Wednesday, July 22, 2020

MANDAR

D. Zawawi Imron
jawapos.com

MENURUT buku Ensiklopedi Indonesia jilid 4, Mandar Sulawesi adalah sejenis burung yang nama latinnya aramidopsis lateni, yang banyak terdapat di pulau Sulawesi. Karena dagingnya kalau dimasak enak rasanya, unggas rawa itu banyak diburu orang sehingga kini sudah sangat langka. Setelah hampir punah, burung itu baru dinyatakan dilindungi.

Burung Mandar memang hampir punah, tapi wilayah dan suku Mandar di Sulawesi tidak akan punah, dan tidak boleh punah. Bukti bahwa tanah Mandar dan suku Mandar tidak boleh punah adalah pemekaran wilayah Mandar yang dulu meliputi Pitu Ulunna Salu (tujuh kerajaan di hulu sungai) dan Pitu Baba'na Binanga (tujuh kerajaan di muara sungai) sekarang menjadi Provinsi Sulawesi Barat.

Kalau kita memperhatikan peta, pulau Sulawesi sepintas mirip kepala manusia yang ikat kepalanya melambai ditiup angina. Pada bagian wajah sampai ke dagu itulah kira-kira wilayah tempat bermukim suku Mandar. Di antara orang Mandar banyak juga yang terkenal, antara lain, penyair Husni Djamaluddin dan penyanyi Cici Paramida. Mantan Rektor Universitas Hasanuddin Prof Dr Basri Hasanuddin juga berasal dari Mandar.

Sebagian orang luar Sulawesi ada yang menyangka orang Mandar adalah orang Bugis yang lain. Tidak. Dari awal sejarah pun mereka memang beda, meskipun berdampingan dan berdekatan. Orang Mandar adalah suku tersendiri dan punya bahasa sendiri. Lagu Mandar punya ciri khas sendiri, sehingga Cak Nun (Emha Ainun Nadjib) pernah mengambil lagu Mandar untuk mendendangkan salawat bersama komunitas musik Kiai Kanjeng-nya.

Ada hal yang menarik tentang bagaimana orang Mandar dulu mendidik kesabaran kepada anak gadisnya. Mereka memberi tugas untuk menenun kain (lipa' sa'be). Menenun yang dimulai dengan benang sehelai demi sehelai merupakan latihan jiwa untuk tekun, sabar, setia, dan ulet. Menurut M. Syariat Tajuddin, ketua Teater Flamboyant Tinambung, di tengah kegiatan tenun-menenun itu, di Pambusuang dulu lahir pendekar hokum bangsa ini: Baharuddin Lopa, yang konon pernah menjadi bupati Mandar dalam usia 24 tahun. Kini, kata Syariat, ''Masyarakat saya dan Anda hampir tidak pernah sadar bahwa menenun lipa' sa'be Mandar adalah sebuah alegori kebudayaan yang sarat dengan pesan nilai.''

Merenungkan itu, saya merasa tak mampu untuk menelusuri jauh ke kedalaman. Sebagai tamu atau turis, saya hanya mampu berenang, tapi tak mampu untuk menyelam lebih jauh ke lubuk jantung kebudayaan Mandar. Bagaimana menenun jiwa, mencermati benang-benang kasih, serta memetik kecapi dalam irama lagu Sayang-sayang Mandar tidak mungkin saya lakukan.

Untung saya tidak menyerah untuk terjebak oleh jalan buntu. Dialog demi dialog terus digelar. Kali ini dialog rasa. Saya menikmati kaset lagu-lagu Mandar tua dalam perjalanan pulang dari Wonomulyo (tempat orang-orang dari Jawa bermukim) menuju Polewali. Ada getar masa lalu yang mengharu-biru. Tiba-tiba senar-senar tali temali kalbu saya ikut berbunyi. Irama yang saya tidak mengerti, tapi terasa akrab, seperti nyanyian desir darah sendiri. Ada keharuan. Alangkah indahnya substansi kemanusiaan. Tiba-tiba masa lalu menjadi dekat, bahkan diam-diam menyatu dengan masa kini. Saya tidak tahu, masa lalukah yang hidup lagi pada jiwa saya, atau saya yang tiba-tiba hidup pada masa lalu? Saya lalu teringat dua baris sajak W.S. Rendra:

Kemarin dan esok Adalah hari ini

Ternyata ada beberapa denyut masa lalu yang tidak bisa mati sampai kini, yang kemudian dirumuskan Chairul Anwar, ''Aku mau hidup seribu tahun lagi.''

Ke tanah Mandar saya merasa minum ''air kehidupan'' yang menyegarkan jiwa. Tidak salah kalau Ridwan Hilal, sahabat saya berkata: ''Sambongi' to Madura mottong di lita' Mandar, Mandar mitu'u'' (Semalam saja orang Madura bermalam di tanah Mandar, telah jadi Mandarlah dia).

Lagu mana saja, yang lahir dari rasa seni yang murni yang bisa dihayati, meskipun bahasanya tidak saya mengerti, tetap bisa saya nikmati. Bahasa etnik lain, kadang serasa sebuah instrumentalia yang penuh alegori, metafora, yang rahasia.
***

No comments:

Post a Comment

A. Anzieb A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rifqi Hidayat A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.J. Susmana A.S. Laksana A'yat Khalili Abdul Hadi WM Abdul Hopid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Agus Dermawan T. Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sunyoto Agus Wibowo Agusri Junaidi Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Muchlish Amrin Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akhudiat Ali Audah Alim Bakhtiar Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Hamzah Ana Mustamin Andhika Mappasomba Andi Achdian Andrenaline Katarsis Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anwar Holid Aprinus Salam Arafat Nur Ardy Kresna Crenata Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Wibowo Arman A.Z. Arsyad Indradi Aryadi Mellas Aryo Bhawono Asap Studio Asarpin Asep Rahmat Hidayat Asep Sambodja Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif B Kunto Wibisono Badaruddin Amir Balada Bambang Kempling Bambang Soebendo Banjir Bandang Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Boy Mihaballo Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerbung Cerpen Chairil Gibran Ramadhan D. Zawawi Imron D.N. Aidit Daisy Priyanti Dandy Bayu Bramasta Daniel Dhakidae Dareen Tatour Dea Anugrah Dedy Sufriadi Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desti Fatin Fauziyyah Dewi Sartika Dhanu Priyo Prabowo Dharmadi Diah Budiana Dian Hartati Didin Tulus Djoko Pitono Djoko Saryono Donny Anggoro Dwi Pranoto Echa Panrita Lopi Eddi Koben Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Faizin Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Erlina P. Lestari Erwin Dariyanto Esai Esti Ambirati Evi Idawati Evi Sefiani F. Daus AR F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fandy Hutari Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Faza Bina Al-Alim Felix K. Nesi Ferdian Ananda Majni Fian Firatmaja Gampang Prawoto Gema Erika Nugroho Goenawan Mohamad Gola Gong Gombloh Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Gus Noy H.B. Jassin Hairus Salim Hamka Hamsad Rangkuti Hari Murti Haris Firdaus Harry Aveling Hasan Aspahani Hasif Amini HE. Benyamine Hendri Yetus Siswono Herman Syahara Hermien Y. Kleden Holy Adib Huda S Noor Hudan Hidayat Hudan Nur Humam S Chudori Husni Hamisi I G.G. Maha Adi Iberamsyah Barbary Ida Fitri Idealisa Masyrafina Idrus Ignas Kleden Ikarisma Kusmalina Ike Ayuwandari Ilham Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indria Pamuhapsari Indrian Koto Irfan Sholeh Fauzi Isbedy Stiawan Z.S. J.J. Kusni Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jakob Oetama Jalaluddin Rakhmat Jansen H. Sinamo Joni Ariadinata K.H. Bisri Syansuri K.H. M. Najib Muhammad Kahfi Ananda Giatama Kahfie Nazaruddin Kho Ping Hoo Kika Dhersy Putri Kitab Para Malaikat Kritik Sastra Kucing Oren Kunni Masrohanti Kuswinarto L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Tolstoy Leon Agusta Lesbumi Yogyakarta Lily Yulianti Farid Linda Christanty Linda Sarmili Lukisan Lutfi Mardiansyah Luwu Utara M. Aan Mansyur M. Faizi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M.D. Atmaja M’Shoe Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majene Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mamasa Mamuju Mardi Luhung Marhalim Zaini Maroeli Simbolon Martin Aleida Masamba Mashuri Media KAMA_PO Melani Budianta Mihar Harahap Misbahus Surur Mochtar Lubis Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Afifi Mohammad Yamin Much. Khoiri Muhammad Fauzi Muhammad Muhibbuddin Muhammad Ridwan Muhammad Subarkah Muhammad Walidin Muhammad Yasir Muhyiddin Mukhsin Amar Munawir Aziz Musa Ismail Mustamin Almandary N Teguh Prasetyo Nadine Gordimer Nara Ahirullah Nelson Alwi Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Nugroho Sukmanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Asyhadie Nurul Komariyah Ocehan Onghokham Otto Sukatno CR Pamela Allen Pameran Parakitri T. Simbolon Pelukis Pendidikan Penggalangan Dana Peta Provinsi Sulawesi Barat Polewali Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Salafiyah Karossa Pramoedya Ananta Toer Pramuka Prasetyo Agung Pringadi AS Pringgo HR Priska Prosa Pudyo Saptono Puisi Puput Amiranti N Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R Sutandya Yudha Khaidar R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Ragdi F. Daye Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ratnani Latifah Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Riadi Ngasiran Rian Harahap Ribut Wijoto Rida K Liamsi Riki Fernando Rofiqi Hasan Ronny Agustinus Rozi Kembara Rusydi Zamzami Rx King Motor S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Safar Nurhan Saini K.M. Sajak Salman Rusydie Anwar Salman S Yoga Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Sapto Hoedojo Sasti Gotama Sastra Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Seni Rupa Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirajudin Siswoyo Sitok Srengenge Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Sosiawan Leak Sukitman Sulawesi Selatan Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suriali Andi Kustomo Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Syamsudin Noer Moenadi Syihabuddin Qalyubi Syu’bah Asa Tari Bamba Manurung Tari Bulu Londong Tari Ma’Bundu Tari Mappande Banua Tari Patuddu Tari Salabose Daeng Poralle Tari Sayyang Pattuqduq Tari Toerang Batu Tata Chacha Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teddi Muhtadin Teguh Setiawan Pinang Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tito Sianipar Tjahjono Widijanto Toeti Heraty Tosiani Tri Wahono Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Usman Arrumy UU Hamidy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wan Anwar Wawancara Wayan Sunarta Welly Kuswanto Wicaksono Wicaksono Adi Wilson Nadeak Wisata Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yopie Setia Umbara Yosephine Maryati Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yurnaldi Zamakhsyari Abrar