Thursday, May 6, 2021

Cemong, Membongkar Ketimpangan Realita Hidup Lewat Cerita

Judul : Cemong

Penulis : Ida Fitri
Penerbit : Basabasi
Cetakan I : September 2017
Tebal : 184 halaman
ISBN : 978-602-61246-2-3
Peresensi : Ratnani Latifah *
harianbhirawa.co.id, 23/11/2017
 
Meski kita kerap kali membaca berbagai cerpen dengan tema-tema yang hampir serupa, namun pada kenyataannya kita tidak pernah bosan dengan sajian cerpen yang hadir setiap pekan di berbagai media. Kita tetap haus dengan kisah-kisah menarik yang disajikan dari berbagai latar dan pendidikan penulis. Karena setiap penulis memiliki sisi unik tersendiri dalam mengemas sebuah cerita. Hal itulah yang membuat perbukuan kumpulan cerpen tetap tumbuh dan berkembang.
 
Berbagai penerbit masih menerbitkan kumpulan cerpen yang kebanyakannya pun sudah pernah tersiar di berbagai media. Dan realitas di pasar buku-buku tersebut tetap diterima para pembaca dengan baik. Misalnya saja “Cemong” karya Ida Fitri, penulis asal Aceh, yang diterbitkan di Basabasi. Terdiri dari 22 cerpen, buku ini mencoba membongkar ketimpangan yang kerap kali terjadi dalam realitas masyarakat kita.
 
Misalnya saja cerpen berjudul “Lelakiku Tertawaan Gunung”. Di mana cerpen ini mengisahkan tentang Cut Meulu yang tidak pernah berhenti menunggu dan setia kepada sang suami-Yid Ahmad yang mengabdi sebagai guru di kaki gunung. Detik demi detik waktu dia gunakan untuk menyiapkan makanan kesukaan sang suami. Dia memasak sayur Plik U-sayuran yang terbuat dari kelapa busuk yang diambil minyaknya dan dikeringkan, di mana proses pembuatannya hampir memakan waktu seminggu (hal 21).
 
Selain itu Cut Meulu juga harus menyiapkan ikan asin, salah satu menu favorit lain suaminya. Mungkin saja sewaktu-waktu suaminya akan pulang dan ingin makan. Namun malangnya setiap kali selesai memasak, dia menyadari suaminya tidak kunjung kembali. Hingga akhirnya masakan itu berakhir untuk dibagi-bagikan kepada tetangga.
 
Kejadian itu terus terjadi hingga akhirnya membuat Cut Meulu pasrah. Dia meyakini cinta pasti akan menemukan jalannya. Namun di suatu siang yang panas, dia mendapati sebuah kabar yang sungguh menyayat hatinya. Dikhianati dan diduakan? Itukah balasan dari kesetiannya?
 
Cerpen ini ditutup dengan ending yang tidak terduga, tanpa meninggalkan kesan kesedihan yang menyakitkan bagi tokoh juga pembaca sendiri. Kisah ini seolah menjawab realitas yang memang kerap terjadi dalam masyarakat. Di mana seorang pria tidak bisa lepas dari perempuan dan kesepian. Hal itulah yang pada akhirnya memicu terjadinya perselingkuhan, ketika jarak menjadi pemisah sepasang suami-istri.
 
Selain itu ada pula cerpen berjudul “Kota Tanpa Kenangan”. Bercerita tentang sebuah daerah yang tiba-tiba jadi asing bagi semua orang. Sam memutuskan mengunjungi tanah kelahirannya-Jentaka. Dia sudah tidak sabar bercumbu dengan masa lalu. Menikmati keindahan desa, bertemu teman dan sauadara. Nanun ketika dia akhirnya sampai di tempat itu, Sam hanya melihat kesedihan yang membingungkan (hal 27).
 
Sam mendapati kabar yang menyatakan kalau warga mulai hilang ingat. Itulah yang melatar belakangi berbagai pemandangan yang membuaat Sam bingung. Seperti saat melihat seorang ibu yang meninggalkan anaknya. Dan anehnya perlahan-lahan memori yang dia miliki pun mulai menghilang. Dia lupa alasan pergi ke Jentaka.
 
Dalam cerpen ini, kita diperlihatkan tentang realitas hidup, yang menunjukkan bahwa orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi dan uang banyak, selalu menghalalkan segala cara untuk melindungi diri dari perbuatan jahat yang dia miliki. Baik itu dengan menyuap atau memakai perantara orang pintar.
 
Tidak kalah menarik adalah cerpen berjudul “Kematian Seekor Tikus”. Cerpen ini adalah contoh nyata bagaimana pola hukum di Indonesia berjalan. Bagaimana hukum yang berusaha menutupi kejahatan karena bantuan orang dalam yang memiliki pangkat kuat. Namun uniknya cerpen ini, penulis memberikan kejutan menarik di akhir cerita.
 
Selain beberapa cerpen itu, masih ada pula cerpen lain yang juga sangat menarik. Seperti Seraut Wajah Berbingkai Pohon, Mamawa Ya Tambora, Bukan Sulaiman, Buntalan Mikail, Kanibal Linge dan banyak lagi. Dipaparakan dengan gaya bahasa yang mudah dipahami dan tidak berat, membuat buku ini sangat asyik untuk dinikmati. Keunggulan lainnya adalah bagaimana penulis memilih judul-judul yang menarik dan pembukaan alenia yang membuat kita penasaran untuk menuntaskan kisah sampai akhir.
 
Hanya saja dalam buku ini ada ketidakkonsistenan dalam memberikan catatan kaki di akhir setiap cerpen. Begitu pula dalam pemberian catatan kaki tentang bahasa daerah yang menurut saya kurang jelas dalam penulisannya. Namun lepas dari kekurangannya, rasa lokalitas dalam buku ini menjadi nilai tambah yang menarik.
***
 
*) Ratnani Latifah, alumni Universitas Islam Nahdlatu Ulama, Jepara.

http://sastra-indonesia.com/2021/05/cemong-membongkar-ketimpangan-realita-hidup-lewat-cerita/

No comments:

Post a Comment

A. Anzieb A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rifqi Hidayat A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.J. Susmana A.S. Laksana A'yat Khalili Abdul Hadi WM Abdul Hopid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Agus Dermawan T. Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sunyoto Agus Wibowo Agusri Junaidi Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Muchlish Amrin Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akhudiat Ali Audah Alim Bakhtiar Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Hamzah Ana Mustamin Andhika Mappasomba Andi Achdian Andrenaline Katarsis Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anwar Holid Aprinus Salam Arafat Nur Ardy Kresna Crenata Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Wibowo Arman A.Z. Arsyad Indradi Aryadi Mellas Aryo Bhawono Asap Studio Asarpin Asep Rahmat Hidayat Asep Sambodja Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif B Kunto Wibisono Badaruddin Amir Balada Bambang Kempling Bambang Soebendo Banjir Bandang Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Boy Mihaballo Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerbung Cerpen Chairil Gibran Ramadhan D. Zawawi Imron D.N. Aidit Daisy Priyanti Dandy Bayu Bramasta Daniel Dhakidae Dareen Tatour Dea Anugrah Dedy Sufriadi Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desti Fatin Fauziyyah Dewi Sartika Dhanu Priyo Prabowo Dharmadi Diah Budiana Dian Hartati Didin Tulus Djoko Pitono Djoko Saryono Donny Anggoro Dwi Pranoto Echa Panrita Lopi Eddi Koben Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Faizin Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Erlina P. Lestari Erwin Dariyanto Esai Esti Ambirati Evi Idawati Evi Sefiani F. Daus AR F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fandy Hutari Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Faza Bina Al-Alim Felix K. Nesi Ferdian Ananda Majni Fian Firatmaja Gampang Prawoto Gema Erika Nugroho Goenawan Mohamad Gola Gong Gombloh Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Gus Noy H.B. Jassin Hairus Salim Hamka Hamsad Rangkuti Hari Murti Haris Firdaus Harry Aveling Hasan Aspahani Hasif Amini HE. Benyamine Hendri Yetus Siswono Herman Syahara Hermien Y. Kleden Holy Adib Huda S Noor Hudan Hidayat Hudan Nur Humam S Chudori Husni Hamisi I G.G. Maha Adi Iberamsyah Barbary Ida Fitri Idealisa Masyrafina Idrus Ignas Kleden Ikarisma Kusmalina Ike Ayuwandari Ilham Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indria Pamuhapsari Indrian Koto Irfan Sholeh Fauzi Isbedy Stiawan Z.S. J.J. Kusni Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jakob Oetama Jalaluddin Rakhmat Jansen H. Sinamo Joni Ariadinata K.H. Bisri Syansuri K.H. M. Najib Muhammad Kahfi Ananda Giatama Kahfie Nazaruddin Kho Ping Hoo Kika Dhersy Putri Kitab Para Malaikat Kritik Sastra Kucing Oren Kunni Masrohanti Kuswinarto L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Tolstoy Leon Agusta Lesbumi Yogyakarta Lily Yulianti Farid Linda Christanty Linda Sarmili Lukisan Lutfi Mardiansyah Luwu Utara M. Aan Mansyur M. Faizi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M.D. Atmaja M’Shoe Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majene Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mamasa Mamuju Mardi Luhung Marhalim Zaini Maroeli Simbolon Martin Aleida Masamba Mashuri Media KAMA_PO Melani Budianta Mihar Harahap Misbahus Surur Mochtar Lubis Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Afifi Mohammad Yamin Much. Khoiri Muhammad Fauzi Muhammad Muhibbuddin Muhammad Ridwan Muhammad Subarkah Muhammad Walidin Muhammad Yasir Muhyiddin Mukhsin Amar Munawir Aziz Musa Ismail Mustamin Almandary N Teguh Prasetyo Nadine Gordimer Nara Ahirullah Nelson Alwi Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Nugroho Sukmanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Asyhadie Nurul Komariyah Ocehan Onghokham Otto Sukatno CR Pamela Allen Pameran Parakitri T. Simbolon Pelukis Pendidikan Penggalangan Dana Peta Provinsi Sulawesi Barat Polewali Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Salafiyah Karossa Pramoedya Ananta Toer Pramuka Prasetyo Agung Pringadi AS Pringgo HR Priska Prosa Pudyo Saptono Puisi Puput Amiranti N Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R Sutandya Yudha Khaidar R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Ragdi F. Daye Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ratnani Latifah Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Riadi Ngasiran Rian Harahap Ribut Wijoto Rida K Liamsi Riki Fernando Rofiqi Hasan Ronny Agustinus Rozi Kembara Rusydi Zamzami Rx King Motor S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Safar Nurhan Saini K.M. Sajak Salman Rusydie Anwar Salman S Yoga Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Sapto Hoedojo Sasti Gotama Sastra Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Seni Rupa Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirajudin Siswoyo Sitok Srengenge Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Sosiawan Leak Sukitman Sulawesi Selatan Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suriali Andi Kustomo Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Syamsudin Noer Moenadi Syihabuddin Qalyubi Syu’bah Asa Tari Bamba Manurung Tari Bulu Londong Tari Ma’Bundu Tari Mappande Banua Tari Patuddu Tari Salabose Daeng Poralle Tari Sayyang Pattuqduq Tari Toerang Batu Tata Chacha Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teddi Muhtadin Teguh Setiawan Pinang Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tito Sianipar Tjahjono Widijanto Toeti Heraty Tosiani Tri Wahono Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Usman Arrumy UU Hamidy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wan Anwar Wawancara Wayan Sunarta Welly Kuswanto Wicaksono Wicaksono Adi Wilson Nadeak Wisata Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yopie Setia Umbara Yosephine Maryati Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yurnaldi Zamakhsyari Abrar