Sunday, April 25, 2021

Swadaya Masyarakat Gelar ‘Bohorok Art Festival’ 2019

 
gapuranews.com, 17 Juli 2019
 
MEDAN – Budaya dan Kesenian yang ada di Sumatera Utara layak untuk direvitalisasi dan dihidupkan kembali. Sebab, daerah lainnya seperti Jogja, Bali, Malang, Semarang dan beberapa daerah telah menikmati buah karya para senimannya dengan menghidupkan budaya dan kesenian. Demikian dipaparkan penggagas sekaligus chief officer ‘Bahorok Art Festival’ (BAF) dalam temu pers, di Taman Budaya Sumut, Selasa (16/7/2019).
 
“Saya sering malakukan traveling ke daerah-daerah dan melihat bagaimana masyarakat memperlakukan kebudayaan dan keseniannya. Dan saya sangat terkesima, sehingga tergerak hati saya untuk membuat gerakan kebudayaan di kampung saya Bohorok, ” ujar Khairul Anwar didampingi tim, Tatan Daniel, Syahrial Felani, Erliany Lubis dan Adek Gendang.
 
Festival Art Bohorok sendiri rencananya akan dilaksanakan 3 hari yakni, 18 s/d 20 Juli 2019 di Bohorok tepatnya di Desa Empus Kabupaten Langkat. Khairil Anwar pengusaha sukses Putra Bohorok ini juga menjelaskan, Festival ini murni mengangkat kebudayaan dan kesenian lokal, seperti Lomba Tari Serampang 12, Bazar Kuliner Daerah Lokal, karnaval, Berbagai Kesenian Lokal dan mengangkat kembali satu tarian asli milik Bohorok barnama, Es Pompong.
 
“Jadi yang bukan kesenian lokal hanya Serampang Dua Belas selebihnya, pergelaran kesenian lokal. Untuk Serampang dua belas ini kita lombakan, lantaran tari ini milik Sumatera Utara yang pernah menjadi tari nasional. Saya menyediakan total hadiah Rp35 juta, ” terang Khairul lagi.
 
Sementara itu, sekretaris acara, Erliany Lubis mengatakan, saat ini sudah tinggal pelaksanaan. Peserta semua sudah clear. Untuk peserta Lomba Serampang12, peserta berjumlah 35 pasang dengan hadiah, piala, sertifikat dan uang pembinaan.
 
“Saat ini semua peserta sudah terdata dengan baik tinggal melaksanakannya saja. Tidak dipungut biaya apapun. Semua selama di lokasi acara, termasuk konsumsi dan penginapan ditanggung panitia, ” jelas Erliany Lubis. Erliani menambahkan perlombaan akan dinilai oleh empat dewan juri yakni, Khaidir, Yayan, Adek dan Eka Firdaus. “Penilaiannya akan dilakukan mengikuti pakem-pakem yang biasa dengan lagu yang sama. Pada babak penyisihan dengan musik cd tetapi pada final musik live, ” jelasnya.
 
Gagasan Perhelatan Budaya
 
Sementara itu, Tatan Daniel seniman asal Sumut yang kini menetap di Jakarta menambahkan, acara ini merupakan gagasan perhelatan budaya yang luarbiasa, karena digagas oleh anak muda. “Ini idenya justru dari anak-anak muda ini. Jadi memang sudah seharusnya, anak muda mulai menggerakkan kebudayaan bersama masyarakat. Kita jangan dulu bicara pemerintah, biarkan mereka dengan birokrasi yang rumit itu, ” kata Tatan.
 
Kebudayaan, kata Tatan saat ini tengah bangkit sebagai satu gerakan yang lahir dari kesadaran masyarakat. Di Jogja, Malang, para anak muda menarikan satu tarian perang di Jalan Malioboro. “Jadi saat ini sudah mulai tumbuh kesadaran baru tentang pertumbuhan kebudayaan. Dan Bohorok itu ternyata banyak sekali potensi daerahnya seperti, burung Murai Batu, Durian dan ada tarian lokal seperti dikatakan Mak Yal (Syahrial, red) yakni, Es Pompong,” sambungnya.
 
Es Pompong adalah sebuah tarian yang mirip dengan Serampang12. Ditarikan juga oleh sepasang muda-mudi. Ciri-ciri gerakannya menyerupai Zapin. Memakai alat musik, biola dan kulintang, mirip dengan tari Portugis.
 
“Kesenian ini belum terekspose. Jadi nanti dalam acara itu akan kita tampilkan. Selama ini kita belum tahu kalau ada tarian yang merupakan produk budaya lokal yang juga lahir dari seniman lokal, ” ujar Syarial yang mengaku akan melakukan riset lebih jauh tentang tarian ini bersama Adek Gendang.
 
Panitia berharap acara ini bisa viral di media sosial dan diketahui orang dimanapun berada. Sebab boom kebudayaan kini sudah mulai bergerak dan tinggal meledaknya. “Kira berharap kegiatan ini nantinya mampu menjadi motifator sehingga selesai acara, masyarakat di sana terus bergerak meneruskan pengembangan kebudayaan. Sehingga nantinya diharapkan kampung ini dan Bohorok serta kesenian dan terutama Serampang12 kembali viral, ” sela Khairil Anwar.
 
Seperti diketahui Tatan Daniel merupakan pelopor, mempromosikan kembali Tari Serampang12 yang diciptakan oleh Sauti di Perbaungan Serdang Bedagai. “Kami di Jakarta ‘berdarah-darah’ juga mencoba membangkitkan kembali ketenaran tari serampang dua belas di tahun 50 an. Dimana waktu itu, tarian ini menjadi tarian kesukaan Bung Karno dan dinobatkan menjadi tari nasional, ” jelas Tatan.
 
Pihaknya juga mengaku pernah menggelar acara Serangpang12 pada tanggal 12 bulan 12 tahun 2012. “Kami laksanakan dengan penari berjumlah 12 pasang, dimulai dari jam 12 siang sampai jam 12 malam. Ini sukses. Kemudian buntutnya, hampir daerah yang masyarakatnya Melayu mulai bergerak membuat festival tari serampang dua belas, ” ujarnya.
 
Tari Serampang12 juga kata Tatan Daniel sudah pernah menjadi diplomasi kebudayaan main di Eropah Timur. ” Jadi salah satu pemain gendangnya adalah Maestro Khairuddin Dahlan. Itu makanya kami usulkan agar mendapat anugerah maestro kebudayaan dan sudah dapat, walau kini sang maestro sudah tiada (meninggal, red), ” ujarnya.
 
Kemudian setelah Serampang12 menjadi tari nasional, maka tahun 1959 diadakan lomba tari Serampang12 pertama tingkat nasional di Jakarta. Kemudian menyusul di Surabaya dan ke tiga di Medan. “Jadi jika ada orang apalagi anak muda yang bergerak menyemangati kebudayaan, apalagi di Bohorok ini menjadi penting dan sangat luar biasa. Dan khairul dengan uangnya sendiri berani membuat event sebagus itu. Medan mestinya membuat lomba serampang12 internasional, ” tandas Tatan. Aba

https://www.gapuranews.com/swadaya-masyarakat-gelar-bohorok-art-festival-2019/

No comments:

Post a Comment

A. Anzieb A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rifqi Hidayat A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.J. Susmana A.S. Laksana A'yat Khalili Abdul Hadi WM Abdul Hopid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Agus Dermawan T. Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sunyoto Agus Wibowo Agusri Junaidi Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Muchlish Amrin Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akhudiat Ali Audah Alim Bakhtiar Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Hamzah Ana Mustamin Andhika Mappasomba Andi Achdian Andrenaline Katarsis Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anwar Holid Aprinus Salam Arafat Nur Ardy Kresna Crenata Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Wibowo Arman A.Z. Arsyad Indradi Aryadi Mellas Aryo Bhawono Asap Studio Asarpin Asep Rahmat Hidayat Asep Sambodja Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif B Kunto Wibisono Badaruddin Amir Balada Bambang Kempling Bambang Soebendo Banjir Bandang Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Boy Mihaballo Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerbung Cerpen Chairil Gibran Ramadhan D. Zawawi Imron D.N. Aidit Daisy Priyanti Dandy Bayu Bramasta Daniel Dhakidae Dareen Tatour Dea Anugrah Dedy Sufriadi Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desti Fatin Fauziyyah Dewi Sartika Dhanu Priyo Prabowo Dharmadi Diah Budiana Dian Hartati Didin Tulus Djoko Pitono Djoko Saryono Donny Anggoro Dwi Pranoto Echa Panrita Lopi Eddi Koben Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Faizin Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Erlina P. Lestari Erwin Dariyanto Esai Esti Ambirati Evi Idawati Evi Sefiani F. Daus AR F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fandy Hutari Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Faza Bina Al-Alim Felix K. Nesi Ferdian Ananda Majni Fian Firatmaja Gampang Prawoto Gema Erika Nugroho Goenawan Mohamad Gola Gong Gombloh Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Gus Noy H.B. Jassin Hairus Salim Hamka Hamsad Rangkuti Hari Murti Haris Firdaus Harry Aveling Hasan Aspahani Hasif Amini HE. Benyamine Hendri Yetus Siswono Herman Syahara Hermien Y. Kleden Holy Adib Huda S Noor Hudan Hidayat Hudan Nur Humam S Chudori Husni Hamisi I G.G. Maha Adi Iberamsyah Barbary Ida Fitri Idealisa Masyrafina Idrus Ignas Kleden Ikarisma Kusmalina Ike Ayuwandari Ilham Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indria Pamuhapsari Indrian Koto Irfan Sholeh Fauzi Isbedy Stiawan Z.S. J.J. Kusni Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jakob Oetama Jalaluddin Rakhmat Jansen H. Sinamo Joni Ariadinata K.H. Bisri Syansuri K.H. M. Najib Muhammad Kahfi Ananda Giatama Kahfie Nazaruddin Kho Ping Hoo Kika Dhersy Putri Kitab Para Malaikat Kritik Sastra Kucing Oren Kunni Masrohanti Kuswinarto L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Tolstoy Leon Agusta Lesbumi Yogyakarta Lily Yulianti Farid Linda Christanty Linda Sarmili Lukisan Lutfi Mardiansyah Luwu Utara M. Aan Mansyur M. Faizi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M.D. Atmaja M’Shoe Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majene Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mamasa Mamuju Mardi Luhung Marhalim Zaini Maroeli Simbolon Martin Aleida Masamba Mashuri Media KAMA_PO Melani Budianta Mihar Harahap Misbahus Surur Mochtar Lubis Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Afifi Mohammad Yamin Much. Khoiri Muhammad Fauzi Muhammad Muhibbuddin Muhammad Ridwan Muhammad Subarkah Muhammad Walidin Muhammad Yasir Muhyiddin Mukhsin Amar Munawir Aziz Musa Ismail Mustamin Almandary N Teguh Prasetyo Nadine Gordimer Nara Ahirullah Nelson Alwi Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Nugroho Sukmanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Asyhadie Nurul Komariyah Ocehan Onghokham Otto Sukatno CR Pamela Allen Pameran Parakitri T. Simbolon Pelukis Pendidikan Penggalangan Dana Peta Provinsi Sulawesi Barat Polewali Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Salafiyah Karossa Pramoedya Ananta Toer Pramuka Prasetyo Agung Pringadi AS Pringgo HR Priska Prosa Pudyo Saptono Puisi Puput Amiranti N Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R Sutandya Yudha Khaidar R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Ragdi F. Daye Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ratnani Latifah Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Riadi Ngasiran Rian Harahap Ribut Wijoto Rida K Liamsi Riki Fernando Rofiqi Hasan Ronny Agustinus Rozi Kembara Rusydi Zamzami Rx King Motor S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Safar Nurhan Saini K.M. Sajak Salman Rusydie Anwar Salman S Yoga Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Sapto Hoedojo Sasti Gotama Sastra Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Seni Rupa Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirajudin Siswoyo Sitok Srengenge Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Sosiawan Leak Sukitman Sulawesi Selatan Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suriali Andi Kustomo Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Syamsudin Noer Moenadi Syihabuddin Qalyubi Syu’bah Asa Tari Bamba Manurung Tari Bulu Londong Tari Ma’Bundu Tari Mappande Banua Tari Patuddu Tari Salabose Daeng Poralle Tari Sayyang Pattuqduq Tari Toerang Batu Tata Chacha Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teddi Muhtadin Teguh Setiawan Pinang Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tito Sianipar Tjahjono Widijanto Toeti Heraty Tosiani Tri Wahono Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Usman Arrumy UU Hamidy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wan Anwar Wawancara Wayan Sunarta Welly Kuswanto Wicaksono Wicaksono Adi Wilson Nadeak Wisata Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yopie Setia Umbara Yosephine Maryati Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yurnaldi Zamakhsyari Abrar