Wednesday, July 22, 2020

ZIARAH MANDAR, ZIARAH SASTRA, ZIARAH NUSANTARA

Sabrank Suparno

Apa yang melebar dari sekedar acara remeh bedah buku? Tanggal 14 Juli 2010 lusa, komunitas Geladak Sastra meneruskan estafet agenda sastranya yang ke-4 : membedah Kumpulan Cerpen Zirah Mandar karya Bustan Basir Maras : cerpenis kelahiran Mandar Sulawesi Barat : propinsi termuda di Indonesia. Enam belas kumpulan cerpen itu dibedah 3 aktor penggiat sastra : Abdul Malik (pengelola Balai Belajar Bersama Banyumili, Mojokerto), Nasrul Ilaihi (Cak Nas) pemerhati budaya dari Dinas Porbupora Jombang dan sastrawati Surabaya Gita Pratama. Masing-masing pembedah mengudal penyerapan makna yang amat sublim terhadap buku Ziarah Mandar.

Cak Nas membagi penilaian kumpulan cerpen ini menjadi 2 peta. Pertama, cerpen Paglao, Perahu-Perahu Berlayar ke Barat, Pak Sholeh, Mbah Sung, Ziarah Mandar, tergolong cerpen beralur datar dan lurus. Suspensi yang dibangun penulis tidak setinggi, bahkan setajam gunung Semeru disbanding gunung Anjasmara. Pada cerpen ini bentuk tidak menjadi esensi, tetapi melepaskan perenungan yang membuat pembacanya seolah mendapat PR tersendiri. Kedua : pada pilihan cerpen Kartu Pos dari Australia, Goresan Noktah Hitam, Lelaki Kamar Mandi, Menanti Keretamu Tiba, Sekedar Menunda Kematia, dan Surat dari Ayah dikemas penulis dengan plot dinamis. Suspensi yang dibangun terasa menggetarkan buhul dan persendian.

Yang menarik dalam cerpen kategori ke 2 di atas, penulis memilih tehnik dengan anding cerita menggantung. Sehingga rasa penasaran membubung dan mengimajinasikan seribu tanya. Dalam cerpen Kartu Pos dari Australia misalnya; Bustan Basir Maras seperti menunutkan keprihatinannya terhadap peristiwa heroik yang menggemparkan Pradisclub di Legian Kuta Bali tanggal 12 September 2002 lalu. Sepenggal kisah tragis yang menewaskan 104 nyawa dan 92 yang diantaranya berwarganegaraan Australia itu direkam Bustan dalam cerpen kartu Pos dari Australia. Ide-ide keprihatinan Bustan seolah menyetarai serentetan shoting sebuah stasiun televisi yang menampilkan Emha Ainun Najib dalam acara ?refleksi?, dimana durasi komentar Emha Ainun Najib yang tak sampai 5 menit itu, mampu meredahkan kegaduhan politik waktu itu dan sekaligus mampu meluruskan cara berfikir Balians dalam menyikapi intrik politik masa presiden Abdurrahman Wahid waktu itu. Penghargaan salut atas kepiawaian Emha di ungkapkan Rohaniawan Hindu Bali Made Gunung dalam berbagai ceramah di televisi lokal Bali. Disinilah kecerdikan Bustan Basir Maras. Meski empatinya tidak persis meniru Emha, tetapi melalui Kartu Pos dari Australia cukup menjadi medania atas refleksi social yang terjadi.

Penggeledahan lebih komprehensif juga dilakukan Abdul Malik. Penilaian yang dilakukan Cak Malik dari 16 cerpen dalam buku Ziarah Mandar, 5 diantaranya kental dengan budaya lokal Mandar, yakni dalam cerpen Paglao, Perahu-Perahu Berlayar ke Barat, Ziarah Mandar, Damarcinna, dan Tammalarance. Dalam 5 cerpen ini, Bustan lebih memerankan dirinya secara verbal sebagai sosok pejalan jauh yang syarat dengan kegeraman rindu terhadap kampung halaman. Seolah ada yang tak tercatat di langit dan kitab suci, yakni ?Rindu Kampung Halaman?. Abdul Malik menjajarkan Bustan Basir Maras dengan deretan penulis Milan Kundera, Julio Costazor, Octavio Paz, Gunter Grass, Carlos Fuentes, Eugene Lonesco yang melatari geliga nostalgia sebagai ?sumur inspirasi? tulisannya dari rasa rindu kampung halaman.

Bustan Basir Maras sendiri saat ditanya oleh rekan Inwiardi (penulis Jombang yang hadir) tentang kemungkinannya digalih lebih jauh penyilangan kebudayaan antara Jombang dengan Mandar, lelaki kelahiran Sulawesi Barat itu menjawab : optimismenya penyilangan itu bisa terjadi, sebab selama ini sudah ada kantung-kantung komunitas sastra dan kebudayaan yang sudah dijalin oleh Emha Ainun Najib, Halim HD, dan tokoh lain di pedalaman Cammana, Mandar dan wilayah-wilayah sekitar.

Bedah buku Ziarah Mandar itu di komunitas Geladak Sastra merupakan serentetan serial Bustan keberbagai wilayah di Indonesia : Sumenep, Pamekasan, Surabaya, Jombang dan sedang mempersiapkan dengan jaringan komunitas di Jakarta dan Mandar. Sebab jajaran pemkab Mandar sendiri sudah meminta agar buku itu segera dibedah di kampung halamannya.

Gita Pratama, penyair dari komunitas Esok, Serawung Surabaya ini didapuk sebagai pembicara terakhir, Gita menitik pusatkan bedahannya pada cuplikan ?maka ketahuilah kini kekasih, jika aku terus mengadu dan selalu rindu, maka itulah kedekatanku denganmu, tetapi jika terasa kau dekat dan aku malas menyapamu, dan tidak rindu lagi, maka sesungguhnya aku telah jauh darimu. Bermil-mil. Bermusim-musim hingga sejauh gurun-gurun sahara? (Perahu-Perahu Berlayar ke Barat). Perlawanan batin penulis dituangkan dengan kalimat majemuk berlawanan ; jika aku terus mengau dan selalu rindu//jika terAsa kau dekat dan aku malas menyapamu. Disatu sisi, penulis harus bertahan diperantauan, disisi lain penulis prihatin dengan budaya lokal Mandar yang terus tergerus kapitalisme global yang mulai mengeksplorasi tanah kelahirannya, dengan dalih mengangkat bangkai pesawat Lion Air yang raib beberapa tahun lalu.Sebagaimana kegelisahan perantau Jombang yang prihatin dengan proyek perehapan lokasi pemakaman Gus Dur di Ponpes Tebu Ireng yang akan mengganti suasana klasik artistik dan tektur bangunannya dengan eksterior moderen.
***

http://sastra-indonesia.com/2010/08/ziarah-mandar-ziarah-sastra-ziarah-nusantara/

No comments:

Post a Comment

A. Anzieb A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rifqi Hidayat A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.J. Susmana A.S. Laksana A'yat Khalili Abdul Hadi WM Abdul Hopid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Agus Dermawan T. Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sunyoto Agus Wibowo Agusri Junaidi Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Muchlish Amrin Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akhudiat Ali Audah Alim Bakhtiar Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Hamzah Ana Mustamin Andhika Mappasomba Andi Achdian Andrenaline Katarsis Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anwar Holid Aprinus Salam Arafat Nur Ardy Kresna Crenata Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Wibowo Arman A.Z. Arsyad Indradi Aryadi Mellas Aryo Bhawono Asap Studio Asarpin Asep Rahmat Hidayat Asep Sambodja Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif B Kunto Wibisono Badaruddin Amir Balada Bambang Kempling Bambang Soebendo Banjir Bandang Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Boy Mihaballo Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerbung Cerpen Chairil Gibran Ramadhan D. Zawawi Imron D.N. Aidit Daisy Priyanti Dandy Bayu Bramasta Daniel Dhakidae Dareen Tatour Dea Anugrah Dedy Sufriadi Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desti Fatin Fauziyyah Dewi Sartika Dhanu Priyo Prabowo Dharmadi Diah Budiana Dian Hartati Didin Tulus Djoko Pitono Djoko Saryono Donny Anggoro Dwi Pranoto Echa Panrita Lopi Eddi Koben Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Faizin Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Erlina P. Lestari Erwin Dariyanto Esai Esti Ambirati Evi Idawati Evi Sefiani F. Daus AR F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fandy Hutari Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Faza Bina Al-Alim Felix K. Nesi Ferdian Ananda Majni Fian Firatmaja Gampang Prawoto Gema Erika Nugroho Goenawan Mohamad Gola Gong Gombloh Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Gus Noy H.B. Jassin Hairus Salim Hamka Hamsad Rangkuti Hari Murti Haris Firdaus Harry Aveling Hasan Aspahani Hasif Amini HE. Benyamine Hendri Yetus Siswono Herman Syahara Hermien Y. Kleden Holy Adib Huda S Noor Hudan Hidayat Hudan Nur Humam S Chudori Husni Hamisi I G.G. Maha Adi Iberamsyah Barbary Ida Fitri Idealisa Masyrafina Idrus Ignas Kleden Ikarisma Kusmalina Ike Ayuwandari Ilham Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indria Pamuhapsari Indrian Koto Irfan Sholeh Fauzi Isbedy Stiawan Z.S. J.J. Kusni Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jakob Oetama Jalaluddin Rakhmat Jansen H. Sinamo Joni Ariadinata K.H. Bisri Syansuri K.H. M. Najib Muhammad Kahfi Ananda Giatama Kahfie Nazaruddin Kho Ping Hoo Kika Dhersy Putri Kitab Para Malaikat Kritik Sastra Kucing Oren Kunni Masrohanti Kuswinarto L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Tolstoy Leon Agusta Lesbumi Yogyakarta Lily Yulianti Farid Linda Christanty Linda Sarmili Lukisan Lutfi Mardiansyah Luwu Utara M. Aan Mansyur M. Faizi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M.D. Atmaja M’Shoe Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majene Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mamasa Mamuju Mardi Luhung Marhalim Zaini Maroeli Simbolon Martin Aleida Masamba Mashuri Media KAMA_PO Melani Budianta Mihar Harahap Misbahus Surur Mochtar Lubis Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Afifi Mohammad Yamin Much. Khoiri Muhammad Fauzi Muhammad Muhibbuddin Muhammad Ridwan Muhammad Subarkah Muhammad Walidin Muhammad Yasir Muhyiddin Mukhsin Amar Munawir Aziz Musa Ismail Mustamin Almandary N Teguh Prasetyo Nadine Gordimer Nara Ahirullah Nelson Alwi Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Nugroho Sukmanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Asyhadie Nurul Komariyah Ocehan Onghokham Otto Sukatno CR Pamela Allen Pameran Parakitri T. Simbolon Pelukis Pendidikan Penggalangan Dana Peta Provinsi Sulawesi Barat Polewali Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Salafiyah Karossa Pramoedya Ananta Toer Pramuka Prasetyo Agung Pringadi AS Pringgo HR Priska Prosa Pudyo Saptono Puisi Puput Amiranti N Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R Sutandya Yudha Khaidar R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Ragdi F. Daye Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ratnani Latifah Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Riadi Ngasiran Rian Harahap Ribut Wijoto Rida K Liamsi Riki Fernando Rofiqi Hasan Ronny Agustinus Rozi Kembara Rusydi Zamzami Rx King Motor S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Safar Nurhan Saini K.M. Sajak Salman Rusydie Anwar Salman S Yoga Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Sapto Hoedojo Sasti Gotama Sastra Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Seni Rupa Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirajudin Siswoyo Sitok Srengenge Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Sosiawan Leak Sukitman Sulawesi Selatan Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suriali Andi Kustomo Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Syamsudin Noer Moenadi Syihabuddin Qalyubi Syu’bah Asa Tari Bamba Manurung Tari Bulu Londong Tari Ma’Bundu Tari Mappande Banua Tari Patuddu Tari Salabose Daeng Poralle Tari Sayyang Pattuqduq Tari Toerang Batu Tata Chacha Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teddi Muhtadin Teguh Setiawan Pinang Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tito Sianipar Tjahjono Widijanto Toeti Heraty Tosiani Tri Wahono Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Usman Arrumy UU Hamidy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wan Anwar Wawancara Wayan Sunarta Welly Kuswanto Wicaksono Wicaksono Adi Wilson Nadeak Wisata Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yopie Setia Umbara Yosephine Maryati Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yurnaldi Zamakhsyari Abrar