Tuesday, August 3, 2021

Ketika DKJ Menjejali Ruang Publik Jakarta dengan Sastra

Yurnaldi
kompas.co.id
 
Hanya satu hal yang bisa menggugah hari nurani warga. Bukan jejalan iklan calon-calon wakil rakyat Pemilu 2009 yang mengobral janji, dengan beragam bentuk media dan ukuran. Bukan pula tebaran papan reklame yang menyesaki kota, yang membuat warga semakin tergoda belanja. Satu hal itu adalah karya sastra.
 
Lihatlah, misalnya, ketika Nova, membawakan dua puisi masing-masing karya Arifin C Noer dan Sitok Srengenge, dengan nyayian rapp, Sabtu (10/1) di Taman Menteng, Jakarta, pada peluncuran Sastra di Ruang Kota oleh Dewan Kesenian Jakarta, warga betapa tergugahnya. Ratusan warga bagai menikmati aura kedamaian di hati. Begitu indah dinikmati. Berbagi rasa dengan penuh pesona sastra.
 
Jika selama ini karya sastra dinikmati di ruang-ruang tertentu dan sangat terbatas, oleh kalangan yang terbatas pula, maka dengan program Jakarta Biennale 2009, warga bisa menikmati pesona karya sastra melalui kaos, mural, dan stiker. “Program Sastra di Ruang Kota akan menebar teks-teks sastrawi secara luas, yang menghiasi tembok-tembok kota dan fasilitas-fasilitas publik,” kata Marco Kusumawijaya, Ketua Pengurus Harian Dewan Kesenian Jakarta.
 
Pelaksana Kegiatan Mirwan Adnan menambahkan, pada intinya Sastra di Ruang Kota merupakan program yang berusaha lebih mendekatkan karya sastra Indonesia kepada publik melalui berbagai media berupa 12.000 lembar stiker, 10 mural, dan 500 kaos yang dibagikan gratis.
 
Sekarang, jika Anda melewati Jalan Sultan Agung, Dukuh Atas, Stasiun Cikini, Jalan Pintu Kecil, Pasar Pagi, Stasiun Kereta Cikini, Jalan Piere Tendean, depan kantor Trans TV dan wilayah Semanggi, Stasiun Kereta Cakung, Kwitang, Jalan TB Simatupang, depan gedung Antam Tanjung Barat, dan depan Kebun Binatang Ragunan, maka terdapat mural-mural yang mengutip baik-bait puisi dan prosa bertema kota Jakarta, yang ditulis antara lain oleh Afrizal Malna, Ajib Rosidi, Arifin C Noer, Chairil Anwar, Eka Budianta, F Rahardi, Firman Muntaco, Goenawan Mohamad, Hamsad Rangkuti, Misbah Yusa Biran, Pramoedya Ananta Toer, Sapardi Djoko Damono, Sitor Situmorang, dan banyak sastrawan lainnya.
 
Di tengah kondisi jalanan kota yang macet setiap hari, setidaknya mural-mural di underpass bisa memancing perhatian dan menawarkan nilai kepada warga yang lewat. Demikian juga mural yang ditempatkan di stasiun atau di tempat rekreasi umum, tentu dengan harapan bisa dinikmati banyak pengunjung.
 
Selain karya sastra, kata Direktur program Jakarta Biennale 2009 Ade Dharmawan, juga ada disebarluaskan kutipan-kutipan berita dari koran tempo dulu yang terbit antara tahun 1900 sampai 1940.
 
Kritik
 
Boleh saja Marco Kusumawijaya menegaskan bahwa Sastra di Ruang Kota bertolak dari kondisi ibukota yang laksana arena. Memaksa belasan juta orang yang hidup di dalamnya bertarung memperebutkan ruang.
 
“Anak-anak kehilangan lapangan bermain karena telah diubah menjadi apartemen dan atau mal. Banjir saban tahun di ibukota tak lain karena hilangnya lahan hijau dan resapan setelah disulap menjadi perumahan,” katanya.
 
Artinya, karya sastra mencoba memrotes minimnya ruang-ruang berkesenian, ruang-ruang untuk berekspresi. Namun, jika dicermati kutipan-kutipan karya sastra dan berita yang ditampilkan, sebenarnya sebuah kritik sayang terkadang satir juga.
 
Baca misalnya, Sungai Tjiliwung jang miskin, tak kutahu dukamu/Duka jang tjoklat, merambati hidup lampau dan kini (Slamet Sukirnanto, Sungai Tjiliwung jang Miskin, 1967).
 
Atau, Para pembantu rumah tangga/Adalah tulang betis ibukota/Jakarta harus meminta maaf/Membayar kalian terlalu rendah (Eka Budianta, Stasi ke Enam Belas, 1986).
 
Cermati juga bait puisi Jakarta Arifin C Noer, 1980; Siang ini di Priok ada seorang kuli mati/tertusuk ganco temannya sendiri/tapi upacara bongkar gudang tidak boleh berhenti, sayang.
 
Tentang ibukota Jakarta yang rawan penyakit, ada kutipan berita dari surat kabar Bintang Betawi, 10 Juli 1902; Sekarang ino iboe kota Betawi, betoel ada sangat tergoedah oleh roepa-roepa penjakit. Tiada sadja sakit cholera, yang saben hari ada bawa banjak orang-orang kakoeboer, tapi sakit deman djoega sekarang ada mengoedah pri kawarasanja pendoedoek negri dari segala bangsa. Djoega toean-toean doctor di sini sekarang ada banjak jang sakit demam. Di mana-mana kampoeng ampir tiada ada satoe roema, dimana tiada ada oerang sakit demam.
 
Sastra di Ruang Kota sebuah gagasan yang patut didukung, guna mendekatkan warga dengan sastra. Menggugah hati nurani warga (termasuk pemerintah) dengan karya sastra.
***

http://sastra-indonesia.com/2009/03/ketika-dkj-menjejali-ruang-publik-jakarta-dengan-sastra/

No comments:

Post a Comment

A. Anzieb A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rifqi Hidayat A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.J. Susmana A.S. Laksana A'yat Khalili Abdul Hadi WM Abdul Hopid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Agus Dermawan T. Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sunyoto Agus Wibowo Agusri Junaidi Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Muchlish Amrin Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akhudiat Ali Audah Alim Bakhtiar Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Hamzah Ana Mustamin Andhika Mappasomba Andi Achdian Andrenaline Katarsis Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anwar Holid Aprinus Salam Arafat Nur Ardy Kresna Crenata Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Wibowo Arman A.Z. Arsyad Indradi Aryadi Mellas Aryo Bhawono Asap Studio Asarpin Asep Rahmat Hidayat Asep Sambodja Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif B Kunto Wibisono Badaruddin Amir Balada Bambang Kempling Bambang Soebendo Banjir Bandang Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Boy Mihaballo Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerbung Cerpen Chairil Gibran Ramadhan D. Zawawi Imron D.N. Aidit Daisy Priyanti Dandy Bayu Bramasta Daniel Dhakidae Dareen Tatour Dea Anugrah Dedy Sufriadi Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desti Fatin Fauziyyah Dewi Sartika Dhanu Priyo Prabowo Dharmadi Diah Budiana Dian Hartati Didin Tulus Djoko Pitono Djoko Saryono Donny Anggoro Dwi Pranoto Echa Panrita Lopi Eddi Koben Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Faizin Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Erlina P. Lestari Erwin Dariyanto Esai Esti Ambirati Evi Idawati Evi Sefiani F. Daus AR F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fandy Hutari Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Faza Bina Al-Alim Felix K. Nesi Ferdian Ananda Majni Fian Firatmaja Gampang Prawoto Gema Erika Nugroho Goenawan Mohamad Gola Gong Gombloh Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Gus Noy H.B. Jassin Hairus Salim Hamka Hamsad Rangkuti Hari Murti Haris Firdaus Harry Aveling Hasan Aspahani Hasif Amini HE. Benyamine Hendri Yetus Siswono Herman Syahara Hermien Y. Kleden Holy Adib Huda S Noor Hudan Hidayat Hudan Nur Humam S Chudori Husni Hamisi I G.G. Maha Adi Iberamsyah Barbary Ida Fitri Idealisa Masyrafina Idrus Ignas Kleden Ikarisma Kusmalina Ike Ayuwandari Ilham Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indria Pamuhapsari Indrian Koto Irfan Sholeh Fauzi Isbedy Stiawan Z.S. J.J. Kusni Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jakob Oetama Jalaluddin Rakhmat Jansen H. Sinamo Joni Ariadinata K.H. Bisri Syansuri K.H. M. Najib Muhammad Kahfi Ananda Giatama Kahfie Nazaruddin Kho Ping Hoo Kika Dhersy Putri Kitab Para Malaikat Kritik Sastra Kucing Oren Kunni Masrohanti Kuswinarto L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Tolstoy Leon Agusta Lesbumi Yogyakarta Lily Yulianti Farid Linda Christanty Linda Sarmili Lukisan Lutfi Mardiansyah Luwu Utara M. Aan Mansyur M. Faizi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M.D. Atmaja M’Shoe Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majene Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mamasa Mamuju Mardi Luhung Marhalim Zaini Maroeli Simbolon Martin Aleida Masamba Mashuri Media KAMA_PO Melani Budianta Mihar Harahap Misbahus Surur Mochtar Lubis Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Afifi Mohammad Yamin Much. Khoiri Muhammad Fauzi Muhammad Muhibbuddin Muhammad Ridwan Muhammad Subarkah Muhammad Walidin Muhammad Yasir Muhyiddin Mukhsin Amar Munawir Aziz Musa Ismail Mustamin Almandary N Teguh Prasetyo Nadine Gordimer Nara Ahirullah Nelson Alwi Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Nugroho Sukmanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Asyhadie Nurul Komariyah Ocehan Onghokham Otto Sukatno CR Pamela Allen Pameran Parakitri T. Simbolon Pelukis Pendidikan Penggalangan Dana Peta Provinsi Sulawesi Barat Polewali Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Salafiyah Karossa Pramoedya Ananta Toer Pramuka Prasetyo Agung Pringadi AS Pringgo HR Priska Prosa Pudyo Saptono Puisi Puput Amiranti N Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R Sutandya Yudha Khaidar R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Ragdi F. Daye Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ratnani Latifah Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Riadi Ngasiran Rian Harahap Ribut Wijoto Rida K Liamsi Riki Fernando Rofiqi Hasan Ronny Agustinus Rozi Kembara Rusydi Zamzami Rx King Motor S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Safar Nurhan Saini K.M. Sajak Salman Rusydie Anwar Salman S Yoga Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Sapto Hoedojo Sasti Gotama Sastra Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Seni Rupa Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirajudin Siswoyo Sitok Srengenge Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Sosiawan Leak Sukitman Sulawesi Selatan Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suriali Andi Kustomo Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Syamsudin Noer Moenadi Syihabuddin Qalyubi Syu’bah Asa Tari Bamba Manurung Tari Bulu Londong Tari Ma’Bundu Tari Mappande Banua Tari Patuddu Tari Salabose Daeng Poralle Tari Sayyang Pattuqduq Tari Toerang Batu Tata Chacha Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teddi Muhtadin Teguh Setiawan Pinang Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tito Sianipar Tjahjono Widijanto Toeti Heraty Tosiani Tri Wahono Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Usman Arrumy UU Hamidy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wan Anwar Wawancara Wayan Sunarta Welly Kuswanto Wicaksono Wicaksono Adi Wilson Nadeak Wisata Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yopie Setia Umbara Yosephine Maryati Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yurnaldi Zamakhsyari Abrar