Thursday, June 24, 2021

Buku Istana Khayalan, Ketidaksetiaan Dropadi

Erwin Dariyanto
tempointeraktif.com
 
Kehadirannya ke dunia tidak terduga, bahkan tak diharapkan. Semua peserta upacara api pengorbanan terperangah saat dia, seorang gadis cilik berkulit gelap, muncul dari kobaran api. Tak terkecuali Raja Negeri Panchala Prabu Drupada, si empunya hajat.
 
Upacara api pengorbanan digelar Drupada untuk meminta kehadiran seorang putra. Bukan semata penerus generasi atau pewaris takhta yang dia inginkan, melainkan untuk tujuan membalas dendam kepada Drona, guru Pandawa dan Kurawa di negeri Hastinapura.
 
Keinginannya terkabul. Bukan hanya satu putra, Dewa memberi bonus seorang putri. Karena memang tidak diharapkan, Drupada hanya mau menggendong anak laki-lakinya. Tapi rupanya pria kecil yang muncul sesaat sebelum gadis kecil tak mau melepaskan genggaman saudaranya. Drupada pun mengangkat keduanya.
 
Pria kecil itu kemudian diberi nama Destradyuma dan gadis cilik itu dinamai Dropadi. Begitulah Chitra Banerjee Divakaruni mengawali kisah The Palace of Illusions, yang kemudian dialihbahasakan ke bahasa Indonesia oleh Gita Yuliani.
 
Tokoh utama dalam buku yang dicetak ulang Gramedia Pustaka Utama ini adalah Dropadi, yang dalam versi Indonesia biasanya ditulis Drupadi.
 
Chitra menampilkan biografi Dropadi. Mulai kemunculannya di dunia yang misterius, kisah cinta, perselingkuhannya, perseteruan antara Pandawa dan Kurawa, hingga akhirnya meninggal di puncak Himalaya. Pembaca diajak menyelami kehidupan Dropadi secara utuh, termasuk watak dan karakternya.
 
Dropadi digambarkan sebagai perempuan berwatak keras, pemarah, tidak sabaran, sombong, bukan tipe wanita yang setia kepada suami, memiliki sejuta impian, serta ditakdirkan akan membawa perubahan zaman.
 
Tanda-tanda perubahan zaman itu dimulai saat Dropadi, yang kemudian memiliki nama lain, yakni Panchali, akan dinikahkan. Prabu Drupada menggelar sayembara bagi para ksatria untuk bertanding memperebutkan putrinya.
 
Ratusan ksatria ikut sayembara itu. Termasuk Duryudana, Pangeran Kurawa dari Hastinapura, serta Arjuna dari Pandawa. Di akhir pertandingan, Arjuna ditentukan sebagai pemenang. Padahal ada nama lain, yang juga memiliki keahlian memanah seperti panengah Pandawa itu. Dialah Karna, yang berhasil memikat hati Dropadi.
 
Namun, karena ketidakjelasan asal-usul keluarga, Karna tidak diizinkan ikut sayembara. Demi menjaga nama baik keluarga, Dropadi akhirnya diboyong oleh Arjuna ke sebuah hutan, menemui saudara-saudaranya yang tengah dalam persembunyian.
 
Masalah kemudian muncul ketika Kunti secara tidak sengaja meminta kepada Arjuna, apa pun yang dia peroleh harus dibagi rata berlima. Ucapan tak bisa dicabut, Dropadi pun dikawinkan dengan kelima putra Pandawa.
 
Pada bagian inilah, Chitra terlihat tidak obyektif. Penulis kelahiran India yang lama menetap di Amerika Serikat itu terlalu memihak. Dropadi dia gambarkan sebagai sosok menantu yang selalu memberontak atau berseberangan dengan Kunti, sang mertua. Meski memberontak, Dropadi hanya bisa menyimpannya dalam hati.
 
Sementara itu, Kunti, tak satu pun kalimat Chitra yang menunjukkan istri Pandu Dewanata itu sebagai seorang ibu yang bijak dan lemah lembut. Bahkan cenderung digambarkan sebagai seorang mertua dan orang tua yang otoriter.
 
Chitra berhasil mengolah salah satu bagian dari epik Mahabarata menjadi sebuah kisah yang menyentuh. Penuh intrik politik, nafsu, keserakahan, cinta, perselingkuhan, dendam, dan kesombongan. Hanya, dia gagal mempengaruhi emosi pembaca. Proses penggambaran setiap adegan begitu datar.
 
Tampak pada peristiwa dilecehkannya Dropadi oleh para Kurawa, penulis tidak menunjukkan secara rinci setiap peristiwa. Bagaimana perasaan Yudhistira, Dropadi sendiri, Bisma, dan bagaimana pula dengan Kunti. Hal yang sama terjadi pada bagian perang Baratayudha. Hanya digambarkan sekilas.
 
Kisah Dropadi yang ditampilkan Chitra mengusung Mahabarata versi India. Menurut versi Indonesia, Dropadi bersuamikan satu orang, yakni Yudhistira. Namun, sesungguhnya itu hanya perkawinan fisik. Karena sesungguhnya cintanya untuk Arjuna. Sementara menurut versi India, selain bersuamikan lima orang Pandawa, Dropadi menaruh hati kepada Karna.
 
Setiap mendapat kesengsaraan bersama Pandawa, nama Karna-lah yang dia sebut. Hingga ajal menjemput, nama Karna juga yang terucap. Ketidaksetiaan inilah yang akhirnya menyebabkan Dropadi tidak bisa meraih puncak Himalaya bersama Yudhistira.
 
Judul Buku: Istana Khayalan
Judul Asli: The Palace of Illusions
Penulis: Chitra Banerjee Divakaruni
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun: Juli, 2009
http://sastra-indonesia.com/2009/11/buku-istana-khayalan-ketidaksetiaan-dropadi/

No comments:

Post a Comment

A. Anzieb A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rifqi Hidayat A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.J. Susmana A.S. Laksana A'yat Khalili Abdul Hadi WM Abdul Hopid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Agus Dermawan T. Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sunyoto Agus Wibowo Agusri Junaidi Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Muchlish Amrin Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akhudiat Ali Audah Alim Bakhtiar Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Hamzah Ana Mustamin Andhika Mappasomba Andi Achdian Andrenaline Katarsis Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anwar Holid Aprinus Salam Arafat Nur Ardy Kresna Crenata Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Wibowo Arman A.Z. Arsyad Indradi Aryadi Mellas Aryo Bhawono Asap Studio Asarpin Asep Rahmat Hidayat Asep Sambodja Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif B Kunto Wibisono Badaruddin Amir Balada Bambang Kempling Bambang Soebendo Banjir Bandang Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Boy Mihaballo Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerbung Cerpen Chairil Gibran Ramadhan D. Zawawi Imron D.N. Aidit Daisy Priyanti Dandy Bayu Bramasta Daniel Dhakidae Dareen Tatour Dea Anugrah Dedy Sufriadi Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desti Fatin Fauziyyah Dewi Sartika Dhanu Priyo Prabowo Dharmadi Diah Budiana Dian Hartati Didin Tulus Djoko Pitono Djoko Saryono Donny Anggoro Dwi Pranoto Echa Panrita Lopi Eddi Koben Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Faizin Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Erlina P. Lestari Erwin Dariyanto Esai Esti Ambirati Evi Idawati Evi Sefiani F. Daus AR F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fandy Hutari Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Faza Bina Al-Alim Felix K. Nesi Ferdian Ananda Majni Fian Firatmaja Gampang Prawoto Gema Erika Nugroho Goenawan Mohamad Gola Gong Gombloh Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Gus Noy H.B. Jassin Hairus Salim Hamka Hamsad Rangkuti Hari Murti Haris Firdaus Harry Aveling Hasan Aspahani Hasif Amini HE. Benyamine Hendri Yetus Siswono Herman Syahara Hermien Y. Kleden Holy Adib Huda S Noor Hudan Hidayat Hudan Nur Humam S Chudori Husni Hamisi I G.G. Maha Adi Iberamsyah Barbary Ida Fitri Idealisa Masyrafina Idrus Ignas Kleden Ikarisma Kusmalina Ike Ayuwandari Ilham Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indria Pamuhapsari Indrian Koto Irfan Sholeh Fauzi Isbedy Stiawan Z.S. J.J. Kusni Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jakob Oetama Jalaluddin Rakhmat Jansen H. Sinamo Joni Ariadinata K.H. Bisri Syansuri K.H. M. Najib Muhammad Kahfi Ananda Giatama Kahfie Nazaruddin Kho Ping Hoo Kika Dhersy Putri Kitab Para Malaikat Kritik Sastra Kucing Oren Kunni Masrohanti Kuswinarto L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Tolstoy Leon Agusta Lesbumi Yogyakarta Lily Yulianti Farid Linda Christanty Linda Sarmili Lukisan Lutfi Mardiansyah Luwu Utara M. Aan Mansyur M. Faizi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M.D. Atmaja M’Shoe Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majene Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mamasa Mamuju Mardi Luhung Marhalim Zaini Maroeli Simbolon Martin Aleida Masamba Mashuri Media KAMA_PO Melani Budianta Mihar Harahap Misbahus Surur Mochtar Lubis Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Afifi Mohammad Yamin Much. Khoiri Muhammad Fauzi Muhammad Muhibbuddin Muhammad Ridwan Muhammad Subarkah Muhammad Walidin Muhammad Yasir Muhyiddin Mukhsin Amar Munawir Aziz Musa Ismail Mustamin Almandary N Teguh Prasetyo Nadine Gordimer Nara Ahirullah Nelson Alwi Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Nugroho Sukmanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Asyhadie Nurul Komariyah Ocehan Onghokham Otto Sukatno CR Pamela Allen Pameran Parakitri T. Simbolon Pelukis Pendidikan Penggalangan Dana Peta Provinsi Sulawesi Barat Polewali Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Salafiyah Karossa Pramoedya Ananta Toer Pramuka Prasetyo Agung Pringadi AS Pringgo HR Priska Prosa Pudyo Saptono Puisi Puput Amiranti N Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R Sutandya Yudha Khaidar R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Ragdi F. Daye Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ratnani Latifah Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Riadi Ngasiran Rian Harahap Ribut Wijoto Rida K Liamsi Riki Fernando Rofiqi Hasan Ronny Agustinus Rozi Kembara Rusydi Zamzami Rx King Motor S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Safar Nurhan Saini K.M. Sajak Salman Rusydie Anwar Salman S Yoga Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Sapto Hoedojo Sasti Gotama Sastra Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Seni Rupa Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirajudin Siswoyo Sitok Srengenge Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Sosiawan Leak Sukitman Sulawesi Selatan Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suriali Andi Kustomo Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Syamsudin Noer Moenadi Syihabuddin Qalyubi Syu’bah Asa Tari Bamba Manurung Tari Bulu Londong Tari Ma’Bundu Tari Mappande Banua Tari Patuddu Tari Salabose Daeng Poralle Tari Sayyang Pattuqduq Tari Toerang Batu Tata Chacha Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teddi Muhtadin Teguh Setiawan Pinang Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tito Sianipar Tjahjono Widijanto Toeti Heraty Tosiani Tri Wahono Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Usman Arrumy UU Hamidy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wan Anwar Wawancara Wayan Sunarta Welly Kuswanto Wicaksono Wicaksono Adi Wilson Nadeak Wisata Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yopie Setia Umbara Yosephine Maryati Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yurnaldi Zamakhsyari Abrar