Monday, August 30, 2021

Budi Darma dan Tiga Anak Jembel: Sebuah Obituari

Eka Kurniawan *
Jawa Pos, 22 Agu 2021
 
Budi Darma merupakan satu di antara sedikit penulis langka. Ketika kita sering mendengar banyak keluhan tentang kenapa segala ihwal Indonesia ditulis para penulis asing, dalam hal ini ”Barat”, bahwa Indonesia (atau bahkan Asia) harus menulis dirinya sendiri, Budi Darma melompat lebih jauh.
 
Si anak dari negeri antah-berantah, yang dalam percaturan peta kesusastraan dunia di pinggiran pun jarang tercatat, menulis manusia-manusia asing di negeri asing. Tak sekadar asing, tetapi negeri dunia pertama, bahkan sering dianggap pusat dunia secara politik, ekonomi, termasuk kesusastraan. Terutama melalui dua karya pentingnya, Olenka dan Orang-Orang Bloomington.
 
Tentu saja Amerika dan negeri-negeri dunia pertama sudah sering ditulis, sebagian besar oleh mereka sendiri. Amerika bahkan bisa menyusun sejenis peta. Negara-negara bagian diganti dengan nama-nama novel atau cerita pendek yang latarnya menggantikan tempat-tempat tersebut. Kota-kotanya juga bisa diganti dengan nama-nama fiktif dari kisah yang pernah hidup di kota itu.
 
Memang, siapa yang akan peduli jika seorang penulis dari negeri jauh bernama Indonesia menulis tentang orang-orang di sebuah kota bernama Bloomington? Namun, Budi Darma, yang pada era 70-an bahkan untuk ukuran Indonesia namanya masih samar (dia menulis beberapa cerita dan esai sebelumnya, sementara kumpulan cerpen Orang-Orang Bloomington terbit pada 1981), melakukannya.
 
Dia lahir di Rembang, 25 April 1937. Di luar posisinya sebagai salah seorang penulis penting negeri ini, hidupnya lebih banyak dihabiskan di dunia akademik sebagai dosen. Di pagi 21 Agustus 2021, ketika dunia masih dilanda kemurungan akibat pandemi yang tak juga menampakkan horizonnya, dia meninggalkan kita semua.
 
Kabar menyedihkan kepergiannya tiba sesungguhnya tak lama setelah bukunya, Orang-Orang Bloomington, diumumkan segera terbit dalam edisi terjemahan Inggris tahun depan. Yakni, oleh imprint yang sangat besar dengan distribusi luas, Penguin Classics. Artinya, kisah-kisah manusia Bloomington yang ditulis si orang Indonesia akan lebih mudah dibaca dunia. Termasuk akhirnya oleh orang-orang di Bloomington.
 
Kita lebih sering mendengar kabar kematian akhir-akhir ini. Kerabat, tetangga, teman dekat, dan tokoh-tokoh besar. Di tengah pandemi yang tak kenal ampun, kita semua adalah tiga anak jembel. Ya, saya tiba-tiba teringat dengan tiga anak jembel itu, yang mula-mula hadir di pembukaan salah satu novelnya.
 
Jika membaca Olenka, kita akan sadar Budi Darma tak hanya menulis semesta kecil asing bernama Apartemen Tulip Tree (yang juga tempat tinggalnya saat menjadi mahasiswa), tetapi juga mencatat, mengorek-ngorek, dan menempel kesusastraan mereka. Persis seperti yang dilakukan Wayne Danton, tokohnya, dengan kata-kata.
 
Bahkan, nama Olenka, sebagaimana pengakuannya, dicomot dari tokoh ciptaan Chekhov dari cerita pendek berjudul The Darling. Seperti yang dilakukan Danton dengan kisah istrinya yang merombak satu cerita menjadi kisah fiktif lainnya, Budi Darma merombak Olenka milik Chekhov menjadi miliknya.
 
Kalau membaca dengan cermat, termasuk esai-esainya, kita tak bisa menampik bahwa Budi Darma merupakan seorang pembaca dunia. Namun, pada saat yang sama, dia tak melulu bicara tentang dunia yang demikian luas, apalagi secara khusus hendak memperkenalkan kehidupan negeri asing. Jika kita mencoba lebih cermat lagi, kenyataannya dia bicara tentang manusia.
 
Manusia dalam karya-karyanya seperti Olenka yang dipajang di dinding, atau di atas lemari, atau dihamparkan di meja makan. Manusia merupakan sejenis peta. Yang paling menarik darinya adalah bagaimana dia membaca peta bernama manusia itu.
 
Dia membaca manusia seperti seorang pelamun. Tindak tanduk mereka tak hanya dilihatnya sebagai gerak badan, tetapi bisa menyeretnya mengembara ke novel D.H. Lawrence atau puisi T.S. Eliot. Melemparkannya ke waktu saat balon melintas di langit kota.
 
Manusia dan kesusastraan, jika saya boleh dengan liar menafsirkan karya-karyanya, bagi Budi Darma, merupakan ”tiga anak jembel”. Dia ada untuk menyeret kita ke segala hal, dia hadir untuk meletupkan beragam persoalan, membongkar khayalan, nafsu berahi, ambisi manusia. Kekuatan-kekuatannya, juga ketololan-ketololannya.
 
Coba kita pikirkan, betapa pentingnya posisi tiga anak jembel dalam Olenka, tetapi sekaligus tidak penting. Seperti pengakuannya, novel itu tak akan pernah lahir tanpa pengalaman melihat tiga anak dekil naik lift, dan persis itu pula yang dituliskannya. Pada saat yang sama, novel itu tak bercerita tentang mereka, kecuali sekelebat saja.
 
Seperti tiga anak jembel, salah seorang maestro kesusastraan kita ini telah menunaikan tugas kehidupannya. Delapan puluh empat tahun hidupnya, dalam ukuran peradaban manusia, bisa jadi bahkan lebih sekelebat dari kehadiran tiga bocah di lift apartemen. Namun, saya percaya, dia akan menyeret kita, sebagian seperti digresi di Olenka, ke berbagai hal. Baik sebagai pribadi yang selalu hangat maupun melalui karya-karyanya.
 
Selamat jalan, Pak. Tekan tombol lift bersama tiga bocah rekaanmu dan terbang ke langit yang penuh kemungkinan.

*) EKA KURNIAWAN, Penulis dan novelis,nomine The Man Booker International Prize 2016. http://sastra-indonesia.com/2021/08/budi-darma-dan-tiga-anak-jembel-sebuah-obituari/

No comments:

Post a Comment

A. Anzieb A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rifqi Hidayat A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.J. Susmana A.S. Laksana A'yat Khalili Abdul Hadi WM Abdul Hopid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Agus Dermawan T. Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sunyoto Agus Wibowo Agusri Junaidi Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Muchlish Amrin Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akhudiat Ali Audah Alim Bakhtiar Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Hamzah Ana Mustamin Andhika Mappasomba Andi Achdian Andrenaline Katarsis Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anwar Holid Aprinus Salam Arafat Nur Ardy Kresna Crenata Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Wibowo Arman A.Z. Arsyad Indradi Aryadi Mellas Aryo Bhawono Asap Studio Asarpin Asep Rahmat Hidayat Asep Sambodja Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif B Kunto Wibisono Badaruddin Amir Balada Bambang Kempling Bambang Soebendo Banjir Bandang Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Boy Mihaballo Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerbung Cerpen Chairil Gibran Ramadhan D. Zawawi Imron D.N. Aidit Daisy Priyanti Dandy Bayu Bramasta Daniel Dhakidae Dareen Tatour Dea Anugrah Dedy Sufriadi Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desti Fatin Fauziyyah Dewi Sartika Dhanu Priyo Prabowo Dharmadi Diah Budiana Dian Hartati Didin Tulus Djoko Pitono Djoko Saryono Donny Anggoro Dwi Pranoto Echa Panrita Lopi Eddi Koben Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Faizin Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Erlina P. Lestari Erwin Dariyanto Esai Esti Ambirati Evi Idawati Evi Sefiani F. Daus AR F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fandy Hutari Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Faza Bina Al-Alim Felix K. Nesi Ferdian Ananda Majni Fian Firatmaja Gampang Prawoto Gema Erika Nugroho Goenawan Mohamad Gola Gong Gombloh Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Gus Noy H.B. Jassin Hairus Salim Hamka Hamsad Rangkuti Hari Murti Haris Firdaus Harry Aveling Hasan Aspahani Hasif Amini HE. Benyamine Hendri Yetus Siswono Herman Syahara Hermien Y. Kleden Holy Adib Huda S Noor Hudan Hidayat Hudan Nur Humam S Chudori Husni Hamisi I G.G. Maha Adi Iberamsyah Barbary Ida Fitri Idealisa Masyrafina Idrus Ignas Kleden Ikarisma Kusmalina Ike Ayuwandari Ilham Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indria Pamuhapsari Indrian Koto Irfan Sholeh Fauzi Isbedy Stiawan Z.S. J.J. Kusni Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jakob Oetama Jalaluddin Rakhmat Jansen H. Sinamo Joni Ariadinata K.H. Bisri Syansuri K.H. M. Najib Muhammad Kahfi Ananda Giatama Kahfie Nazaruddin Kho Ping Hoo Kika Dhersy Putri Kitab Para Malaikat Kritik Sastra Kucing Oren Kunni Masrohanti Kuswinarto L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Tolstoy Leon Agusta Lesbumi Yogyakarta Lily Yulianti Farid Linda Christanty Linda Sarmili Lukisan Lutfi Mardiansyah Luwu Utara M. Aan Mansyur M. Faizi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M.D. Atmaja M’Shoe Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majene Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mamasa Mamuju Mardi Luhung Marhalim Zaini Maroeli Simbolon Martin Aleida Masamba Mashuri Media KAMA_PO Melani Budianta Mihar Harahap Misbahus Surur Mochtar Lubis Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Afifi Mohammad Yamin Much. Khoiri Muhammad Fauzi Muhammad Muhibbuddin Muhammad Ridwan Muhammad Subarkah Muhammad Walidin Muhammad Yasir Muhyiddin Mukhsin Amar Munawir Aziz Musa Ismail Mustamin Almandary N Teguh Prasetyo Nadine Gordimer Nara Ahirullah Nelson Alwi Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Nugroho Sukmanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Asyhadie Nurul Komariyah Ocehan Onghokham Otto Sukatno CR Pamela Allen Pameran Parakitri T. Simbolon Pelukis Pendidikan Penggalangan Dana Peta Provinsi Sulawesi Barat Polewali Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Salafiyah Karossa Pramoedya Ananta Toer Pramuka Prasetyo Agung Pringadi AS Pringgo HR Priska Prosa Pudyo Saptono Puisi Puput Amiranti N Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R Sutandya Yudha Khaidar R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Ragdi F. Daye Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ratnani Latifah Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Riadi Ngasiran Rian Harahap Ribut Wijoto Rida K Liamsi Riki Fernando Rofiqi Hasan Ronny Agustinus Rozi Kembara Rusydi Zamzami Rx King Motor S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Safar Nurhan Saini K.M. Sajak Salman Rusydie Anwar Salman S Yoga Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Sapto Hoedojo Sasti Gotama Sastra Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Seni Rupa Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirajudin Siswoyo Sitok Srengenge Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Sosiawan Leak Sukitman Sulawesi Selatan Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suriali Andi Kustomo Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Syamsudin Noer Moenadi Syihabuddin Qalyubi Syu’bah Asa Tari Bamba Manurung Tari Bulu Londong Tari Ma’Bundu Tari Mappande Banua Tari Patuddu Tari Salabose Daeng Poralle Tari Sayyang Pattuqduq Tari Toerang Batu Tata Chacha Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teddi Muhtadin Teguh Setiawan Pinang Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tito Sianipar Tjahjono Widijanto Toeti Heraty Tosiani Tri Wahono Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Usman Arrumy UU Hamidy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wan Anwar Wawancara Wayan Sunarta Welly Kuswanto Wicaksono Wicaksono Adi Wilson Nadeak Wisata Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yopie Setia Umbara Yosephine Maryati Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yurnaldi Zamakhsyari Abrar