Sunday, December 27, 2020
Mengenal Kepenyairan Iman Budhi Santosa bersama Latief S. Nugraha
Dalam obrolan di grup facebook Apresiasi Sastra (Apsas Indonesia)
Nurel Javissyarqi: Sebagai pembuka saya bertanya Mas Latief, sejak kapan sampean mengenal sosok Iman Budhi Santosa? Dan, bagaimana sampean menyaksikan alam dunia-dalam, kesendiriannya, kesunyiannya, kebatinannya IBS dalam sumur tua kepenyairannya? Kemudian, seperti apakah (tentu sebatas yang sampean ketahui) IBS melihat gerak & langgam kesusastraan di Indonesia? Sementara itu, nanti disambung yang lain… suwon…
Latief S. Nugraha: Saya mengenal Mas Iman, dalam arti bertegur sapa pertama kali dengan sosoknya, kurang lebih sepuluh tahun silam. Akhir 2010 saya bergabung dengan Studio Pertunjukan Sastra. Kala itu di rumah Mas Hari Leo AER, kami bertemu dan berbincang. Mas Iman bertanya, kebetulan waktu itu ada jangkrik putih kecil di ruang tamu, kenapa ini disebut Jangkrik Upa? Malam itu pertama kalinya saya mendengar nama Jangkrik Upa. Tapi tentu saja Mas Iman sedang tidak ingin memberi tahu tentang nama itu, tapi bagaimana masyarakat menamainya dan apa pendapat saya. Saya jawab, ya karena kecil putih mirip upa (sebutir nasi) dan ada di dalam rumah. Itu pertama kali saya mengenal pribadi beliau. Hubungan tegur sapa di Studio Pertunjukan Sastra itulah yg mendekatkan kami dengan banyak sastrawan dan seniman, utamanya di Yogya. Dari situ pula Mas Iman mengenal kami. Pada 2012 saya diminta membantu, lebih tepatnya bergabung di penerbit Gama Media, temoat Mas Iman Bekerja. Sejak aaat itulah saya mulai intens dengan beliau. Setiap hari bertemu, berbincang, soal pekerjaan dan sastra tentu saja. Kebersamaan di Penerbit Gama Media itulah yg saya gunakan untuk belajar puisi pada beliau. Seusai pulang kerja mampir ke kost Mas Iman di Dipowinatan.
Mas Iman bukanlah bintang di langit yg sewaktu-waktu meledak atau beralih. Ia serupa pemantik api. Ia ada bagi yg membutuhkannya, sebagai penerang atau sekadar untuk menyalakan rokok. Tapi setiap.yg membutuhkannya akan menyimpan pemantik api itu. Demikianlah posisi Mas Iman. Kediamannya sebagai pohon yang tidak pernah beranjak, tapi selalu berbunga dan berbuah. Pada musim-musim tertentu ia gugurkan dedaunan. Kesunyian beliau serupa pohon. Tapi, ia bukan beringin yang menolak rumput tumbuh di bawah pohonnya. Ia pohon yang mengayomi siapa saja yang hendak tumbuh dan berteduh di rimbun rindang ilmu pengetahuan yang dimiliki dan dilakoninya.
Dalam melihat gerak kesusastraan Indonesia, Mas Iman sangat senang dengan keberadaan komunitas sastra di berbagai penjuru tanah air. Komunitas sastra menjadi perhatian beliau. Peristiwa turunnya ilmu. Peristiwa asah asih asuh dari sastrawan pendahulu kepada yang muda yang sedang belajar sastra amat sangat membanggakan beliau. Ia menyebutnya dengan “patembayatan”. Nah, hal inilah yg menjadi penying ketika membicarakan posisi beliau. Menjadi titik poros yg netral. Yang tidak berpihak tapi sekaligus bisa berada di mana saja.
Nurel Javissyarqi: Matur suwon sanget jawabannya Mas Latief S. Nugraha…
Latief S. Nugraha: Tentu ini hanya sedikit pengalaman di banding rekan-rekan yang lain, Mas. Lebih enak diobrolkan agaknya, karena akan memantik ingatan dan pengalaman kita temtang beliau. Matur nuwun, Mas. Semoga yg sedikit ini bermanfaat. Banyak cerita sesungguhnya tentang beliau…
Sigit Susanto: Mas Latief, pertama ikut berduka cita yang mendalam atas meninggalnya Mas Iman Budhi Santosa. Pertanyaanku 1) Sejak kapan sampean bertemu Rama Iman dan dalam peristiwa apa? Bagaimana feeling sampean pada momen itu? 2) Seberapa intensif pertemanan sampean dgn Rama Iman dan sampai kapan terakhir kali? 3) Apa yang paling banyak ditimba dari Rama Iman, cara berproses mencipta puisi, mengunduh angan, kehidupan? 4) Adakah peristiwa yang sedikit mistis selama berinteraksi dan adakah wangsit pribadi kepada sampean? Terima kasih.
Latief S. Nugraha: Kang Bondet nomor 1-3 semga sudah terjawab di balasan saya untik Cak Nurel nggih, Kang… Untuk pengalaman mistis saya nyaris tidak pernah mengalami. Bahkan ketika saya menginap di kamar mas iman yg konon angker pada 2014 silam untuk beberapa hari, saya tidak menjumpai peristiwa yg aneh-aneh. Kalau wasiat, agaknya hampir semua teman yg dolan dan ngangsu kawruh kepada beliau senantiasa mendapat PR. Banyak PR dari Mas Iman, yang saya yakin belum banyak dikerjakan murid-muridnya, termasuk saya… Hehehhee…
Sigit Susanto: Terima kasih jawabnya Mas Latief S. Nugraha. Pengalamanku, setiap bertamu di emperan rumah mas Iman selalu kejatuhan sawo, persis di depanku, apa karena aku datangnya pas musim sawo ya, itu selalu bulan Mei. Karena selalu kejatuhan sawo, ada sekali gelinding di depanku, aku ambil, ternyata matang dan aku makan. Mas Iman ketawa, dia kesukaannya roti mari bundar yang dibeli di warung sebelah.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
A. Anzieb
A. Muttaqin
A. Qorib Hidayatullah
A. Rifqi Hidayat
A. Rodhi Murtadho
A. Syauqi Sumbawi
A.J. Susmana
A.S. Laksana
A'yat Khalili
Abdul Hadi WM
Abdul Hopid
Abdul Kirno Tanda
Abdul Wachid B.S.
Acep Zamzam Noor
Afrizal Malna
Aguk Irawan MN
Agus B. Harianto
Agus Dermawan T.
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sri Danardana
Agus Sunyoto
Agus Wibowo
Agusri Junaidi
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhmad Sekhu
Akhudiat
Ali Audah
Alim Bakhtiar
Alunk Estohank
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Amir Hamzah
Ana Mustamin
Andhika Mappasomba
Andi Achdian
Andrenaline Katarsis
Anjrah Lelono Broto
Anton Wahyudi
Anwar Holid
Aprinus Salam
Arafat Nur
Ardy Kresna Crenata
Arie MP Tamba
Arief Budiman
Ariel Heryanto
Arif Wibowo
Arman A.Z.
Arsyad Indradi
Aryadi Mellas
Aryo Bhawono
Asap Studio
Asarpin
Asep Rahmat Hidayat
Asep Sambodja
Aulia A Muhammad
Awalludin GD Mualif
B Kunto Wibisono
Badaruddin Amir
Balada
Bambang Kempling
Bambang Soebendo
Banjir Bandang
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Binhad Nurrohmat
Boy Mihaballo
Budaya
Budi Darma
Budi P. Hatees
Bustan Basir Maras
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairil Gibran Ramadhan
D. Zawawi Imron
D.N. Aidit
Daisy Priyanti
Dandy Bayu Bramasta
Daniel Dhakidae
Dareen Tatour
Dea Anugrah
Dedy Sufriadi
Dedy Tri Riyadi
Deni Ahmad Fajar
Deni Jazuli
Denny JA
Denny Mizhar
Desti Fatin Fauziyyah
Dewi Sartika
Dhanu Priyo Prabowo
Dharmadi
Diah Budiana
Dian Hartati
Didin Tulus
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Donny Anggoro
Dwi Pranoto
Echa Panrita Lopi
Eddi Koben
Edy A Effendi
Edy Firmansyah
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Faizin
Emha Ainun Nadjib
Enda Menzies
Erlina P. Lestari
Erwin Dariyanto
Esai
Esti Ambirati
Evi Idawati
Evi Sefiani
F. Daus AR
F. Rahardi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fajar Alayubi
Fakhrunnas MA Jabbar
Fandy Hutari
Farah Noersativa
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Faza Bina Al-Alim
Felix K. Nesi
Ferdian Ananda Majni
Fian Firatmaja
Gampang Prawoto
Gema Erika Nugroho
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Gombloh
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gunawan Maryanto
Gus Noy
H.B. Jassin
Hairus Salim
Hamka
Hamsad Rangkuti
Hari Murti
Haris Firdaus
Harry Aveling
Hasan Aspahani
Hasif Amini
HE. Benyamine
Hendri Yetus Siswono
Herman Syahara
Hermien Y. Kleden
Holy Adib
Huda S Noor
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Humam S Chudori
Husni Hamisi
I G.G. Maha Adi
Iberamsyah Barbary
Ida Fitri
Idealisa Masyrafina
Idrus
Ignas Kleden
Ikarisma Kusmalina
Ike Ayuwandari
Ilham
Ilham Khoiri
Imam Cahyono
Imam Muhayat
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Tohari
Indria Pamuhapsari
Indrian Koto
Irfan Sholeh Fauzi
Isbedy Stiawan Z.S.
J.J. Kusni
Jadid Al Farisy
Jajang R Kawentar
Jakob Oetama
Jalaluddin Rakhmat
Jansen H. Sinamo
Joni Ariadinata
K.H. Bisri Syansuri
K.H. M. Najib Muhammad
Kahfi Ananda Giatama
Kahfie Nazaruddin
Kho Ping Hoo
Kika Dhersy Putri
Kitab Para Malaikat
Kritik Sastra
Kucing Oren
Kunni Masrohanti
Kuswinarto
L.K. Ara
Lagu
Laksmi Shitaresmi
Lan Fang
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Leo Tolstoy
Leon Agusta
Lesbumi Yogyakarta
Lily Yulianti Farid
Linda Christanty
Linda Sarmili
Lukisan
Lutfi Mardiansyah
Luwu Utara
M. Aan Mansyur
M. Faizi
M. Raudah Jambak
M. Shoim Anwar
M.D. Atmaja
M’Shoe
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Majene
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mamasa
Mamuju
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maroeli Simbolon
Martin Aleida
Masamba
Mashuri
Media KAMA_PO
Melani Budianta
Mihar Harahap
Misbahus Surur
Mochtar Lubis
Moh. Jauhar al-Hakimi
Mohammad Afifi
Mohammad Yamin
Much. Khoiri
Muhammad Fauzi
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Ridwan
Muhammad Subarkah
Muhammad Walidin
Muhammad Yasir
Muhyiddin
Mukhsin Amar
Munawir Aziz
Musa Ismail
Mustamin Almandary
N Teguh Prasetyo
Nadine Gordimer
Nara Ahirullah
Nelson Alwi
Nikita Mirzani
Nirwan Ahmad Arsuka
Nizar Qabbani
Nugroho Sukmanto
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nuruddin Asyhadie
Nurul Komariyah
Ocehan
Onghokham
Otto Sukatno CR
Pamela Allen
Pameran
Parakitri T. Simbolon
Pelukis
Pendidikan
Penggalangan Dana
Peta Provinsi Sulawesi Barat
Polewali
Pondok Pesantren Al-Madienah
Pondok Pesantren Salafiyah Karossa
Pramoedya Ananta Toer
Pramuka
Prasetyo Agung
Pringadi AS
Pringgo HR
Priska
Prosa
Pudyo Saptono
Puisi
Puput Amiranti N
Pustaka Ilalang
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Setia
Putu Wijaya
R Sutandya Yudha Khaidar
R. Timur Budi Raja
Radhar Panca Dahana
Raedu Basha
Ragdi F. Daye
Rahmadi Usman
Rahmat Sudirman
Rahmat Sutandya Yudhanto
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Prabu
Ratnani Latifah
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Riadi Ngasiran
Rian Harahap
Ribut Wijoto
Rida K Liamsi
Riki Fernando
Rofiqi Hasan
Ronny Agustinus
Rozi Kembara
Rusydi Zamzami
Rx King Motor
S Yoga
S. Jai
Sabrank Suparno
Safar Nurhan
Saini K.M.
Sajak
Salman Rusydie Anwar
Salman S Yoga
Samsul Anam
Sapardi Djoko Damono
Sapto Hoedojo
Sasti Gotama
Sastra
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sejarah
Seni Rupa
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sirajudin
Siswoyo
Sitok Srengenge
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sonia
Sosiawan Leak
Sukitman
Sulawesi Selatan
Sunaryono Basuki Ks
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suriali Andi Kustomo
Suryanto Sastroatmodjo
Susi Ivvaty
Susianna
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syaifuddin Gani
Syamsudin Noer Moenadi
Syihabuddin Qalyubi
Syu’bah Asa
Tari Bamba Manurung
Tari Bulu Londong
Tari Ma’Bundu
Tari Mappande Banua
Tari Patuddu
Tari Salabose Daeng Poralle
Tari Sayyang Pattuqduq
Tari Toerang Batu
Tata Chacha
Tatan Daniel
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teater
Teddi Muhtadin
Teguh Setiawan Pinang
Teguh Winarsho AS
Tenas Effendy
Tengsoe Tjahjono
Tenni Purwanti
Tito Sianipar
Tjahjono Widijanto
Toeti Heraty
Tosiani
Tri Wahono
Udin Badruddin
Udo Z. Karzi
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Usman Arrumy
UU Hamidy
Uwell's King Shop
Uwell's Setiawan
W.S. Rendra
Wahib Muthalib
Wahyudi Akmaliah Muhammad
Wan Anwar
Wawancara
Wayan Sunarta
Welly Kuswanto
Wicaksono
Wicaksono Adi
Wilson Nadeak
Wisata
Yohanes Sehandi
Yonatan Raharjo
Yopie Setia Umbara
Yosephine Maryati
Yudhis M. Burhanudin
Yukio Mishima
Yurnaldi
Zamakhsyari Abrar
No comments:
Post a Comment