Saturday, May 22, 2021

Setangkai Zaitun Bangsa Palestina

Yosephine Maryati *
jawapos.co.id
 
Kawasan Timur Tengah tak putus dirundung pergolakan. Bangsa Palestina terus terisolasi di kampung halaman sendiri. Invasi konyol salah rancang yang mahal dan bersimbah darah ke Iraq merupakan bencana strategis Amerika Serikat (AS). Iraq karut-marut dalam perang saudara memilukan setelah Saddam Hussein dimakzulkan. Israel-Palestina makin terperosok ke dalam pusaran konflik. Hamas dan Fatah makin berebut dominasi komunitas Palestina. Iran makin ngotot menguasai siklus senjata pemusnah masal. Syria-Lebanon terus bersengketa dengan Israel soal dataran tinggi Golan. Al Qaidah makin beringas menjadikan AS sasaran agresi.
 
Bagaimana suatu kelompok kepentingan di AS bisa melembagakan kekerasan di Timur Tengah? Mengapa lobi Yahudi justru membunuh masa depan bangsa Israel? Mengapa alasan moralitas usang tentang Israel malah merusak reputasi AS? Itulah perdebatan utama yang dibahas dengan sangat memikat oleh John J. Mearsheimer dan Stephen M. Walt dalam buku tentang lobi Israel dan kebijakan Timur Tengah pemerintah AS.
 
Buku duet profesor ilmu politik Universitas Chicago dan profesor hubungan internasional Universitas Harvard ini mengkaji pengaruh kekuatan lobi Israel dalam kebijakan luar negeri AS di Timur Tengah. Lobi Israel merupakan koalisi longgar yang berusaha memengaruhi kebijakan politik luar negeri AS supaya oleng ke Israel.
 
Kelompok kepentingan perkasa itu menginginkan para pemimpin AS memperlakukan Israel seolah-olah negara bagian ke-51. Selain mendorong AS mendukung Israel tanpa syarat, individu-individu dan kelompok-kelompok dalam lobi, misalnya American-Israel Public Affairs Committee (AIPAC), memainkan peran penting dalam membentuk kebijakan AS untuk konflik Israel-Palestina, invasi brutal ke Iraq, serta konfrontasi memalukan dengan Syria, Lebanon, dan Iran.
 
Sang dermawan besar AS memberikan porsi sangat istimewa dalam menyokong Israel. Dukungan melimpah itu sesungguhnya berseberangan dengan kepentingan nasional AS. Juga, membuat dunia Arab dan Islam makin antipati kepada AS, memperlama penderitaan bangsa Arab, serta berbahaya bagi kepentingan jangka panjang Israel. Israel sejak perang dingin berakhir justru menjadi beban strategis AS. Hubungan akrab Washington-Jerusalem membuat kawasan Timur Tengah makin mudah mendidih dan meletus.
 
Mearsheimer dan Walt, dua ilmuwan politik AS, menguraikan kebijakan AS terhadap Timur Tengah sejak zaman PD II. Awalnya, kebijakan itu muncul dengan alasan minyak bumi. Selanjutnya, kebijakan dimotivasi antikomunisme. Sejalan dengan waktu, hubungan AS dengan Israel tumbuh. Karena itu, AS punya tiga kepentingan strategis di Timur Tengah. Pertama, mempertahankan akses pasokan gas dan minyak bumi. Kedua, menghambat penyebaran nuklir. Sebab, senjata pemusnah masal tersebut bisa memperumit upaya AS dalam menjaga minyak Timur Tengah tetap mengalir. Ketiga, memerangi terorisme.
 
Biaya menjadi pengacara Israel terus naik, tapi manfaat yang diperoleh AS menurun. Keamanan Israel sesungguhnya bukan kepentingan strategis yang mendesak bagi AS. Andai Israel bangkrut pun, AS tidak akan jatuh dalam bahaya. Sebaliknya, macetnya ekspor minyak dari Teluk Persia bakal berpengaruh terhadap industri dan kesejahteraan AS.
 
AS sejak Juni 1967 memberikan dukungan diplomatik dan material kepada Israel dengan porsi yang mengerdilkan dukungannya untuk Palestina. Pembangunan permukiman Yahudi di wilayah Palestina, bahkan oleh Leon Wieseltier, sejarawan simpatisan Israel, disebut sebagai kekeliruan moral dan strategis yang terlewat besar. Situasi Israel saat ini bisa lebih baik andai AS sejak dulu menekan Israel menghentikan pembangunan permukiman di Tepi Barat dan Gaza.
 
Inilah pilihan yang seharusnya diberikan kepada Israel: mengakhiri pendudukan yang merugikan diri sendiri dan tetap menjadi sekutu dekat AS atau tetap menjadi negara penjajah tanpa melibatkan AS. AS tidak bisa lagi membabi buta menyatakan setia kepada mitra yang tidak memberikan imbalan apa pun. Argumen moral para pen?dukung bahwa Israel adalah negara lemah yang dikelilingi para musuh yang bertekad melumatnya membuat reputasi AS di mata internasional benar-benar bobrok.
 
Kelompok garis keras pendukung Israel di AS yang getol melobi tidak menyadari bahwa merampas kemerdekaan bangsa Palestina tidak menjadikan Israel aman. Perlawanan musuh-musuh Israel bukan aksi brutal balas dendam. Bukan pula bukti kebencian mendasar kepada bangsa Yahudi seperti antisemitisme yang dulu berjangkit di Eropa.
 
Tidak ada presiden AS yang mendukung terwujudnya negara kebangsaan Palestina yang berdaulat dan merdeka. Kebijakan AS di Iran sejak 1990-an sangat dipengaruhi keinginan pemerintahan demi pemerintahan yang silih berganti di Israel. Lobi Israel membuat AS-Iran tetap bermusuhan. Dukungan tanpa syarat AS dalam serangan Israel yang menewaskan ribuan penduduk sipil Lebanon pada musim panas 2006 menggerogoti kekuatan pemerintahan pro-Amerika di Beirut dan memperkuat sentimen anti-AS di dunia Arab.
 
Israel sekarang merupakan negara yang kuat, makmur, dan modern. Negara yang terbentuk menyusul tragedi besar sejarah PD II itu terus menggunakan superioritasnya untuk menduduki sebidang tanah milik bangsa Palestina seraya bersikap sewenang-wenang terhadap Lebanon, Syria, dan Iran. Pendekatan konfrontatif Israel kepada musuh-musuhnya, menurut Mearsheimer dan Walt, mengandung efek bumerang pada masa mendatang. Kini saatnya kebijakan ekspansi Zionis yang gagal di wilayah Palestina ditinggalkan. Mengherankan bila negara adidaya dan superkaya seperti AS bertahan mendukung lobi Israel.
 
Buku ini sangat berempati kepada dunia Islam, terutama pembelaannya kepada bangsa Palestina. Mearsheimer dan Walt diibaratkan burung merpati dengan paruh menggigit setangkai daun zaitun -simbol optimisme damai dan harapan berdaulat bagi bangsa Palestina.
***
 
*) Peresensi: Guru SMAN 1 Wonosobo, alumnus MM Unika Soegijapranata Semarang
 
Judul Buku: Dahsyatnya Lobi Israel
Judul Asli: The Israel Lobby and US Foreign Policy
Penulis: John J. Mearsheimer dan Stephen M. Walt
Penerjemah: Alex Trikantjono Widodo
Penerbit: Gramedia, Jakarta
Cetakan: I, Juli 2010
Tebal: xviii + 732 halaman

http://sastra-indonesia.com/2010/08/setangkai-zaitun-bangsa-palestina/

No comments:

Post a Comment

A. Anzieb A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rifqi Hidayat A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.J. Susmana A.S. Laksana A'yat Khalili Abdul Hadi WM Abdul Hopid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Agus Dermawan T. Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sunyoto Agus Wibowo Agusri Junaidi Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Muchlish Amrin Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akhudiat Ali Audah Alim Bakhtiar Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Hamzah Ana Mustamin Andhika Mappasomba Andi Achdian Andrenaline Katarsis Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anwar Holid Aprinus Salam Arafat Nur Ardy Kresna Crenata Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Wibowo Arman A.Z. Arsyad Indradi Aryadi Mellas Aryo Bhawono Asap Studio Asarpin Asep Rahmat Hidayat Asep Sambodja Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif B Kunto Wibisono Badaruddin Amir Balada Bambang Kempling Bambang Soebendo Banjir Bandang Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Boy Mihaballo Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerbung Cerpen Chairil Gibran Ramadhan D. Zawawi Imron D.N. Aidit Daisy Priyanti Dandy Bayu Bramasta Daniel Dhakidae Dareen Tatour Dea Anugrah Dedy Sufriadi Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desti Fatin Fauziyyah Dewi Sartika Dhanu Priyo Prabowo Dharmadi Diah Budiana Dian Hartati Didin Tulus Djoko Pitono Djoko Saryono Donny Anggoro Dwi Pranoto Echa Panrita Lopi Eddi Koben Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Faizin Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Erlina P. Lestari Erwin Dariyanto Esai Esti Ambirati Evi Idawati Evi Sefiani F. Daus AR F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fandy Hutari Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Faza Bina Al-Alim Felix K. Nesi Ferdian Ananda Majni Fian Firatmaja Gampang Prawoto Gema Erika Nugroho Goenawan Mohamad Gola Gong Gombloh Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Gus Noy H.B. Jassin Hairus Salim Hamka Hamsad Rangkuti Hari Murti Haris Firdaus Harry Aveling Hasan Aspahani Hasif Amini HE. Benyamine Hendri Yetus Siswono Herman Syahara Hermien Y. Kleden Holy Adib Huda S Noor Hudan Hidayat Hudan Nur Humam S Chudori Husni Hamisi I G.G. Maha Adi Iberamsyah Barbary Ida Fitri Idealisa Masyrafina Idrus Ignas Kleden Ikarisma Kusmalina Ike Ayuwandari Ilham Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indria Pamuhapsari Indrian Koto Irfan Sholeh Fauzi Isbedy Stiawan Z.S. J.J. Kusni Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jakob Oetama Jalaluddin Rakhmat Jansen H. Sinamo Joni Ariadinata K.H. Bisri Syansuri K.H. M. Najib Muhammad Kahfi Ananda Giatama Kahfie Nazaruddin Kho Ping Hoo Kika Dhersy Putri Kitab Para Malaikat Kritik Sastra Kucing Oren Kunni Masrohanti Kuswinarto L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Tolstoy Leon Agusta Lesbumi Yogyakarta Lily Yulianti Farid Linda Christanty Linda Sarmili Lukisan Lutfi Mardiansyah Luwu Utara M. Aan Mansyur M. Faizi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M.D. Atmaja M’Shoe Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majene Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mamasa Mamuju Mardi Luhung Marhalim Zaini Maroeli Simbolon Martin Aleida Masamba Mashuri Media KAMA_PO Melani Budianta Mihar Harahap Misbahus Surur Mochtar Lubis Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Afifi Mohammad Yamin Much. Khoiri Muhammad Fauzi Muhammad Muhibbuddin Muhammad Ridwan Muhammad Subarkah Muhammad Walidin Muhammad Yasir Muhyiddin Mukhsin Amar Munawir Aziz Musa Ismail Mustamin Almandary N Teguh Prasetyo Nadine Gordimer Nara Ahirullah Nelson Alwi Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Nugroho Sukmanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Asyhadie Nurul Komariyah Ocehan Onghokham Otto Sukatno CR Pamela Allen Pameran Parakitri T. Simbolon Pelukis Pendidikan Penggalangan Dana Peta Provinsi Sulawesi Barat Polewali Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Salafiyah Karossa Pramoedya Ananta Toer Pramuka Prasetyo Agung Pringadi AS Pringgo HR Priska Prosa Pudyo Saptono Puisi Puput Amiranti N Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R Sutandya Yudha Khaidar R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Ragdi F. Daye Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ratnani Latifah Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Riadi Ngasiran Rian Harahap Ribut Wijoto Rida K Liamsi Riki Fernando Rofiqi Hasan Ronny Agustinus Rozi Kembara Rusydi Zamzami Rx King Motor S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Safar Nurhan Saini K.M. Sajak Salman Rusydie Anwar Salman S Yoga Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Sapto Hoedojo Sasti Gotama Sastra Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Seni Rupa Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirajudin Siswoyo Sitok Srengenge Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Sosiawan Leak Sukitman Sulawesi Selatan Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suriali Andi Kustomo Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Syamsudin Noer Moenadi Syihabuddin Qalyubi Syu’bah Asa Tari Bamba Manurung Tari Bulu Londong Tari Ma’Bundu Tari Mappande Banua Tari Patuddu Tari Salabose Daeng Poralle Tari Sayyang Pattuqduq Tari Toerang Batu Tata Chacha Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teddi Muhtadin Teguh Setiawan Pinang Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tito Sianipar Tjahjono Widijanto Toeti Heraty Tosiani Tri Wahono Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Usman Arrumy UU Hamidy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wan Anwar Wawancara Wayan Sunarta Welly Kuswanto Wicaksono Wicaksono Adi Wilson Nadeak Wisata Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yopie Setia Umbara Yosephine Maryati Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yurnaldi Zamakhsyari Abrar