Friday, January 22, 2021

Membaca Penghancuran Buku Dari Masa Ke Masa

Judul: Penghancuran Buku Dari Masa Ke Masa
Penulis: Fernando Baez
Penerbit: Marjin Kiri
Tahun: 2017
Halaman: xiv, 410 halaman
Peresensi: Kahfi Ananda Giatama, S.Sos
basipda.bekasikab.go.id
 
Memasuki jaman yang serba instan dan cepat ini, membuat apapun akan terlihat modern jika tampil dalam moda digital. Khususnya era milenial memang semua yang berbentuk konvensional akan diubah menjadi digital. Alasan nya pun berbagai macam, entah itu tuntutan jaman, unsur pendukung efektifitas dan koefisiensi dalam bekerja, sampai hanya sekedar ikut-ikutan.
 
Hampir semua piranti yang kita gunakan berbentuk digital, jika ada yang belum dikemas dalam bentuk digital itu hanya masalah waktu saja. Termasuk juga dengan buku, salah satu penemuan manusia yang paling lawas ini juga terkena imbas dari digitalisasi. Betapa tidak, beberapa tahun belakangan sudah banyak buku yang dicetak dalam bentuk digital, toko buku online pun menjamur, dengan alat untuk membaca buku digital semakin banyak.
 
Disatu sisi ini merupakan capaian impresif dari teknologi yang seyogyanya memang untuk mempermudah manusia memperoleh dan menggunakan kebutuhan nya, namun percaya atau tidak, disisi lain ini adalah sebuah kemunduran terkhusus perihal buku. Memang buku digital tidak kenal batas waktu dan tempat, siapapun bisa membaca dimanapun dan kapanpun tanpa perlu repot. Tapi buku digital secara tidak sadar ikut menurunkan indeks kunjungan masyarakat menuju perpustakaan.
 
Fenomena ini oleh banyak pihak diprediksi sebagai akhirnya masa kejayaan buku fisik, tuntutan jamanlah yang memaksa salah satu penemuan kuno tersebut untuk rehat entah sampai kapan. Buku Penghancuran Buku Dari Masa Ke Masa inilah yang menunjukkan bahwa bukan hanya invasi digitalisasi saja yang menjadi penyebab penghancuran buku, ada banyak faktor yang mempengaruhi penghancuran buku tesebut.
 
Secara garis besar, buku ini mencoba menelusuri jejak-jejak penghancuran buku yang terjadi sejak jaman kuno hingga kontemporer. Ternyata, sejak buku ditemukan pada peradaban Sumeria hingga saat ini sudah terjadi ribuan tragedi penghancuran buku yang didasari oleh banyak faktor.
 
Sejarah panjang penghancuran buku itulah yang digunakan oleh penulis untuk melacak apa saja yang menjadi faktor sekaligus aktor yang melakukan penghancuran buku. Dan yang mengejutkan adalah terdapat banyak faktor yang melatari kegiatan amoral ini, sedangkan aktor dibelakang layar hanyalah satu. Kaum terdidik.
 
Misalkan, ketika peradaban kuno yang terbentang dari Mesopotamia hingga Alexandria sedang berjaya. Tak terhitung jumlah manuskrip-manuskrip kuno yang ketika itu terbuat dari tablet dan perkamen dibakar habis, motif utama kejadian tersebut adalah perang. Entah itu perang antar bangsa, kudeta ataupun perang internal. Tak sampai disitu, buku dibakar juga karena dianggap sesat dan tak sesuai dengan kepercayaan mayoritas yang dianut saat itu. Nama-nama seperti Hypatia dan Giordano Bruno menjadi korban kegiatan penghancuran buku tersebut.
 
Tak hanya ulah manusia yang bertindak barbar dan vandalisme, terdapat banyak faktor eksternal seperti bencana alam yang menghancurkan buku. Gempa bumi dan kebakaran menjadi musuh terbesar buku selama berabad-abad, belum lagi banjir, tsunami hingga tanah longsor yang bisa kapanpun menimpa gedung perpustakaan yang sudah tua dan rapuh.
 
Buku ini pun dengan apik menjabarkan refleksi dari penghancuran buku tersebut. Pun buku ini berusaha menunjukkan bagaimana buku bisa sangatlah berbahaya dan menggangu, tergantung pada isi buku tersebut dan seberapa besar pengaruh yang mampu dihasilkan oleh buku tersebut terhadap pembaca dan realitas sekitar.
 
Jika bukan karena itu mustahil Joseph Goebbels selaku Menteri Penerangan dan Propaganda NAZI selalu membakar buku disetiap kawasan yang telah ia kuasai, sesuatu hal yang sia-sia pula jika pada masa Orde Baru pemerintah bersama Jaksa Agung rajin memilah buku mana saja yang boleh diterbitkan dan tidak boleh.
 
Muatan ingatan dalam setiap buku sangatlah besar, jika ia dihancurkan maka mustahil suatu negara-bangsa bisa mengenali rekam jejak leluhurnya. Maka tak heran pemberangusan buku seperti ini sangatlah bersifat ideologis nan politis, semata-mata untuk mengaburkan sekaligus memanipulasi sejarah bangsanya sendiri.
 
Yang terakhir dan paling esensial mungkin definisi penghancuran buku itu sendiri. Penulis setuju kepada konsepsi sastrawan Italia, Umberto Eco yang mengatakan bahwa penghancuran buku hanyalah fase klimaks yang sebelumnya telah melewati tahapan-tahapan dramatik berupa pensensoran, penjarahan, pengabaian lalu baru penghancuran.
 
Banyaknya tahapan tersebut mengindikasikan bahwa penghancuran buku adalah masalah yang sangat mendesak dan mudah untuk dilakukan, semisal penyensoran. Indonesia pada masa Orde Baru sering melakukan penyensoran terhadap buku yang berpotensi menyulut pertikaian atau konflik antar masyarakat.
 
Diatas telah dijelaskan bahwa perang menjadi momok mengerikan bagi buku, betapa tidak perang dengan tanpa belas kasihan telah menghancurkan buku yang disusun selama beberapa dekade. Dalam situasi perang pastilah keadaan sangat semrawut, tidak karuan dan berantakan. Kesempatan ini yang digunakan oleh sekelompok oknum untuk melakukan penjarahan terhadap perpustakaan dan gedung arsip, menjarah manuskrip kuno lalu menjual dengan harga murah di pasar lelang berskala internasional.
 
Perpustakaan yang menjadi garda terdepan pendongkrak budaya membaca justru yang paling sering melakukan pengabaian terhadap buku. Ribuan buku yang dinilai kurang menarik bagi pemustaka dibiarkan saja meringkuk, sampai kertas berubah menjadi kuning, sebagian dimangsa rayap hingga sebagian halaman yang entah kemana.
 
Pada dasarnya, buku ini tidak diperuntukkan terhadap satu kelompok atau individu tertentu. Buku ini justru memanggil seluruh elemen formal maupun informal yang peduli akan dunia literasi khususnya buku untuk menghentikan tindakan penghapusan terhadap ingatan sekaligus belajar memperlakukan buku secara humanis dengan mengacu pada kejadian-kejadian penghancuran buku yang sudah terjadi sebelumnya.
***
 
1 Agustus 2017 http://sastra-indonesia.com/2021/01/membaca-penghancuran-buku-dari-masa-ke-masa/

No comments:

Post a Comment

A. Anzieb A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rifqi Hidayat A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.J. Susmana A.S. Laksana A'yat Khalili Abdul Hadi WM Abdul Hopid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Agus Dermawan T. Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sunyoto Agus Wibowo Agusri Junaidi Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Muchlish Amrin Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akhudiat Ali Audah Alim Bakhtiar Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Hamzah Ana Mustamin Andhika Mappasomba Andi Achdian Andrenaline Katarsis Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anwar Holid Aprinus Salam Arafat Nur Ardy Kresna Crenata Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Wibowo Arman A.Z. Arsyad Indradi Aryadi Mellas Aryo Bhawono Asap Studio Asarpin Asep Rahmat Hidayat Asep Sambodja Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif B Kunto Wibisono Badaruddin Amir Balada Bambang Kempling Bambang Soebendo Banjir Bandang Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Boy Mihaballo Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerbung Cerpen Chairil Gibran Ramadhan D. Zawawi Imron D.N. Aidit Daisy Priyanti Dandy Bayu Bramasta Daniel Dhakidae Dareen Tatour Dea Anugrah Dedy Sufriadi Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desti Fatin Fauziyyah Dewi Sartika Dhanu Priyo Prabowo Dharmadi Diah Budiana Dian Hartati Didin Tulus Djoko Pitono Djoko Saryono Donny Anggoro Dwi Pranoto Echa Panrita Lopi Eddi Koben Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Faizin Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Erlina P. Lestari Erwin Dariyanto Esai Esti Ambirati Evi Idawati Evi Sefiani F. Daus AR F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fandy Hutari Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Faza Bina Al-Alim Felix K. Nesi Ferdian Ananda Majni Fian Firatmaja Gampang Prawoto Gema Erika Nugroho Goenawan Mohamad Gola Gong Gombloh Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Gus Noy H.B. Jassin Hairus Salim Hamka Hamsad Rangkuti Hari Murti Haris Firdaus Harry Aveling Hasan Aspahani Hasif Amini HE. Benyamine Hendri Yetus Siswono Herman Syahara Hermien Y. Kleden Holy Adib Huda S Noor Hudan Hidayat Hudan Nur Humam S Chudori Husni Hamisi I G.G. Maha Adi Iberamsyah Barbary Ida Fitri Idealisa Masyrafina Idrus Ignas Kleden Ikarisma Kusmalina Ike Ayuwandari Ilham Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indria Pamuhapsari Indrian Koto Irfan Sholeh Fauzi Isbedy Stiawan Z.S. J.J. Kusni Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jakob Oetama Jalaluddin Rakhmat Jansen H. Sinamo Joni Ariadinata K.H. Bisri Syansuri K.H. M. Najib Muhammad Kahfi Ananda Giatama Kahfie Nazaruddin Kho Ping Hoo Kika Dhersy Putri Kitab Para Malaikat Kritik Sastra Kucing Oren Kunni Masrohanti Kuswinarto L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Tolstoy Leon Agusta Lesbumi Yogyakarta Lily Yulianti Farid Linda Christanty Linda Sarmili Lukisan Lutfi Mardiansyah Luwu Utara M. Aan Mansyur M. Faizi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M.D. Atmaja M’Shoe Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majene Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mamasa Mamuju Mardi Luhung Marhalim Zaini Maroeli Simbolon Martin Aleida Masamba Mashuri Media KAMA_PO Melani Budianta Mihar Harahap Misbahus Surur Mochtar Lubis Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Afifi Mohammad Yamin Much. Khoiri Muhammad Fauzi Muhammad Muhibbuddin Muhammad Ridwan Muhammad Subarkah Muhammad Walidin Muhammad Yasir Muhyiddin Mukhsin Amar Munawir Aziz Musa Ismail Mustamin Almandary N Teguh Prasetyo Nadine Gordimer Nara Ahirullah Nelson Alwi Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Nugroho Sukmanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Asyhadie Nurul Komariyah Ocehan Onghokham Otto Sukatno CR Pamela Allen Pameran Parakitri T. Simbolon Pelukis Pendidikan Penggalangan Dana Peta Provinsi Sulawesi Barat Polewali Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Salafiyah Karossa Pramoedya Ananta Toer Pramuka Prasetyo Agung Pringadi AS Pringgo HR Priska Prosa Pudyo Saptono Puisi Puput Amiranti N Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R Sutandya Yudha Khaidar R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Ragdi F. Daye Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ratnani Latifah Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Riadi Ngasiran Rian Harahap Ribut Wijoto Rida K Liamsi Riki Fernando Rofiqi Hasan Ronny Agustinus Rozi Kembara Rusydi Zamzami Rx King Motor S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Safar Nurhan Saini K.M. Sajak Salman Rusydie Anwar Salman S Yoga Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Sapto Hoedojo Sasti Gotama Sastra Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Seni Rupa Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirajudin Siswoyo Sitok Srengenge Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Sosiawan Leak Sukitman Sulawesi Selatan Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suriali Andi Kustomo Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Syamsudin Noer Moenadi Syihabuddin Qalyubi Syu’bah Asa Tari Bamba Manurung Tari Bulu Londong Tari Ma’Bundu Tari Mappande Banua Tari Patuddu Tari Salabose Daeng Poralle Tari Sayyang Pattuqduq Tari Toerang Batu Tata Chacha Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teddi Muhtadin Teguh Setiawan Pinang Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tito Sianipar Tjahjono Widijanto Toeti Heraty Tosiani Tri Wahono Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Usman Arrumy UU Hamidy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wan Anwar Wawancara Wayan Sunarta Welly Kuswanto Wicaksono Wicaksono Adi Wilson Nadeak Wisata Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yopie Setia Umbara Yosephine Maryati Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yurnaldi Zamakhsyari Abrar