumlah penyair lainnya. Dua kegiatan sastra tersebut, cukup menghebohkan pada zamannya. Selain itu, bikin marah para penyair lainnya, yang menjadi sasaran kritik, seperti H.B. Jassin, Goenawan Mohamad, dan Sapardi Djoko Damono. Di antara yang kena sasaran kritik itu, hanya Rendra yang tidak bereaksi.
 
Pada saat itu, penyair Sutardji Calzoum Bachri dan Abdul Hadi W.M., tinggal di Bandung, sebelum hijrah dan menetap di Jakarta hingga kini. Pada awal 1970-an hingga akhir 1970-an, rumah Jeihan Sukmantoro di Gang Masjid, Padasuka Bandung, selalu dijadikan markas para seniman, seni rupa, teater, dan penyair. Gedung Yayasan Pusat Kesenian (YPK) Bandung, jadi tempat berkumpul dan bertengkar para penyair dan seniman lainnya. "Saya sering mengintip kegiatan mereka," ujar Suyatna Anirun, pada suatu hari di Redaksi HU Pikiran Rakyat, Jln. Soekarno-Hatta 147 Bandung.
 
Selain itu, pada 1975-1976, khazanah puisi Indonesia modern kembali diguncang oleh Gerakan Puisi Bebas yang dikreasi para penyair yang berhimpun dalam Grup Apresiasi Sastra (GAS) ITB. Gerakan Puisi Bebas yang dipelopori oleh penyair Edi Soetryono, Juniarso Ridwan, Krisna Murti, Mamannoor, Candra Johan, dan Agus Sahari ini memadukan unsur-unsur seni rupa ke dalam teks puisi. Ada kalanya puisi tersebut berupa rajah serupa isim.
 
Waktu berlalu. Pada 1980-an, kegiatan sastra di Bandung mulai bergeser, dari Gedung YPK pindah G.K. Rumentang Siang, di Jln. Baranang Siang No. 1 Bandung. Pada saat itu, penyair Yessi Anwar yang kemudian lebih dikenal dengan Yesmil Anwar dan Diro Aritonang mendirikan Komunitas Kerabat Pengarang Bandung (KPB), yang kegiatannya antara lain, menyelenggarakan diskusi sastra dan pembacaan puisi di G.K. Rumentang Siang Bandung. Kegiatan puncak yang pernah diselenggarakan KPB adalah Festival Sastra 1980 dan 1981, yang digelar setiap Desember. Tahun berikutnya KPB menyelenggarakan lomba baca puisi se-Jawa Barat dan Jakarta.
 
Dalam perjalanannya kemudian KPB tutup buku. Namun, kegiatan sastra di Bandung tidak pernah padam. Apa sebab? Setelah KPB vakum, berdiri Kelompok 10 Bandung, dengan pendiri M. Ridlo E`isy. Kelompok 10 Bandung dengan anggota Beni Setia, Nirwan Dewanto, Herry Dim, Diro Aritonang, Yessi Anwar, Juniarso Ridwan, Miranda Risang Ayu, Mh. Rustandi Kartakusumah, Prasetyohadi, Mamanoor, Acep Zamzam Noor, Soni Farid Maulana, Giyarno Emha, Evie Ariadne Sinta Dewi, Kurnia Effendi, M. Fadjroel Rachman, Wahyu Goemilar, Hikmat Goemelar, dan Aliefya M. Santrie ini, bukan hanya menyelenggarakan kegiatan baca puisi di G.K. Rumentang Siang, tetapi juga diskusi sastra, sosial, politik, ekonomi, agama, dan filsafat dengan nara sumber antara lain Abdul Hadi W.M., Ariel Heryanto, Sanento Yuliman, Saini K.M., Mh. Rustandi Kartakusumah, dan sejumlah nama lainnya.
 
Dalam kegiatannya, Kelompok 10 Bandung tidak hanya bekerja sama dengan H.U. Pikiran Rakyat dan G.K. Rumentang Siang, tetapi juga dengan lembaga-lembaga lain yang dilakukan secara profesional. Menjelang 1990-an, kegiatan Kelompok 10 Bandung mulai padam, karena masing-masing anggotanya sibuk.
 
"Forum Sastra Bandung (FSB) yang kami dirikan pada 21 Juli 1992 bertujuan antara lain untuk mengisi kekosongan kegiatan sastra di Kota Bandung, setelah Kelompok 10 Bandung dan berbagai gerakan sastra lainnya tidak aktif lagi. Kegiatannya, selain menyelenggarakan pembacaan puisi dengan menampilkan para penyair dari dalam dan luar Kota Bandung, adalah menyelenggarakan penerbitan buku, diskusi sastra, dan muhibah sastra. Ada pun sebagian anggota FSB adalah yang dulu pernah aktif di KPB dan Kelompok 10 Bandung," ujar Ketua FSB, Juniarso Ridwan, dalam percakapannya dengan penulis, 10 Oktober 2010, di Jln. Tirtasari III No. 9 Bandung.
 
Pada 1995, FSB memberikan Anugerah Sastra kepada penyair Saini K.M. "Alasan FSB memberikan Anugerah Sastra kepada penyair Saini K.M., antara lain karena berhasil menumbuhkembangkan dunia kepenyairan di Jawa Barat khususnya, dan di Indonesia pada umumnya. Para penyair asuhan Saini K.M., banyak yang malang melintang, baik di tingkat lokal maupun di tingkat nasional dan bahkan internasional. "FSB akan menata kembali kegiatannya di tahun-tahun mendatang secara lebih profesional lagi," tutur Juniarso, yang pada 2005-2006 mendapat Anugerah Sastra Lima Besar Khatulistiwa Literary Award, untuk kumpulan puisi "Semuanya Telah Berubah Tuan" (Ultimus, 2006).
 
Ada pun penyair dari luar Kota Bandung yang pernah diundang FSB untuk diskusi dan membacakan sejumlah puisi yang ditulisnya di G.K. Rumentang Siang adalah Leon Agusta, Sutardji Calzoum Bachri, Abdul Hadi W.M., Afrizal Malna, Radhar Panca Dahana, Sitok Srengenge, Ahmadun Yosi Herfanda, Ahmad Syubbanuddin Alwy, Jamal D. Rachman, dan sejumlah penyair lainnya dari Kota Bandung seperti Soni Farid Maulana, Acep Zamzam Noor, Beni R. Budiman, Cecep Syamsul Hari, Ahda Imran, Moel Mge, Herry Dim, Nenden Lilis Aisyah, dan dari berbagai komunitas sastra lainnya
 
Pada 10-13 April 2002, FSB menyelenggarakan acara Festival Puisi Internasional Indonesia bekerja sama dengan Bengkel Teater Rendra dan Yayasan Poet of All Nations (PAN) Belanda di Gedung Gelanggang Generasi Muda (GGM), Jln. Merdeka Bandung, yang menghadirkan 45 penyair, dari Belanda, Jerman, Austria, Afrika Selatan, Malaysia, dan Indonesia. Di luar FSB, dalam dua tahun terakhir di Bandung berdiri Majelis Sastra Bandung (MSB) yang dikelola oleh penyair Matdon. Kegiatannya, nyaris sama dengan apa yang dilakukan oleh FSB.
 
"Masih banyak kegiatan sastra yang belum direalisasi oleh FSB, disebabkan terbatasnya dana yang dipunyai FSB. Keinginan itu antara lain membuat antologi puisi dan buah pikiran para intelektual Bandung tentang karya seni, khususnya mengenai karya sastra. Apa yang dilakukan selama ini belum memberikan arti apa-apa bagi perkembangan dan pertumbuhan sastra di Kota Bandung maupun di Indonesia," tutur Juniarso Ridwan.
***

http://sastra-indonesia.com/2021/06/sastra-di-bandung/

No comments:

Post a Comment

A. Anzieb A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rifqi Hidayat A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.J. Susmana A.S. Laksana A'yat Khalili Abdul Hadi WM Abdul Hopid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Agus Dermawan T. Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sunyoto Agus Wibowo Agusri Junaidi Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Muchlish Amrin Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akhudiat Ali Audah Alim Bakhtiar Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Hamzah Ana Mustamin Andhika Mappasomba Andi Achdian Andrenaline Katarsis Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anwar Holid Aprinus Salam Arafat Nur Ardy Kresna Crenata Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Wibowo Arman A.Z. Arsyad Indradi Aryadi Mellas Aryo Bhawono Asap Studio Asarpin Asep Rahmat Hidayat Asep Sambodja Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif B Kunto Wibisono Badaruddin Amir Balada Bambang Kempling Bambang Soebendo Banjir Bandang Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Boy Mihaballo Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerbung Cerpen Chairil Gibran Ramadhan D. Zawawi Imron D.N. Aidit Daisy Priyanti Dandy Bayu Bramasta Daniel Dhakidae Dareen Tatour Dea Anugrah Dedy Sufriadi Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desti Fatin Fauziyyah Dewi Sartika Dhanu Priyo Prabowo Dharmadi Diah Budiana Dian Hartati Didin Tulus Djoko Pitono Djoko Saryono Donny Anggoro Dwi Pranoto Echa Panrita Lopi Eddi Koben Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Faizin Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Erlina P. Lestari Erwin Dariyanto Esai Esti Ambirati Evi Idawati Evi Sefiani F. Daus AR F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fandy Hutari Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Faza Bina Al-Alim Felix K. Nesi Ferdian Ananda Majni Fian Firatmaja Gampang Prawoto Gema Erika Nugroho Goenawan Mohamad Gola Gong Gombloh Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Gus Noy H.B. Jassin Hairus Salim Hamka Hamsad Rangkuti Hari Murti Haris Firdaus Harry Aveling Hasan Aspahani Hasif Amini HE. Benyamine Hendri Yetus Siswono Herman Syahara Hermien Y. Kleden Holy Adib Huda S Noor Hudan Hidayat Hudan Nur Humam S Chudori Husni Hamisi I G.G. Maha Adi Iberamsyah Barbary Ida Fitri Idealisa Masyrafina Idrus Ignas Kleden Ikarisma Kusmalina Ike Ayuwandari Ilham Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indria Pamuhapsari Indrian Koto Irfan Sholeh Fauzi Isbedy Stiawan Z.S. J.J. Kusni Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jakob Oetama Jalaluddin Rakhmat Jansen H. Sinamo Joni Ariadinata K.H. Bisri Syansuri K.H. M. Najib Muhammad Kahfi Ananda Giatama Kahfie Nazaruddin Kho Ping Hoo Kika Dhersy Putri Kitab Para Malaikat Kritik Sastra Kucing Oren Kunni Masrohanti Kuswinarto L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Tolstoy Leon Agusta Lesbumi Yogyakarta Lily Yulianti Farid Linda Christanty Linda Sarmili Lukisan Lutfi Mardiansyah Luwu Utara M. Aan Mansyur M. Faizi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M.D. Atmaja M’Shoe Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majene Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mamasa Mamuju Mardi Luhung Marhalim Zaini Maroeli Simbolon Martin Aleida Masamba Mashuri Media KAMA_PO Melani Budianta Mihar Harahap Misbahus Surur Mochtar Lubis Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Afifi Mohammad Yamin Much. Khoiri Muhammad Fauzi Muhammad Muhibbuddin Muhammad Ridwan Muhammad Subarkah Muhammad Walidin Muhammad Yasir Muhyiddin Mukhsin Amar Munawir Aziz Musa Ismail Mustamin Almandary N Teguh Prasetyo Nadine Gordimer Nara Ahirullah Nelson Alwi Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Nugroho Sukmanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Asyhadie Nurul Komariyah Ocehan Onghokham Otto Sukatno CR Pamela Allen Pameran Parakitri T. Simbolon Pelukis Pendidikan Penggalangan Dana Peta Provinsi Sulawesi Barat Polewali Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Salafiyah Karossa Pramoedya Ananta Toer Pramuka Prasetyo Agung Pringadi AS Pringgo HR Priska Prosa Pudyo Saptono Puisi Puput Amiranti N Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R Sutandya Yudha Khaidar R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Ragdi F. Daye Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ratnani Latifah Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Riadi Ngasiran Rian Harahap Ribut Wijoto Rida K Liamsi Riki Fernando Rofiqi Hasan Ronny Agustinus Rozi Kembara Rusydi Zamzami Rx King Motor S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Safar Nurhan Saini K.M. Sajak Salman Rusydie Anwar Salman S Yoga Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Sapto Hoedojo Sasti Gotama Sastra Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Seni Rupa Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirajudin Siswoyo Sitok Srengenge Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Sosiawan Leak Sukitman Sulawesi Selatan Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suriali Andi Kustomo Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Syamsudin Noer Moenadi Syihabuddin Qalyubi Syu’bah Asa Tari Bamba Manurung Tari Bulu Londong Tari Ma’Bundu Tari Mappande Banua Tari Patuddu Tari Salabose Daeng Poralle Tari Sayyang Pattuqduq Tari Toerang Batu Tata Chacha Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teddi Muhtadin Teguh Setiawan Pinang Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tito Sianipar Tjahjono Widijanto Toeti Heraty Tosiani Tri Wahono Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Usman Arrumy UU Hamidy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wan Anwar Wawancara Wayan Sunarta Welly Kuswanto Wicaksono Wicaksono Adi Wilson Nadeak Wisata Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yopie Setia Umbara Yosephine Maryati Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yurnaldi Zamakhsyari Abrar