Saturday, December 12, 2020

Kesahajaan Seorang Iman Budhi Santosa di Jagat Kesenian

 

Imam Muhayat
 
Pertemuan awal dengan Iman Budhi  Santosa, seingat saya tahun 1988 di Sanggar Eska. Saat itu status perguruan tinggi masih IAIN Sunan Kalijaga. Selama kepemimpinan komunitas Eska dengan Lurah Sanggar Eska dipegang oleh Hamdy Salad, Aly D. Musyrifa, dan Otto Sukatno CR (Allahu Yarham), saya masih sering bertemu dengan Iman Budhi Santosa.
 
Sosoknya supel, banyak cerita, dan rada serius. Sesekali memberikan petuah seperti orang tua sendiri. Bahkan ada obrolan profesi hingga menghunjam di ceruk terdalam kehidupan.
 
Umpan-umpan obrolan menawarkan alternatif dan sulit ditebak. Seolah-olah komunikan dilepas di ladang pilihan sendiri dan mesti berani membuat kreasi -meminimalisasi- risiko sebuah pilihan. Layaknya pembelajaran universitas alam yang selama ini menjadi tempat berhikmad bagi Bang Iman.
 
Pandangan saya tentang Bang Iman, panggilan saya kepadanya, sedemikian konsisten dalam dunianya. Yakni dunia seni, sastra, budaya, dan spiritual. Selama itu pula ia suntuk mengemasnya dalam bentuk kontrak sosial dan aestetika universal. Berlama-lama selalu nyaman duduk bersama di ruang obrolan santai maupun pertemuan resmi.
 
Juga tak hendak tergesa-gesa pergi manakala handaitolon lama bersua kembali. Terasa pertemuan dengannya selalu bersifat kekeluargaan, menyenangkan, dan menggembirakan.
 
Hal itu mungkin bawaan, bentukan, dan fitrah ia sendiri yang telah menyatu dengan jiwa dan raga. Ia telah berhasil membangun kesadaran hulu-hilir kesadaran diri dalam ikatan kontrak sosialnya dan aestetika universal. Bukti semua itu dapat dilacak dari rekam jejaknya yang panjang.
 
Masyarakat kebudayaan Indonesia mencatat nama Iman Budhi Santosa dengan tinta emasnya: ia satu diantara tujuh orang tersohor yang mendirikan Persada Studi Klub (PSK) yang menjadi cikal bakal para kreator seni budaya Indonesia.
 
Catatan keramat yang tak pernah terlupakan oleh Komunitas seni budaya Indonesia dan Bang Iman sendiri, tentunya adalah hari Rabu Pahing petang pukul 15.00-18.00, tanggal 5 Maret 1969 di Malioboro 175 A lantai atas. Jejak tersebut tidak lain melibatkan tujuh orang yang akhirnya melahirkan Persada Studi Klub (PSK) di Yogyakarta.
 
Ia, Imam Budhi Santosa berada di tengah-tengah mereka diapit Umbu Landu Paranggi, Teguh Ranusastra Asmara, Ragil Suwarna Pragolapati, Soeparno S. Adhy, Ipan Sugiyanto Sugito, Mugiyono G. Warso.
Karib warga PSK pertama yang dibanggakan oleh Bang Iman dan sesekali dikisahkan adalah Faisal Ismail, Achmad Munif, Mieska M, Amien, dkk. Sebelas tahun kemudian komunitas berasal dari tujuh orang tersebut yang dimulai dari tahun 1968-1979 menggaet anggota tidak kurang dari 1500 orang dari Sabang sampai Merauke. Bimbingan masal penyair dilakukan oleh ketujuh dedengkot PSK hingga banyak melahirkan poros jagat kesenian dan kebudayaan Indonesia.

Sebut saja misalnya: Korie Layun Rampan, Yudhistira A. Nugraha, Agus Dermawan Tantana, Kusnin Asa, Linus Suryadi, Emha Ainun Nadjib, Faisal Ismail, Achmad Munif, Soeparno S. Adhy, Miska, Jujuk, Suryanto, Darwis, Mustofa W. Hasyim, Arwan Tuti Artha, Sujarwanto, Suminto A. Sayuti, Sutiman Eka Ardana, Jabrohim, Suripto Harsa, dkk. Belakangan para dedengkot PSK bermigrasi sesuai panggilan nurani tanpa henti hingga melahirkan generasi-generasi produktif betapa terkekang di ruang duli.
 
Kesuntukan para dedengkot PSK, dalam hal ini Bang Iman sendiri begitu menyadari mesti adanya konsep penguatan generasi produktif yang selalu menyadari, apa arti dan nilai apresiasi masyarakat terhadap kesenian dan kebudayaan (baca sastra).
 
Selain itu sedemikian disadarinya bahwa fungsi kesenian dan kebudayaan dalam masyarakat  penting adanya, lalu siapa lagi dan kapan mesti dimulai. Terasa kepedulian Bang Iman yang sedemikian itu menjadi ritual hariannya sebagai ibadah dan muamalahnya yang dilakukan insha Allah dicintaiNya.
 
Di mata sohibnya, Maman S. Mahayana, kumpulan puisi Iman Budi Santosa, “Cupu Manik Hasthagina”, ketiga puluh puisinya menempatkan kisah dunia pewayangan. 
 
Simbol-simbol sebagai sumbernya sekaligus muaranya melekat di sana memperoleh konteksnya. Kenyamanan kolaboratif dengan dalang menjadi instrumen tegur sapa, wahana, media tujuan komunikasi bermuara capaian kualifikasi kepurnaan kehidupan sebagai tapak tilas para wali diantaranya Sunan Kalijaga. Kreasi komunikasi yang dibangunnya amsal kesahajaan, dan kemuliaan budi sekaligus akhlakul karimah.
 
Perspektif  teologi  profetik menjelaskan bahwa sebaik-baik timbangan adalah keluhuran dan keagungan moralis. Sekali lagi, hingga praksis sosial dan tesis aestetika universal sungguh masih banyak orang mengabaikan.
 
Sedangkan bagi Bang Iman pandangan saya, sebagai kawan telah lolos dengan penuh liku-liku Ujiannya. Selamat Jalan Pak Iman Budhi, Allah Swt. bersamamu dan senantiasa mencintaimu, amin.
 
10 Desember 2020
 
Keterangan: Dua Foto Persada Studi Klub (PSK) Yogyakarta, dari fb Nurel J.

http://sastra-indonesia.com/2020/12/kesahajaan-seorang-iman-budhi-santosa-di-jagat-kesenian/

No comments:

Post a Comment

A. Anzieb A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rifqi Hidayat A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.J. Susmana A.S. Laksana A'yat Khalili Abdul Hadi WM Abdul Hopid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Agus Dermawan T. Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sunyoto Agus Wibowo Agusri Junaidi Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Muchlish Amrin Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akhudiat Ali Audah Alim Bakhtiar Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Hamzah Ana Mustamin Andhika Mappasomba Andi Achdian Andrenaline Katarsis Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anwar Holid Aprinus Salam Arafat Nur Ardy Kresna Crenata Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Wibowo Arman A.Z. Arsyad Indradi Aryadi Mellas Aryo Bhawono Asap Studio Asarpin Asep Rahmat Hidayat Asep Sambodja Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif B Kunto Wibisono Badaruddin Amir Balada Bambang Kempling Bambang Soebendo Banjir Bandang Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Boy Mihaballo Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerbung Cerpen Chairil Gibran Ramadhan D. Zawawi Imron D.N. Aidit Daisy Priyanti Dandy Bayu Bramasta Daniel Dhakidae Dareen Tatour Dea Anugrah Dedy Sufriadi Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desti Fatin Fauziyyah Dewi Sartika Dhanu Priyo Prabowo Dharmadi Diah Budiana Dian Hartati Didin Tulus Djoko Pitono Djoko Saryono Donny Anggoro Dwi Pranoto Echa Panrita Lopi Eddi Koben Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Faizin Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Erlina P. Lestari Erwin Dariyanto Esai Esti Ambirati Evi Idawati Evi Sefiani F. Daus AR F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fandy Hutari Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Faza Bina Al-Alim Felix K. Nesi Ferdian Ananda Majni Fian Firatmaja Gampang Prawoto Gema Erika Nugroho Goenawan Mohamad Gola Gong Gombloh Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Gus Noy H.B. Jassin Hairus Salim Hamka Hamsad Rangkuti Hari Murti Haris Firdaus Harry Aveling Hasan Aspahani Hasif Amini HE. Benyamine Hendri Yetus Siswono Herman Syahara Hermien Y. Kleden Holy Adib Huda S Noor Hudan Hidayat Hudan Nur Humam S Chudori Husni Hamisi I G.G. Maha Adi Iberamsyah Barbary Ida Fitri Idealisa Masyrafina Idrus Ignas Kleden Ikarisma Kusmalina Ike Ayuwandari Ilham Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indria Pamuhapsari Indrian Koto Irfan Sholeh Fauzi Isbedy Stiawan Z.S. J.J. Kusni Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jakob Oetama Jalaluddin Rakhmat Jansen H. Sinamo Joni Ariadinata K.H. Bisri Syansuri K.H. M. Najib Muhammad Kahfi Ananda Giatama Kahfie Nazaruddin Kho Ping Hoo Kika Dhersy Putri Kitab Para Malaikat Kritik Sastra Kucing Oren Kunni Masrohanti Kuswinarto L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Tolstoy Leon Agusta Lesbumi Yogyakarta Lily Yulianti Farid Linda Christanty Linda Sarmili Lukisan Lutfi Mardiansyah Luwu Utara M. Aan Mansyur M. Faizi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M.D. Atmaja M’Shoe Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majene Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mamasa Mamuju Mardi Luhung Marhalim Zaini Maroeli Simbolon Martin Aleida Masamba Mashuri Media KAMA_PO Melani Budianta Mihar Harahap Misbahus Surur Mochtar Lubis Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Afifi Mohammad Yamin Much. Khoiri Muhammad Fauzi Muhammad Muhibbuddin Muhammad Ridwan Muhammad Subarkah Muhammad Walidin Muhammad Yasir Muhyiddin Mukhsin Amar Munawir Aziz Musa Ismail Mustamin Almandary N Teguh Prasetyo Nadine Gordimer Nara Ahirullah Nelson Alwi Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Nugroho Sukmanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Asyhadie Nurul Komariyah Ocehan Onghokham Otto Sukatno CR Pamela Allen Pameran Parakitri T. Simbolon Pelukis Pendidikan Penggalangan Dana Peta Provinsi Sulawesi Barat Polewali Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Salafiyah Karossa Pramoedya Ananta Toer Pramuka Prasetyo Agung Pringadi AS Pringgo HR Priska Prosa Pudyo Saptono Puisi Puput Amiranti N Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R Sutandya Yudha Khaidar R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Ragdi F. Daye Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ratnani Latifah Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Riadi Ngasiran Rian Harahap Ribut Wijoto Rida K Liamsi Riki Fernando Rofiqi Hasan Ronny Agustinus Rozi Kembara Rusydi Zamzami Rx King Motor S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Safar Nurhan Saini K.M. Sajak Salman Rusydie Anwar Salman S Yoga Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Sapto Hoedojo Sasti Gotama Sastra Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Seni Rupa Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirajudin Siswoyo Sitok Srengenge Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Sosiawan Leak Sukitman Sulawesi Selatan Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suriali Andi Kustomo Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Syamsudin Noer Moenadi Syihabuddin Qalyubi Syu’bah Asa Tari Bamba Manurung Tari Bulu Londong Tari Ma’Bundu Tari Mappande Banua Tari Patuddu Tari Salabose Daeng Poralle Tari Sayyang Pattuqduq Tari Toerang Batu Tata Chacha Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teddi Muhtadin Teguh Setiawan Pinang Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tito Sianipar Tjahjono Widijanto Toeti Heraty Tosiani Tri Wahono Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Usman Arrumy UU Hamidy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wan Anwar Wawancara Wayan Sunarta Welly Kuswanto Wicaksono Wicaksono Adi Wilson Nadeak Wisata Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yopie Setia Umbara Yosephine Maryati Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yurnaldi Zamakhsyari Abrar