Wednesday, July 22, 2020

KANG HAWE, BUKU ROESDI DAN POLITIK RAK BUKU

Andrenaline Katarsis

Denting piano mengalun pelan. Dengan terbungkuk-bungkuk aku memasuki ruang kerjanya yang sejuk bermesin pendingin. Di dalam ruang kerjanya, di sebuah Kampus Beken itu, sebuah lukisan besar seorang filsuf menggantung gagah, sebuah nampan berisi macam-macam botol minuman anggur dan minuman ringan. Tentu saja buku-buku tua dan mengkilap berbaris rapi seperti serdadu di rak yang mengkilat.

"Mau whiskey-cola?" pak Dosen Beken itu menawari, "tapi tunggu sebentar ya, saya sedang menyelesaikan lagu ini dulu..."

Dan pak Dosen Beken itu kembali melanjutkan memainkan jari-jarinya di atas tuts-tuts keyboard, yang dilihat dari bentuknya sepertinya harganya mahal. Matanya merem melek menghayati alunan soneta entah Chopin, entah Chaikovsky, entah Beethoven yang dimainkannya itu. Entahlah.

Sementara aku diam termangu. Serba salah. Hanya mataku saja yang terus berkedip-kedip. Sesekali memelorotkan pantat di kursi membetulkan posisi duduk, khawatir aku salah duduk atau mengotori kursi yang empuk itu.

Aduh, di hadapan Dosen Beken itu aku benar-benar merasa menjadi manusia paling bodoh sedunia. Menjadi siput paling kerdil di hadapan seonggok manusia yang dikelilingi kemewahan begini rupa. Tidak nyaman sekali berlama-lama dengan kemewahan-kemewahan macam ini.

Itu dulu, tahun 2005 ketika aku meminta Dosen Beken itu menulis kata pengantar untuk sebuah buku terjemahan yang siap diterbitkan, dan sampai hari ini buku itu tidak pernah diterbitkan.

Dosen asyik dan sederhana

Di rumahnya yang sederhana tapi apik, tidak terlalu jauh dari terminal Ledeng yang bising itu, juga hanya sepelemparan batu jaraknya dari gerai JNE yang terus sibuk mengurusi buntelan-buntelan milik kaum pebisnis daring, doktor Hawe Setiawan itu tinggal.

Baru saja motor matic hitamku memasuki halaman rumahnya, Kang Hawe (begitu biasa aku menyapanya dengan panggilan 'Akang') menyembulkan wajahnya dari balik tirai jendela dan langsung keluar menyambutku dengan sumringah.

Seraya menyodorkan tangannya sambil mangacungkan jempolnya, Kang Hawe melengking nyaring: "Weisss, mantap mang! Hébat!" (Doktor Hawe biasa menyapa saya dengan panggilan 'Mang'). Kami berdua lalu tertawa girang.

Aku pun dipersilahkannya masuk ke sebuah paviliun. Ruangan itu meski tidak terlampau luas tapi istimewa. Rak-rak buku menyundul langit-langit, buku-buku bertubuh lusuh dan beberapa yang masih tersegel sampul plastik menumpuk di sudut seperti berteriak minta jatah tempat di atas rak yang memang sudah sesak itu.

Demi melihat rak buku Kang Hawe, aku jadi teringat filsuf muslim, Ziauddin Sardar, yang mewasiatkan tentang bagaimana menyusun buku di rak. Rak paling atas itu harus diisi Alquran, rak berikutnya diisi kitab-kitab hadist dan tafsir, rak berikutnya kitab-kitab yang ditulis para ulama, dan seterusnya, dan seterusnya. Dan di rak buku Kang Hawe aku melihat Alquran, buku-buku hadist dan tafsir ada di rak paling atas, sementara di rak lain rupa-rupa buku berdesakan tumplek plek tidak tersusun secara kategori. Ah, sepertinya Kang Hawe ini pengikut mazhab Sardarian juga, batinku.

Aku duduk selonjoran di atas karpet sesuka-sukaku, kadang duduk bersila. Sementara mataku nyalang melihat-lihat buku. Asyik sekali. Aku lalu disuguhi sesisir pisang yang matang dan tampak menggiurkan karena siang itu aku sedang lapar. Kang Hawe juga yang membuatkan kopi tubruk, menggiling sendiri biji-biji kopi dengan mesin penggiling.

"Sok mang, bisi rék ngabako..." sekotak tembakau dan asbak disodorkannya padaku. Disulutnya sebatang udud kretek. Ah, nikmat betul.

Aih, sungguh rock 'n roll juga pak dosen Seni Rupa dan Sastra Unpas ini. Sejatinya suasana sederhana inilah yang membebaskanku dari jerat dikotomis 'atas - bawah' yang membekap. Tak perlu sungkan karena sejatinya Kang Hawe adalah sosok sederhana dan rendah hati. Santai.

Dan kami pun ngalor-ngidul soal buku Roesdi Jeung Misnem. Tak terkira gembiranya Kang Hawe, sebab buku Roesdi Jeung Misnem yang terbit seabad lampau itulah, yang membuat tesis Hawe Setiawan tentang ilustrasi Roesdi Jeung Misnem diloloskan pada sidang Magister ITB.

Diselingi Kang Hawe yang sedang berdiskusi zoom webinar, ku golek-golek di karpet. Sambil mengunyah pisang, sambil baca buku, juga sambil kelepus-kelepus udud tentunya. Obrolan tentang ide-ide dan rencana menyusun sebuah buku mesti dihentikan karena gerimis mulai turun, dan aku mesti pamit pulang...
***
03 Juli 2020.
http://sastra-indonesia.com/2020/07/kang-hawe-buku-roesdi-dan-politik-rak-buku/

No comments:

Post a Comment

A. Anzieb A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rifqi Hidayat A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.J. Susmana A.S. Laksana A'yat Khalili Abdul Hadi WM Abdul Hopid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Agus Dermawan T. Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sunyoto Agus Wibowo Agusri Junaidi Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Muchlish Amrin Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akhudiat Ali Audah Alim Bakhtiar Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Hamzah Ana Mustamin Andhika Mappasomba Andi Achdian Andrenaline Katarsis Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anwar Holid Aprinus Salam Arafat Nur Ardy Kresna Crenata Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Wibowo Arman A.Z. Arsyad Indradi Aryadi Mellas Aryo Bhawono Asap Studio Asarpin Asep Rahmat Hidayat Asep Sambodja Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif B Kunto Wibisono Badaruddin Amir Balada Bambang Kempling Bambang Soebendo Banjir Bandang Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Boy Mihaballo Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerbung Cerpen Chairil Gibran Ramadhan D. Zawawi Imron D.N. Aidit Daisy Priyanti Dandy Bayu Bramasta Daniel Dhakidae Dareen Tatour Dea Anugrah Dedy Sufriadi Dedy Tri Riyadi Deni Ahmad Fajar Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Desti Fatin Fauziyyah Dewi Sartika Dhanu Priyo Prabowo Dharmadi Diah Budiana Dian Hartati Didin Tulus Djoko Pitono Djoko Saryono Donny Anggoro Dwi Pranoto Echa Panrita Lopi Eddi Koben Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Faizin Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Erlina P. Lestari Erwin Dariyanto Esai Esti Ambirati Evi Idawati Evi Sefiani F. Daus AR F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fandy Hutari Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Faza Bina Al-Alim Felix K. Nesi Ferdian Ananda Majni Fian Firatmaja Gampang Prawoto Gema Erika Nugroho Goenawan Mohamad Gola Gong Gombloh Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunawan Maryanto Gus Noy H.B. Jassin Hairus Salim Hamka Hamsad Rangkuti Hari Murti Haris Firdaus Harry Aveling Hasan Aspahani Hasif Amini HE. Benyamine Hendri Yetus Siswono Herman Syahara Hermien Y. Kleden Holy Adib Huda S Noor Hudan Hidayat Hudan Nur Humam S Chudori Husni Hamisi I G.G. Maha Adi Iberamsyah Barbary Ida Fitri Idealisa Masyrafina Idrus Ignas Kleden Ikarisma Kusmalina Ike Ayuwandari Ilham Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhayat Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indria Pamuhapsari Indrian Koto Irfan Sholeh Fauzi Isbedy Stiawan Z.S. J.J. Kusni Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jakob Oetama Jalaluddin Rakhmat Jansen H. Sinamo Joni Ariadinata K.H. Bisri Syansuri K.H. M. Najib Muhammad Kahfi Ananda Giatama Kahfie Nazaruddin Kho Ping Hoo Kika Dhersy Putri Kitab Para Malaikat Kritik Sastra Kucing Oren Kunni Masrohanti Kuswinarto L.K. Ara Lagu Laksmi Shitaresmi Lan Fang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Leo Tolstoy Leon Agusta Lesbumi Yogyakarta Lily Yulianti Farid Linda Christanty Linda Sarmili Lukisan Lutfi Mardiansyah Luwu Utara M. Aan Mansyur M. Faizi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M.D. Atmaja M’Shoe Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majene Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mamasa Mamuju Mardi Luhung Marhalim Zaini Maroeli Simbolon Martin Aleida Masamba Mashuri Media KAMA_PO Melani Budianta Mihar Harahap Misbahus Surur Mochtar Lubis Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Afifi Mohammad Yamin Much. Khoiri Muhammad Fauzi Muhammad Muhibbuddin Muhammad Ridwan Muhammad Subarkah Muhammad Walidin Muhammad Yasir Muhyiddin Mukhsin Amar Munawir Aziz Musa Ismail Mustamin Almandary N Teguh Prasetyo Nadine Gordimer Nara Ahirullah Nelson Alwi Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Nugroho Sukmanto Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Asyhadie Nurul Komariyah Ocehan Onghokham Otto Sukatno CR Pamela Allen Pameran Parakitri T. Simbolon Pelukis Pendidikan Penggalangan Dana Peta Provinsi Sulawesi Barat Polewali Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Salafiyah Karossa Pramoedya Ananta Toer Pramuka Prasetyo Agung Pringadi AS Pringgo HR Priska Prosa Pudyo Saptono Puisi Puput Amiranti N Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R Sutandya Yudha Khaidar R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Ragdi F. Daye Rahmadi Usman Rahmat Sudirman Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ratnani Latifah Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Riadi Ngasiran Rian Harahap Ribut Wijoto Rida K Liamsi Riki Fernando Rofiqi Hasan Ronny Agustinus Rozi Kembara Rusydi Zamzami Rx King Motor S Yoga S. Jai Sabrank Suparno Safar Nurhan Saini K.M. Sajak Salman Rusydie Anwar Salman S Yoga Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Sapto Hoedojo Sasti Gotama Sastra Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Seni Rupa Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirajudin Siswoyo Sitok Srengenge Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sonia Sosiawan Leak Sukitman Sulawesi Selatan Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suriali Andi Kustomo Suryanto Sastroatmodjo Susi Ivvaty Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Syamsudin Noer Moenadi Syihabuddin Qalyubi Syu’bah Asa Tari Bamba Manurung Tari Bulu Londong Tari Ma’Bundu Tari Mappande Banua Tari Patuddu Tari Salabose Daeng Poralle Tari Sayyang Pattuqduq Tari Toerang Batu Tata Chacha Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teddi Muhtadin Teguh Setiawan Pinang Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tito Sianipar Tjahjono Widijanto Toeti Heraty Tosiani Tri Wahono Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Usman Arrumy UU Hamidy Uwell's King Shop Uwell's Setiawan W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wan Anwar Wawancara Wayan Sunarta Welly Kuswanto Wicaksono Wicaksono Adi Wilson Nadeak Wisata Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yopie Setia Umbara Yosephine Maryati Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yurnaldi Zamakhsyari Abrar