Friday, April 30, 2021

Urusan Warna Kulit dalam Cerita-cerita Gordimer

Catatan membaca Terjun dan Kisah-kisah Lainnya, Nadine Gordimer
 
Fatah Anshori *
 
Entah sejak kapan urusan warna kulit menjadi persoalan dalam kelas sosial? Kita mungkin kerap melihat, tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri. Cukup di sekitar kita, sewaktu SMA, saya masih ingat teman-teman sering kali memandang rendah teman yang kebetulan memiliki warna kulit yang agak gelap. Nasib mereka kebanyakan menyedihkan selalu menjadi cemoohan dan bahan bercandaan setiap kali ada acara kumpul-kumpul. Dan sewaktu itu, barangkali secara tidak sadar, saya mengimani bahwa memiliki kulit hitam adalah aib, dan barangkali ini juga tertanam di kepala teman-teman kebanyakan, entah secara sadar atau tidak sadar. Sehingga imbasnya, bahkan saya menyaksikan tidak satu dua teman laki-laki menggunakan sabun pemutih wajah, hanya agar wajahnya tampak lebih putih dan cerah. Karena memiliki kulit hitam ada suatu keburukan di kepala kami.
 
Barangkali ini juga yang pernah disinggung Eka dalam salah satu esainya, yang kalau tidak salah pernah dimuat Jawa Pos. Di esai tersebut Eka membahas tentang seberapa terlibatnya mereka—Kulit Hitam—di kehidupan kita. Kita bisa menilik lingkungan kampus, lingkungan kerja, kantor, karyawan pabrik hingga penjaga konter. Adakah mereka turut andil di sana. Kalaupun ada mungkin beberapa masih merasa asing dengan kehadiran mereka. Dari sorot mata saja kita bisa tahu bagaimana orang memandang itu biasa atau berbeda. Yang kedua mungkin sikap kita terhadap kehadiran mereka, mungkin ada perasaan canggung bahkan takut. Jika itu yang benar-benar terjadi barangkali kita tidak terlalu jauh berbeda dengan urusan apartheid yang dinarasikan Gordimer dalam kumpulan Cerpennya, Terjun dan Kisah-kisah Lain.
 
Hampir seluruh cerpen-cerpen Gordimer dalam Terjun dan Kisah-kisah Lain, selalu menyinggung persoalan warna kulit. Memang Gordimer tidak melulu membuat persoalan warna kulit itu menjadi pondasi utama cerita, tapi menurut saya itulah yang menarik. Ibarat membuat baju dengan berbeda-beda jenis dan modelnya, Gordimer selaku perancang busana berusaha memberikan manik-manik yang sama di setiap jenis dan model bajunya. Sehingga urusan itu terkesan sepele, receh, namun hal yang sepele dan receh itu dilakukan berulang-ulang sehingga membuat penikmat busana sadar ada yang ingin ditunjukkan di sana. Ada suara-suara yang dekat dan nyaring, rasanya seperti itulah cerpen-cerpen Gordimer bekerja.
 
Cerpen-cerpen Gordimer dalam Terjun dan Kisah-kisah lainnya tergolong cerpen panjang. Cerpen yang tidak selesai dalam tiga atau empat halaman kertas ukuran A5. Di cerita pendek yang pertama, kita akan membaca Cerpen Terjun itu sendiri. Ia menceritakan kehidupan seorang pemuda berkulit putih di sebuah apartemen mewah lengkap dengan fasilitasnya. Lalu cerita berjalan dari mulut Narator yang tampak sibuk membangun suasana. Ia memaparkan banyak benda-benda mewah di sebuah apartemen, dan tentu saja dengan sedikit kelakar di sana-sini. Sehingga barangkali itu juga yang telah menggerakkan cerita untuk menyinggung Kulit Putih dan Kulit Hitam.
 
Dikatakan dalam cerpen Terjun bahwa mereka—para Kulit Putih—sama sekali tidak peduli pada pribumi Kulit Hitam yang hanya bisa bekerja mengolah tanah, dan pekerjaan-pekerjaan kasar lainnya. Secara tersirat barangkali narasi tersebut telah menunjukkan bahwa begitulah mereka hidup. Orang Kulit Hitam diidentikkan dengan pekerjaan-pekerjaan kasar yang barangkali di mata orang Kulit Putih pekerjaan-pekerjaan itu tampak hina, dan terbelakang. Sementara di narasi yang lain dikatakan para Kulit Putih lebih bangga menjadi pagawai dinas, mungkin semacam Pegawai Negeri Sipil di Indonesia. Di beberapa cerpen selanjutnya sedikit atau banyak Gordimer selalu menyelipkan narasi-narasi terkait warna kulit. Bahkan di salah satu cerpennya Gordimer juga menunjukkan bagaimana hukum dibuat berdasarkan warna kulit, bahkan ada aturan yang mengatur bagaiman Kulit Hitam menggunakan sebuah hotel. Dan jika tidak salah ada juga aturan bagaimana Kulit Hitam boleh dimatikan.
 
Kurang lebih begitulah dunia-dunia dalam cerpen Terjun dan Kisah-kisah Lainnya, Nadine Gordimer. Namun segalanya tidak hanya sesederhana itu, dalam urusan bercerita Gordimer seringkali membuat bangunan-bangunan cerita yang mungkin terkesan surealis. Namun pakansi-pakansi Gordimer tetap pantas untuk dinikmati juga direnungkan, seberapa pentingnya kemanusiaan jika diukur dari dari warna kulit.
 
29 Oktober 2020 Lamongan.

*) Fatah Anshori, lahir di Lamongan, 19 Agustus 1994. Novel pertamanya “Ilalang di Kemarau Panjang” (2015), dan buku kumpulan puisinya “Hujan yang Hendak Menyalakan Api” (2018). Salah satu cerpennya terpilih sebagai Cerpen Unggulan Litera.co.id 2018, dan tulisanya termuat di Sastra-Indonesia.com sedang blog pribadinya fatahanshori.wordpress.com http://sastra-indonesia.com/2020/10/urusan-warna-kulit-dalam-cerita-cerita-gordimer/

No comments:

Post a Comment

A. Anzieb A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rifqi Hidayat A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.J. Susmana A.S. Laksana A'yat Khalili Abdul Hadi WM Abdul Hopid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Agus Dermawan T. Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sunyoto Agus Wibowo Agusri Junaidi Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Muchlish Amrin Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akhudiat Ali Audah Alim Bakhtiar Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Hamzah Ana Mustamin Andhika Mappasomba Andi Achdian Andrenaline Katarsis Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anwar Holid Aprinus Salam Arafat Nur Ardy Kresna Crenata Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Wibowo Arman A.Z. Arsyad Indradi Aryadi Mellas Aryo Bhawono Asap Studio Asarpin Asep Rahmat Hidayat Asep Sambodja Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif B Kunto Wibisono Badaruddin Amir Balada Bambang Kempling Bambang Soebendo Banjir Bandang Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Boy Mihaballo Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerbung Cerpen Chairil Gibran Ramadhan D. Zawawi Imron D.N. Aidit Daisy Priyanti Dandy Bayu Bramasta Daniel Dhakidae Dareen Tatour Dea Anugrah Dedy Sufriadi Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desti Fatin Fauziyyah Dewi Sartika Dhanu Priyo Prabowo Dharmadi Diah Budiana Dian Hartati Didin Tulus Djoko Pitono Djoko Saryono Donny Anggoro Dwi Pranoto Echa Panrita Lopi Eddi Koben Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Faizin Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Erlina P. Lestari Erwin Dariyanto Esai Esti Ambirati Evi Idawati Evi Sefiani F. Daus AR F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fandy Hutari Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Faza Bina Al-Alim Felix K. Nesi Ferdian Ananda Majni Fian Firatmaja Gampang Prawoto Gema Erika Nugroho Goenawan Mohamad Gola Gong Gombloh Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Gus Noy H.B. Jassin Hairus Salim Hamka Hamsad Rangkuti Hari Murti Haris Firdaus Harry Aveling Hasan Aspahani Hasif Amini HE. Benyamine Hendri Yetus Siswono Herman Syahara Hermien Y. Kleden Holy Adib Huda S Noor Hudan Hidayat Hudan Nur Humam S Chudori Husni Hamisi I G.G. Maha Adi Iberamsyah Barbary Ida Fitri Idealisa Masyrafina Idrus Ignas Kleden Ikarisma Kusmalina Ike Ayuwandari Ilham Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indria Pamuhapsari Indrian Koto Irfan Sholeh Fauzi Isbedy Stiawan Z.S. J.J. Kusni Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jakob Oetama Jalaluddin Rakhmat Jansen H. Sinamo Joni Ariadinata K.H. Bisri Syansuri K.H. M. Najib Muhammad Kahfi Ananda Giatama Kahfie Nazaruddin Kho Ping Hoo Kika Dhersy Putri Kitab Para Malaikat Kritik Sastra Kucing Oren Kunni Masrohanti Kuswinarto L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Tolstoy Leon Agusta Lesbumi Yogyakarta Lily Yulianti Farid Linda Christanty Linda Sarmili Lukisan Lutfi Mardiansyah Luwu Utara M. Aan Mansyur M. Faizi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M.D. Atmaja M’Shoe Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majene Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mamasa Mamuju Mardi Luhung Marhalim Zaini Maroeli Simbolon Martin Aleida Masamba Mashuri Media KAMA_PO Melani Budianta Mihar Harahap Misbahus Surur Mochtar Lubis Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Afifi Mohammad Yamin Much. Khoiri Muhammad Fauzi Muhammad Muhibbuddin Muhammad Ridwan Muhammad Subarkah Muhammad Walidin Muhammad Yasir Muhyiddin Mukhsin Amar Munawir Aziz Musa Ismail Mustamin Almandary N Teguh Prasetyo Nadine Gordimer Nara Ahirullah Nelson Alwi Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Nugroho Sukmanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Asyhadie Nurul Komariyah Ocehan Onghokham Otto Sukatno CR Pamela Allen Pameran Parakitri T. Simbolon Pelukis Pendidikan Penggalangan Dana Peta Provinsi Sulawesi Barat Polewali Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Salafiyah Karossa Pramoedya Ananta Toer Pramuka Prasetyo Agung Pringadi AS Pringgo HR Priska Prosa Pudyo Saptono Puisi Puput Amiranti N Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R Sutandya Yudha Khaidar R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Ragdi F. Daye Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ratnani Latifah Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Riadi Ngasiran Rian Harahap Ribut Wijoto Rida K Liamsi Riki Fernando Rofiqi Hasan Ronny Agustinus Rozi Kembara Rusydi Zamzami Rx King Motor S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Safar Nurhan Saini K.M. Sajak Salman Rusydie Anwar Salman S Yoga Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Sapto Hoedojo Sasti Gotama Sastra Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Seni Rupa Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirajudin Siswoyo Sitok Srengenge Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Sosiawan Leak Sukitman Sulawesi Selatan Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suriali Andi Kustomo Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Syamsudin Noer Moenadi Syihabuddin Qalyubi Syu’bah Asa Tari Bamba Manurung Tari Bulu Londong Tari Ma’Bundu Tari Mappande Banua Tari Patuddu Tari Salabose Daeng Poralle Tari Sayyang Pattuqduq Tari Toerang Batu Tata Chacha Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teddi Muhtadin Teguh Setiawan Pinang Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tito Sianipar Tjahjono Widijanto Toeti Heraty Tosiani Tri Wahono Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Usman Arrumy UU Hamidy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wan Anwar Wawancara Wayan Sunarta Welly Kuswanto Wicaksono Wicaksono Adi Wilson Nadeak Wisata Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yopie Setia Umbara Yosephine Maryati Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yurnaldi Zamakhsyari Abrar