Judul Buku : Sahibul Hikayat al Hayat
Pengarang : KRT. Suryanto Sastroatmodjo
Pengantar : Nurel Javissyarqi
Jenis Buku : Kumpulan Prosa
Penerbit : PUstaka puJAngga
Tebal Buku : xxiv + 144 hlm; 14 x 20 cm
Peresensi : Imamuddin SA
Seberapa jauh perjalanan hidup manusia? Seberapa lama ia hidup untuk
sesamanya? Seberapa kuat ia dikenang oleh generasinya? Pertanyaan-pertanyaan
itu yang mesti direnungkan jauh lebih dalam bagi setiap orang. Fenomena yang
terjadi dalam psikologi manusia, hanya dalam beberapa kurun waktu jenjang
keturunan, ia masih diingat oleh generasi selanjunya. Yang jelas, seorang anak
pasti masih mengingat dan mengenal orang tuanya. Ia juga pasti masih mengenal
dan mengingat kakek-neneknya. Lebih jauh lagi, ia mungkin masih mengingat
buyutnya. Namun yang terakhir ini intensitasnya cukup rendah. Dalam bahasa
Jawa, seseorang pasti sangat sulit mengenal maupun mengingat cangga, wareng,
udeg-udeg, siwur atau jenjang keturunan ke bawah lainnya.
Fenomena di atas menggambarkan bahwa betapa sulitnya perjalanan hidup
seorang manusia untuk bisa tetap hidup dan abadi dalam jiwa-hati sesamanya. Ia
dalam suatu masa pasti lekang terhapus oleh waktu. Dari sisi keturunun saja
hanya dalam jangka waktu yang relatif singkat, apalagi dari sisi manusia secara
keseluruhan. Hal itu secara mendasar bertumpu pada kenangan hidup yang
ditorehkan. Tentunya kenangan itu memiliki arti yang begitu dalam bagi
sesamanya. Adakalanya hal tersebut diabadikan melalui cerita-cerita heroik dan
menyentuh secara turun-temurun maupun dari lisan ke lisan. Adakalanya juga
melalui barang peninggalan yang diangap sebagai barang berharga maupun pusaka.
Adanya kisah, barang berhara, maupun pusaka merupakan suatu media dalam
membangkitkan kembali kenangan-kenangan yang sempat terukir oleh pribadi
seseorang. Hal itu sebagai bentuk perjalanan sejarah hidup seorang manusia.
Dapat dikatakan, jika seseorang banyak meninggalkan sesuatu yang berharga,
benda pusaka, maupun kisah-kisah yang heroik dan menyentuh kepada sesamanya,
dialah yang kelak namanya bakal abadi dan rekat di jiwa-hati sesamanya. Dengan
satu catatan, generasi berikutnya berkenan merumat sesuatu tersebut dengan
seksama.
Sahibul Hikayat al Hayat, merupakan cerminan diri dari seorang KRT Suryanto
Sastroatmodjo. Karya ini disusun sebagai bentuk pengabadian namanya dalam
jiwa-hati sesamanya. Karya ini sarat akan makna yang mampu memberikan arti
hidup bagi pembacanya. Selain itu, karya ini merupakan suatu rangkaian
perjalanan hidup yang sempat tersapa oleh KRT Suryanto Sastroatmodjo (Mas Sur)
bersama sahabat-sahabatnya. Hal itulah yang kemudian mengendap dalam batin
lantas menjadi kristal-kristal kenangan yang begitu menyentuh dan patut untuk
dituangkan sebagai bentuk sejarah kecil-kecilan bahkan jika tuhan berkenan, ini
mampu menjadi sejarah universal. Kenagan-kenangan itu akan melampaui zamannya.
Ada nan taklebur dikubur umur
Ada nan takgugur disapur uzur
Ada nan terngiang selarut zaman
Sedayung Kasih di arus kenangan (Sahibul Hikayat al Hayat: xv)
Ungkapan tersebut pada dasarnya tertuang untuk sahabat Mas Sur, yaitu
Lorenzo. Namun ini patut untuk kita renungkan secara bersama akan kedalamannya.
Beliau mengisyarahkan bahwa yang akan mengabadi dan menjadi kenangan dalam
kehidupan ini adalah Kasih. Konotasi maknanya cukup luas. Kasih dapat merujuk
pada budi baik, kekasih, maupun tuhan. Ketiga hal inilah yang menjadi poros
kenangan yang abadi dalam jiwa-hati kemanusian. Kalau kita tidak bisa menjadi
idola atau kekasih kebanyakan orang, maka seyogyanya kita menorehkan budi baik
kepadanya. Karena dengan melakukan hal tersebut, secara lambat-laun dalam
jiwa-hati seseorang pastilah tumbuh sepercik cahaya kasih yang pada akhirnya
menjadikannya kekasih yang akan dikenang terus dalam hidup ini.
Sebagai usaha pengabadian nama dalam jiwa-hati sesama, selain untuk
mengenang sahabat-sahabatnya, karya ini tergurat sebagai budi baik seorang Mas
Sur. Sebab di dalam karya ini menyimpan nilai-nilai luhur kemanusiaan yang
patut diteladani bagi kita semua. Ini merupakan suatu persembahan besar oleh
seorang Mas Sur menjelang akhir hayatnya yang kelak diharapkan mampu menjadikan
namanya tetap abadi di jiwa-hati kita semua.
Karya ini sungguh luar biasa intensitas kedalamannya. Meskipun demikian,
kadang-kadang pembaca secara umum akan sedikit disibukkan dengan ungkapan
bahasa yang mampu mengganggu proses penyelaman isinya. Hal itu disebabkan oleh
adanya penyematan bahasa Jawa di dalamnya. Bahkan tidak tanggung-tanggung,
konstruksi bahasa Jawa yang disematkan adalah dari jenis kromo inggil yang
notabenenya hanya dapat dipahami oleh mereka yang benar-benar dekat dan akarab
dengan bahasa tersebut. Namun itu tidak mendominasi karya ini. Ungkapan
tersebut kadarnya relatif kecil. Dan adanya penyematan ungkapan tersebut
terbilang sangat wajar, sebab Mas Sur adalah seorang pujangga keraton
Yogyakarta yang secara penuh bergulat dalam kesusastraan Jawa. Jadi tidak
mustahil, unsur-unsur Jawa mewarnai dalam setiap karyanya.
Sahibul Hikayat al Hayat ini merupakan karya yang disusun melalui
pundi-pundi kasih sayang. Di dalamnya mengisyarahkan suatu proses memanusiakan
manusia. Sanjungan, penghargaan, maupun pernghormatan terhadap eksistensi
manusia begitu kental terlukis di dalamnya. Seorang manusia benar-benar
ditempatkan pada kemuliaannya. Ia diposisikan pada derajat yang sesumgguhnya;
sebagai makhluk yang mulia. Tutur bahasa yang diungkapkannya begitu sejuk dan
damai. Mengalir bagaikan ricik hening sungai Nil. Memberi pencerahan dan
kehidupan batin bagi mereka yang berada di sisinya. Sungguh, karya ini tidak
layak untuk disisihkan. Karya ini tidak patut untuk ditinggalkan. Terutama bagi
jiwa-jiwa yang merindu kedamaian. Inilah pusaka yang mampu merombak peradaban
batin pembacanya. Menjadi saksi, sejarah perjalanan anak manusia. Selanjutnya,
selamat membaca. Semoga berolehkan guna.
***
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
A. Anzieb
A. Muttaqin
A. Qorib Hidayatullah
A. Rifqi Hidayat
A. Rodhi Murtadho
A. Syauqi Sumbawi
A.J. Susmana
A.S. Laksana
A'yat Khalili
Abdul Hadi WM
Abdul Hopid
Abdul Kirno Tanda
Abdul Wachid B.S.
Acep Zamzam Noor
Afrizal Malna
Aguk Irawan MN
Agus B. Harianto
Agus Dermawan T.
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sri Danardana
Agus Sunyoto
Agus Wibowo
Agusri Junaidi
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhmad Sekhu
Akhudiat
Ali Audah
Alim Bakhtiar
Alunk Estohank
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Amir Hamzah
Ana Mustamin
Andhika Mappasomba
Andi Achdian
Andrenaline Katarsis
Anjrah Lelono Broto
Anton Wahyudi
Anwar Holid
Aprinus Salam
Arafat Nur
Ardy Kresna Crenata
Arie MP Tamba
Arief Budiman
Ariel Heryanto
Arif Wibowo
Arman A.Z.
Arsyad Indradi
Aryadi Mellas
Aryo Bhawono
Asap Studio
Asarpin
Asep Rahmat Hidayat
Asep Sambodja
Aulia A Muhammad
Awalludin GD Mualif
B Kunto Wibisono
Badaruddin Amir
Balada
Bambang Kempling
Bambang Soebendo
Banjir Bandang
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Binhad Nurrohmat
Boy Mihaballo
Budaya
Budi Darma
Budi P. Hatees
Bustan Basir Maras
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairil Gibran Ramadhan
D. Zawawi Imron
D.N. Aidit
Daisy Priyanti
Dandy Bayu Bramasta
Daniel Dhakidae
Dareen Tatour
Dea Anugrah
Dedy Sufriadi
Dedy Tri Riyadi
Deni Ahmad Fajar
Deni Jazuli
Denny JA
Denny Mizhar
Desti Fatin Fauziyyah
Dewi Sartika
Dhanu Priyo Prabowo
Dharmadi
Diah Budiana
Dian Hartati
Didin Tulus
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Donny Anggoro
Dwi Pranoto
Echa Panrita Lopi
Eddi Koben
Edy A Effendi
Edy Firmansyah
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Faizin
Emha Ainun Nadjib
Enda Menzies
Erlina P. Lestari
Erwin Dariyanto
Esai
Esti Ambirati
Evi Idawati
Evi Sefiani
F. Daus AR
F. Rahardi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fajar Alayubi
Fakhrunnas MA Jabbar
Fandy Hutari
Farah Noersativa
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Faza Bina Al-Alim
Felix K. Nesi
Ferdian Ananda Majni
Fian Firatmaja
Gampang Prawoto
Gema Erika Nugroho
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Gombloh
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gunawan Maryanto
Gus Noy
H.B. Jassin
Hairus Salim
Hamka
Hamsad Rangkuti
Hari Murti
Haris Firdaus
Harry Aveling
Hasan Aspahani
Hasif Amini
HE. Benyamine
Hendri Yetus Siswono
Herman Syahara
Hermien Y. Kleden
Holy Adib
Huda S Noor
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Humam S Chudori
Husni Hamisi
I G.G. Maha Adi
Iberamsyah Barbary
Ida Fitri
Idealisa Masyrafina
Idrus
Ignas Kleden
Ikarisma Kusmalina
Ike Ayuwandari
Ilham
Ilham Khoiri
Imam Cahyono
Imam Muhayat
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Tohari
Indria Pamuhapsari
Indrian Koto
Irfan Sholeh Fauzi
Isbedy Stiawan Z.S.
J.J. Kusni
Jadid Al Farisy
Jajang R Kawentar
Jakob Oetama
Jalaluddin Rakhmat
Jansen H. Sinamo
Joni Ariadinata
K.H. Bisri Syansuri
K.H. M. Najib Muhammad
Kahfi Ananda Giatama
Kahfie Nazaruddin
Kho Ping Hoo
Kika Dhersy Putri
Kitab Para Malaikat
Kritik Sastra
Kucing Oren
Kunni Masrohanti
Kuswinarto
L.K. Ara
Lagu
Laksmi Shitaresmi
Lan Fang
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Leo Tolstoy
Leon Agusta
Lesbumi Yogyakarta
Lily Yulianti Farid
Linda Christanty
Linda Sarmili
Lukisan
Lutfi Mardiansyah
Luwu Utara
M. Aan Mansyur
M. Faizi
M. Raudah Jambak
M. Shoim Anwar
M.D. Atmaja
M’Shoe
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Majene
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mamasa
Mamuju
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maroeli Simbolon
Martin Aleida
Masamba
Mashuri
Media KAMA_PO
Melani Budianta
Mihar Harahap
Misbahus Surur
Mochtar Lubis
Moh. Jauhar al-Hakimi
Mohammad Afifi
Mohammad Yamin
Much. Khoiri
Muhammad Fauzi
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Ridwan
Muhammad Subarkah
Muhammad Walidin
Muhammad Yasir
Muhyiddin
Mukhsin Amar
Munawir Aziz
Musa Ismail
Mustamin Almandary
N Teguh Prasetyo
Nadine Gordimer
Nara Ahirullah
Nelson Alwi
Nikita Mirzani
Nirwan Ahmad Arsuka
Nizar Qabbani
Nugroho Sukmanto
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nuruddin Asyhadie
Nurul Komariyah
Ocehan
Onghokham
Otto Sukatno CR
Pamela Allen
Pameran
Parakitri T. Simbolon
Pelukis
Pendidikan
Penggalangan Dana
Peta Provinsi Sulawesi Barat
Polewali
Pondok Pesantren Al-Madienah
Pondok Pesantren Salafiyah Karossa
Pramoedya Ananta Toer
Pramuka
Prasetyo Agung
Pringadi AS
Pringgo HR
Priska
Prosa
Pudyo Saptono
Puisi
Puput Amiranti N
Pustaka Ilalang
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Setia
Putu Wijaya
R Sutandya Yudha Khaidar
R. Timur Budi Raja
Radhar Panca Dahana
Raedu Basha
Ragdi F. Daye
Rahmadi Usman
Rahmat Sudirman
Rahmat Sutandya Yudhanto
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Prabu
Ratnani Latifah
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Riadi Ngasiran
Rian Harahap
Ribut Wijoto
Rida K Liamsi
Riki Fernando
Rofiqi Hasan
Ronny Agustinus
Rozi Kembara
Rusydi Zamzami
Rx King Motor
S Yoga
S. Jai
Sabrank Suparno
Safar Nurhan
Saini K.M.
Sajak
Salman Rusydie Anwar
Salman S Yoga
Samsul Anam
Sapardi Djoko Damono
Sapto Hoedojo
Sasti Gotama
Sastra
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sejarah
Seni Rupa
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sirajudin
Siswoyo
Sitok Srengenge
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sonia
Sosiawan Leak
Sukitman
Sulawesi Selatan
Sunaryono Basuki Ks
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suriali Andi Kustomo
Suryanto Sastroatmodjo
Susi Ivvaty
Susianna
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syaifuddin Gani
Syamsudin Noer Moenadi
Syihabuddin Qalyubi
Syu’bah Asa
Tari Bamba Manurung
Tari Bulu Londong
Tari Ma’Bundu
Tari Mappande Banua
Tari Patuddu
Tari Salabose Daeng Poralle
Tari Sayyang Pattuqduq
Tari Toerang Batu
Tata Chacha
Tatan Daniel
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teater
Teddi Muhtadin
Teguh Setiawan Pinang
Teguh Winarsho AS
Tenas Effendy
Tengsoe Tjahjono
Tenni Purwanti
Tito Sianipar
Tjahjono Widijanto
Toeti Heraty
Tosiani
Tri Wahono
Udin Badruddin
Udo Z. Karzi
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Usman Arrumy
UU Hamidy
Uwell's King Shop
Uwell's Setiawan
W.S. Rendra
Wahib Muthalib
Wahyudi Akmaliah Muhammad
Wan Anwar
Wawancara
Wayan Sunarta
Welly Kuswanto
Wicaksono
Wicaksono Adi
Wilson Nadeak
Wisata
Yohanes Sehandi
Yonatan Raharjo
Yopie Setia Umbara
Yosephine Maryati
Yudhis M. Burhanudin
Yukio Mishima
Yurnaldi
Zamakhsyari Abrar
No comments:
Post a Comment